"Ciri vimana yang lebih khas mempunyai kemiripan karakteristik penerbangan seperti yang dilaporkan tentang UFO, dan makhluk yang dihubungkan dengan mereka dikatakan memiliki kekuatan yang mirip dengan yang dimiliki oleh wujud yang dianggap berasal dari UFO. Sebuah contoh yang menarik tentang sebuah vimana adalah mesin terbang, yang diperoleh Salva, seorang raja India kuno, dari Maya Danava, seorang penghuni sistem planet yang disebut Talatala." - Richard L. Thompson, Alien Identities.
"Salva yang kejam telah menaiki Saubha kereta yang dapat pergi ke mana saja, dan dari sana dia membunuh banyak pemuda Vrishni yang berani dan menghancurkan semua taman-taman kota dengan jahat." - Mahabharata. "Mahabharata, sebuah puisi yang sangat panjang dan rumit, mencapai bentuknya yang sekarang pada abad kedua setelah masehi." - Reader's Digest Mysteries of the Unexplained.
"Sangat nyata bahwa Salva meminta sebuah pesawat yang tidak dapat dimusnahkan oleh Deva, Asura, Gandharva, Uraga, atau Raksasa. Semua bangsa yang kuat dari makhluk-makhluk yang menyerupai manusia inilah yang giat secara terang-terangan di bumi atau di sekelilingnya pada jaman Salva, dan dengan demikian secara alami dia ingin bisa mempertahankan dirinya terhadap mereka. "Pesawat Salva digambarkan sebagai sebuah kota besi, dan dengan demikian pesawat tersebut pasti mempunyai penampilan seperti logam dan lumayan besar… Banyak vimana Vedic digambarkan sebagai kota-kota terbang, dan salah satunya mengingatkan akan 'kapal-induk' yang sangat besar yang kadang-kadang didiskusikan dalam laporan tentang UFO." - Richard L. Thompson, Alien Identities.
"Pesawat udara yang dipakai Salva sangatlah misterius. Pesawat itu begitu luar biasa sehingga kadang-kadang banyak pesawat udara tampak berada di langit, dan kadang-kadang tidak ada yang nampak. Kadang-kadang pesawat itu kelihatan dan kadang-kadang tidak kelihatan, dan prajurit dinasti Yadu dipusingkan mengenai keberadaan pesawat yang aneh itu. Kadang-kadang mereka melihat pesawat udara itu di atas tanah, kadang-kadang terbang di angkasa, kadang-kadang beristirahat di puncak sebuah bukit dan kadang-kadang mengapung di air. Pesawat udara yang menakjubkan itu terbang di angkasa seperti puntung berapi yang berputar - tidak stabil walau untuk sekejab." - Bhaktivedanta, Swami Prabhupada, Krsna.
Ada penjelasan dari pahlawan Krishna yang memberi kesan tentang senjata-senjata yang lebih canggih. Ketika dia di langit mengejar Salva: "Saubha-nya menggantung di langit pada jarak 3 mil … Dia melempari aku dengan roket, peluru-peluru, tombak, paku-paku panjang, kapak-kapak perang, lembing bermata tiga, tanpa henti … Langit … terlihat seperti berisi seratus matahari, seratus bulan … dan sejuta bintang. Tidak dapat ditentukan siang atau malam hari, ataupun arah-arah kompas." - Mahabharata.
Kemudian, ketika Saubha menjadi tidak terlihat, Krishna menceritakan: "Saya cepat-cepat menggunakan sebuah panah, yang membunuh dengan melacak suara, untuk membunuh mereka … Semua Danava [prajurit-prajurit dalam pasukan Salva] yang sebelumnya berteriak-teriak terbaring mati, terbunuh oleh anak-anak panah yang dipicu oleh suara dan yang bersinar terang seperti matahari." - Mahabharata.
"Tetapi Saubha sendiri lolos dari serangan itu, dan akhirnya Krishna melemparkan 'senjata api kesukaannya' kepadanya, sebuah cakram yang mempunyai bentuk 'matahari yang dikelilingi cahaya'. Terbelah dua karena tubrukan tersebut, kota udara itu jatuh. "Salva sendiri terbunuh, dan dengan kematiannya episode Mahabharata ini berakhir." - Reader's Digest Mysteries of the Unexplained. Dalam episode lain senjata Agneya yang menakutkan, "sebuah peluru api yang bersinar dan tidak berasap" dilepaskan oleh pahlawan Adwattan. "Anak-anak panah api, seperti hujan yang sangat lebat, diarahkan terus menerus kepada alam semesta, mengelilingi musuh… Kegelapan yang pekat dengan cepat menyelimuti tentara-tentara Pandava. Semua arah-arah kompas hilang dalam kegelapan. Angin kencang mulai bertiup. Awan-awan meraung di atas, menaburkan debu dan batu kerikil. "Burung-burung menguak dengan gila … semua unsur sepertinya terganggu.
"Sepertinya Mahabharata menjelaskan tentang perang atom! Keterangan-keterangan seperti ini tidak dipisahkan; tetapi perang-perang, yang menggunakan susunan senjata-senjata yang luar biasa dan kendaraan-kendaraan udara adalah biasa dalam semua cerita buku-buku India. Salah satunya bahkan menceritakan sebuah vimana-perang Vailix di Bulan! Bagian di atas menjelaskan dengan sangat akurat seperti apa sebuah ledakan atom dan pengaruh pancaran sinar radioaktif kepada populasi. Melompat ke dalam air adalah satu-satunya pengurangan rasa sakit. "Ketika Kota Rishi di Mohenjodaro digali oleh ahli-ahli purbakala di abad yang lalu, mereka menemukan kerangka-kerangka manusia terbaring di jalan, beberapa di antara mereka saling berpegangan tangan, sepertinya ajal tiba-tiba menyerang mereka. Kerangka-kerangka ini adalah yang paling banyak mengandung radioaktif di antara yang pernah ditemukan, sama dengan yang ditemukan di Hiroshima dan Nagasaki." "Lebih jauh lagi, di Mohenjo-Daro, sebuah kota yang terancang dengan baik dibangun di atas jaringan kabel listrik, dengan sistem saluran air yang lebih baik daripada yang digunakan di Pakistan dan India sekarang, jalan-jalan dikotori dengan 'gumpalan hitam kaca'. Gumpalan-gumpalan kaca ini diketahui sebagai kendi-kendi dari tanah liat yang telah meleleh karena panas yang amat sangat!" - D. Hatcher Childress, "Ancient Indian Aircraft Technology" dalam The Anti-Gravity Handbook.
Ada penjelasan lain tentang senjata seperti itu: "Cuka, terbang di pesawat sebuah vimana berkekuatan besar, melemparkan sebuah proyektil yang diisi dengan segala kekuatan yang ada dalam Alam Semesta kepada tiga kota. Sebuah pilar asap dan api, seterang sepuluh ribu matahari, yang terbit dengan segala kemegahannya… Ketika vimana kembali ke Bumi, pesawat itu kelihatan seperti sebuah balok logam seperti kristal yang indah yang beristirahat di tanah." - Mausola Purva.
Bersambung: Rahasia Vimana: Legenda-legenda Kuno (3)