Belakangan ini
ada beberapa laporan yang diduga adalah UFO diberitakan di media massa.
Tercatat ada dua kasus yang hampir mirip, yakni siswa mengarahkan kamera
ponselnya ke matahari dan merekamnya sebagai video lalu terlihat ada bintik
hitam menyerupai bentuk piring terbang sedang bergerak-gerak di tengah-tengah
matahari. Media kemudian memberitakannya sebagai penampakan UFO di daerah
tersebut.
Kasus pertama
sempat diberitakan sekitar tanggal 4 Juni 2010 di Kendari. Siswa SMP Negeri 9 Kendari waktu itu
memperlihatkan hasil video benda terbang tidak dikenal (UFO) yang kemudian
menjadi pemberitaan hangat disejumlah media termasuk televisi swasta. UFO yang
terlihat dalam rekaman video tersebut menyerupai piring dikelilingi sinar
berwarna pelangi (lihat gambar 1 di bawah ini).
Kasus kedua yang serupa terjadi di Bangka Belitung awal
Februari 2011. Sebuah benda asing di duga UFO terekam kamera HP seorang siswi
SMP N 2 Pemali, kabupaten Bangka, propinsi kepulauan Bangka-Belitung selama
kurang lebih 8 menit 36 detik bernama Mela Sintia ( 14 thn ) sekitar pukul
11.30 WIB di halaman belakang sekolah. Kejadian bermula ketika Mela mencoba
mengabadikan halo matahari ( matahari bercincin pelangi ) menggunakan HP-nya.
Setelah memotret beberapa kali, Mela dikejutkan dengan kemunculan obyek yang
diduga UFO yang bergerak-gerak zig-zag agak cepat dan sesekali menghilang dari
pandangan di area halo matahari tersebut. (lihat gambar 2) Videonya bisa
dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=4k_a1BzeUDk
Sebenarnya apa
yang direkam oleh para pelajar itu bukanlah UFO melainkan sebuah anomali hasil
kamera yang disebut dengan istilah Black Sun Effect (BSE). Black sun effect
adalah bintik hitam yang terlihat pada kamera karena pixel sensor kamera
menerima cahaya terlalu berlebihan sehingga terjadi “pixel inversion”, artinya yabng seharunya terang justru menjadi
gelap. Contoh BSE bisa dilihat di video ini http://www.youtube.com/watch?v=SGwU2LF0VRA
Kamera foto atau video memiliki
sensor di dalamnya yang mengubah cahaya menjadi sinyal elektronik. Jika obyek
yang terpotret sangat terang, maka sensor itu akan mengalami masalah, dan pixel
yang menerima cahaya berlebihan itu menjadi tidak berfungsi dengan baik. Ini
mengakibatkan terbentuknya obyek berupa titik hitam.
Ini
juga menjelaskan mengapa orang yang mengambil gambar atau video, tidak bisa
melihat objek hitam itu dengan mata telanjang. Mereka
beralasan bahwa silau, tapi sebenarnya memang tidak ada. Mereka hanya bisa
melihat obyek itu lewat kamera ponsel. Jika obyek hitam itu adalah sebuah obyek
besar yang sedang terbang di udara, maka pasti mereka juga bisa melihatnya
secara langsung. Justru karena obyek hanya bisa dilihat lewat
kamera ponsel, maka bisa disimpulkan bahwa obyek itu adalah sesuatu yang
berasal dari kamera itu sendiri.
Kemudian, titik hitam pada kamera
itu akan terbentuk di wilayah yang paling terang dari sebuah objek, dalam hal
ini adalah di tengah matahari. Ini juga menjelaskan mengapa objek hitam itu
selalu terlihat berada di tengah matahari, bahkan ketika kamera bergeser-geser.
Abu Mashud dari BETA-UFO juga
pernah melakukan pengujian black sun effect ini dengan memotret matahari dengan
kecerahan berbeda, ada filter kaca mobil 30% dan membandingkan menggunakan 2
kamera berbeda, GStar Q82, CMOS VGA dan SE K850i, CMOS 3MP. Dari kedua jenis
sensor, mestinya sama, tapi dari sisi lensa dan teknologi pembuatannya jelas
berbeda sehingga kualitas kamera juga berbeda dan sangatlah berpengaruh pada
gambar yg dihasilkan. Menurut Abu Mashud, beberapa jenis HP, misalnya Nexian,
type apapun, kalau memotret benda bercahaya terang akan menghasilkan BSE. Memang
itu kerugian pakai HP China, tidak boleh terlalu banyak cahaya, tapi juga tidak
boleh kekurangan cahaya. Kalau kelebihan cahaya, walau dari lampu halogen, akan
muncul BSE, sedangkan kalau kekurangan cahaya, hasil fotonya akan pucat. Tidak
semua kamera akan menghasilkan BSE, misalnya seperti yang di uji oleh Abu
Mashud, kamera JVC GZ-MG750, hasilnya tidak muncul BSE.
Dengan adanya informasi serta hasil
pengujian ini, diharapkan masyarakat atau media akan bisa mengetahui apakah
black sun effect ini dan tidak serta merta dianggap sebagai penampakan fenomena
UFO. Kini semakin banyak orang memiliki ponsel berkamera, tak terkecuali
pelajar sekolah. Kadang mereka melihat fenomena yang menarik di angkasa,
seperti halo matahari dan kemudian memvideonya. Mengarahkan kamera ke matahari
yang bersinar terang bisa merusak kamera tersebut. Atau jika kemudian terjadi
“pixel inversion” maka akan muncul black sun effect ini. Ketidaktahuan akan
menyebabkan orang menduga itu adalah UFO, padahal bukan.
Salam,
Nur agustinus