Kamis, 06 September 2018

Fenomena Alien Abduction

Dikompilasi oleh: BETA-UFO Indonesia
Disampaikan dalam BETA-UFO Monthly Meeting - Surabaya, 18 Mei 2008


Salah satu pembahasan dalam ufologi ialah fenomena alien abduction. Banyak orang mengaku bahwa dirinya mengalami penculikan oleh alien. Alien abduction merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan fenomena penculikan manusia oleh makhluk asing. Ditengarai, tujuan para alien menculik manusia ialah untuk mempelajari anatomi tubuh manusia, pemeriksaan medis, pengobatan, bahkan untuk menciptakan makhluk hibrida, yakni makhluk persilangan antara manusia dan alien.

Dalam bagan Close Encounters atau Perjumpaan Jarak Dekat oleh Dr. J. Allen Hynek yang telah diperluas, fenomena ini merupakan Perjumpaan Jarak Dekat Tipe Keempat atau disingkat CEIV.

Istilah untuk menyebut korban penculikan ialah abductee. Ada istilah lainnya yaitu, experiencer. Perbedaan diantara keduanya ialah jika abductee ialah orang yang ketika mengalami penculikan oleh alien dalam keadaan tidak sadar atau tidak atas kemauannya sendiri. Sementara experiencer ialah orang yang secara sukarela diajak oleh alien misalnya masuk ke dalam wahana milik alien, secara sukarela menjalani prosedur medis, dan sebagainya. Untuk selanjutnya akan digunakan istilah “korban” untuk menyebut korban maupun experiencer.

Fenomena alien abduction terjadi di banyak negara di dunia. Amerika Serikat (AS) ialah salah satu negara yang dilaporkan banyak terjadi kasus penculikan manusia oleh alien. Roper, sebuah lembaga riset dari Amerika Serikat, pada tahun 1991 mengadakan sebuah jajak pendapat yang diberi nama “Roper Poll on Unusual Personal Experiences”. Dari hasil survei tersebut diperoleh data bahwa diperkirakan sekira 3,7 juta orang di AS pernah mengalami alien abduction. Ini senada dengan pernyataan Dr. John Mack, seorang psikiater dari Harvard yang serius mempelajari fenomena ini, yang memperkirakan bahwa ada sekira 3,5 juta orang di AS pernah diculik oleh makhluk asing.

Selain AS, fenomena serupa juga ada di Inggris, Jerman, dan negara-negara lainnya, dan bahkan terjadi juga di Indonesia. Mungkin ada lebih banyak kasus yang tidak dilaporkan oleh para korban. Biasanya para korban merasa takut untuk melaporkan atau membicarakan tentang peristiwa yang telah mereka alami. Mereka mungkin merasa malu atau khawatir menjadi bahan ejekan. Mereka juga mungkin khawatir bahwa jika mereka menceritakannya kepada orang lain, ia akan dianggap mengalami halusinasi atau efek dari derita depresi. Sebagian korban mengingat pengalaman mereka secara jelas, sebagian lainnya tidak ingat jelas dan malah dianggap sebagai mimpi buruk.

Sebagian korban melaporkan bahwa mereka dibawa ke sebuah tempat atau ruangan asing entah di sebuah wahana di angkasa atau di Bumi. Mereka menjadi subyek pengujian medis antara lain pengambilan cairan tubuh, pemeriksaan organ kelamin, pemasangan implan berupa benda kecil di jaringan kulit dan sebagainya. Sebagian korban lainnya bahkan pernah dijadikan obyek percobaan untuk menghasilkan makhluk baru persilangan antara manusia dengan alien. Beberapa korban juga mengatakan bahwa orang tua mereka juga mengalami hal yang sama. Bahkan ada sebuah keluarga dimana tiga generasi keluarga: orang tua, korban dan anak-anaknya, mengalami abduction. Ini adalah kasus yang disebut sebagai intergenerational abductions atau penculikan manusia oleh alien antar generasi.


Tanda-tanda seseorang pernah mengalami alien abduction

Bagaimana menilai bahwa seseorang pernah mengalami alien abduction? Apa saja indikatornya? Edith Fiore, Ph.D., seorang psikiater, dalam "Encounters" (1989:256),  setelah melakukan penelitian terhadap orang-orang yang mengaku telah mengalami penculikan, ia menemukan sepuluh indikator paling umum yang sering dialami oleh orang yang pernah mengalaminya. Sepuluh indikator terebut ialah jika seseorang:

  1. Pernah mengalami waktu yang hilang atau missing time.
Misalnya kehilangan waktu satu jam atau lebih dan tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi? Korban pada umumnya merasa lumpuh (paralyzed) dan merasa ada entitas lain yang membawanya pergi, misalnya ke dalam wahana mereka atau dibawa ke tempat yang jauh dari tempat tinggalnya. Ini tentu butuh waktu, namun korban pada umumnya tidak menyadari hal ini.

  1. Mengalami mimpi buruk atau mimpi tentang UFO atau alien.
Menurut Fiore, ini merupakan proyeksi memori atas peristiwa yang sebenarnya pernah terjadi. Misalnya seseorang bermimpi melihat alien atau monster bermata lebar, wahana UFO, dan sebagainya. Makhluk alien sering memberikan perintah hipnotis bahwa mereka hanya mengingatnya sebagai peristiwa mimpi. Adakalanya korban tidak mengingatnya sama sekali namun pada suatu proses tertentu memori itu muncul melalui mimpi sehingga korban merasakan ingatan itu ketika ia terbangun dari tidur.

  1. Mengalami gangguan tidur.
Indikator ini sering dialami oleh korban. Jika seseorang secara konsisten terbangun di waktu tertentu, misalnya di pukul 01.43 dini hari, ada kemungkinan pada waktu itu seseorang pernah mengalami suatu kejadian traumatik. Jika seseorang tersebut susah tidur, mungkin saja pikiran bawah sadarnya melihat atau merasakan suatu peristiwa. Tidur dengan lampu menyala kadang menjadi salah satu cara menghindari "serangan".

  1. Terbangun dengan perasaan sensasional di seluruh badan.
Jika seseorang terbangun pada dini hari atau pada pagi hari dan merasakan adanya sensasi pada tubuh yang tidak biasa, kemungkinan besar ia mengalami peristiwa CEIV. Sensasi yang dirasakan bermacam-macam dan ini dirasakan untuk sementara waktu, antara lain perasaan geli, mati rasa, pusing, tubuh serasa berat serta lumpuh sementara. Sering pula korban mengalami disorientasi. Namun, perlu diketahui bahwa bisa saja sensasi tersebut disebabkan karena keletihan fisik sehingga memerlukan perhatian medis.

  1. Memiliki tanda di bagian tubuh yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Sebagian korban menemukan adanya tanda-tanda di badan seperti luka parut, luka berbentuk garis merah, luka ceruk kecil, ataupun memar. Diduga ini merupakan "hasil" dari prosedur pengujian medis yang dilakukan oleh makhluk alien. Bukan itu saja, sebagian korban bahkan mengalami mimisan, telinga mengeluarkan darah, darah di sprei atau ranjang yang semuanya tidak dapat dijelaskan bagaimana bisa terjadi. Untuk yang ini, kemungkinan makhluk alien memasang suatu implan di dalam tubuh korban. Diduga implan itu merupakan alat untuk melacak korban. Pengujian medis tidak dapat mengecek adanya implan tersebut.

  1. Memiliki perasaan diawasi dan atau berkomunikasi dengan entitas lain.
Makhluk alien memonitor dan mengamati semua orang di dunia. Jika seseorang merasa bahwa ia sedang diawasi, bisa saja itu benar. Makhluk alien sendiri diduga melakukan komunikasi dengan telepati. Misalnya menyuruh seseorang untuk pergi ke suatu tempat, menyuruh untuk menatap langit, dan lain-lain. Namun di sisi lain, menurut Fiore, ada seseorang yang mengalami gangguan mental dan emosional yang merasa bahwa ia merasa diawasi oleh CIA, FBI, alien, bahkan oleh televisi.

  1. Melihat UFO secara berulang kali.
Banyak korban melaporkan sering melihat UFO. Bahkan suatu penampakan UFO ia ingat sebagai salah satu peristiwa abduction. Jika seseorang melihat UFO berulang kali, bisa jadi ia juga sering mengalami CEIV.

  1. Memiliki ingatan samar-samar atas peristiwa yang ia alami.
Sebagian orang mengingat peristiwa abduction yang ia alami secara jelas. Sebagian besar korban mengingatnya secara samar-samar, bahkan ada yang meragukan peristiwa tersebut.

  1. Mengalami penyembuhan misterius.
Para alien diduga mengobati korban yang menderita suatu penyakit. Pengobatan itu terjadi lewat operasi dan atau perawatan tertentu yang kadang sifatnya permanen. Ada banyak sebab seseorang dapat sembuh atau sehat kembali dalam waktu singkat, namun jika kesembuhan itu terjadi secara spontan maka bisa saja seseorang telah mengalami CEIV.



  1. Merasa ketakutan dan atau cemas terhadap UFO dan atau alien.
Kadang seseorang merasakan ketakutan atau kecemasan yang tiba-tiba ketika melihat gambar wajah alien atau gambar UFO. Reaksi itu terjadi secara spontan begitu ia melihat atau dilihatkan gambar UFO atau makhluk ET.

Selain dari Fiore, secara lebih ekstensif, Melinda Leslie, direktur sekaligus pendiri Orange County Art Bell Chat Club (sebelumnya bernama UFO Lectures of Orange County), mengemukakan bahwa ada 58 indikator yang menandakan bahwa seseorang pernah mengalami alien abduction. Setelah melakukan riset terhadap orang-orang yang mengaku pernah mengalaminya, Melinda menemukan adanya kesamaan pada sejumlah hal yang akhirnya menjadi indikator bahwa seseorang pernah mengalami alien abduction. Jika seseorang mengalami seluruh atau sebagian besar dari indikator tersebut, maka bisa jadi ia pernah mengalami alien abduction. Indikator menurut Melinda Leslie sebagai berikut:

  1. Pernah mengalami waktu yang hilang (missing time), misalnya kehilangan waktu satu jam atau lebih dan tidak tahu bagaimana bisa terjadi?

  1. Korban pada umumnya merasa lumpuh (paralyzed) dan merasa ada entitas lain disekitarnya.

  1. Mengalami bekas luka (seperti cakar atau tanda lainnya), yang tidak bisa dijelaskan sebabnya. Atau ketika bangun tidur, terdapat tanda di tubuh, atau bekas seperti luka bakar, atau memar tanpa bisa diketahui apa penyebabnya.

  1. Pernah melihat cahaya berbentuk bola atau kilatan cahaya aneh di rumah atau di lokasi lain, atau pernah beberapa kali melihat UFO.

  1. Mempunyai ingatan melayang di udara yang bukan dirasakan sebagai suatu mimpi.

  1. Mempunyai suatu “ingatan khusus” yang sulit untuk dihilangkan (misalnya: wajah alien, meja, jarum, anak kecil yang aneh, dan lain-lain).

  1. Pernah melihat sinar sangat terang yang menyorot dari luar rumah atau masuk ke kamar melalui jendela atau seakan menembus dinding atau atap.

  1. Mempunyai mimpi-mimpi tentang UFO, cahaya yang menyorot, atau makhluk alien.

  1. Pernah melihat penampakan UFO sekali atau beberapa kali di sepanjang hidupnya.

  1. Memiliki kesadaran kosmis, maksudnya korban berminat pada hal yang berkaitan dengan ekologi, lingkungan, dan lain-lain. Ia juga menjadi vegetarian, atau menjadi sangat sosial.

  1. Korban seakan-akan merasakan punya suatu misi tertentu dalam hidup yang tidak tahu dari mana rasa kompulsif itu berasal.

  1. Memiliki perasaan tersembunyi bahwa korban ialah orang yang "istimewa" atau "yang terpilih", seperti itu.

  1. Pernah mengalami peristiwa yang tidak dapat dijelaskan, dan merasa gelisah setelah itu.

  1. Memiliki sejumlah pengalaman memiliki "kepintaran" - misalnya mampu mengetahui sesuatu yang akan terjadi.

  1. Korban wanita bisa mengalami kehamilan semu atau kehilangan bayi (hamil, namun kemudian bayinya hilang)

  1. Pernah bangun tidur di tempat lain yang berbeda dengan tempat ketika ia sebelumnya tidur, atau tidak ingat persis ia ingin tidur (misalnya: terbangun dengan posisi terbalik di ranjang, atau terbangun di mobil).

  1. Bermimpi melihat mata misalnya mata binatang (misalnya mata burung hantu atau mata rusa), atau pernah ingat melihat binatang yang menatapnya. Termasuk di sini jika korban merasa takut melihat mata.

  1. Mengalami bangun dari tidur di tempat yang berbeda dan tidak ingat bagaimana itu bisa terjadi.

  1. Memiliki reaksi yang kuat ketika melihat gambar alien. Merasa enggan untuk melukiskannya.

  1. Memiliki ketakutan atau fobia yang kuat yang sulit dipahami (misalnya fobia terhadap ketinggian, ular, laba-laba, serangga yang besar, suara-suara tertentu, cahaya terang, keamanan diri sendiri atau ketika merasa sendiri)

  1. Mengalami masalah dalam menghargai diri sendiri di sepanjang hidupnya.

  1. Melihat seseorang yang ada di dekatnya menjadi lumpuh, tidak dapat bergerak atau membeku selama beberapa saat, khususnya orang yang tidur bersama korban.

  1. Memiliki ingatan mengenai tempat khusus yang memiliki makna spiritual, ketika korban masih berusia muda.

  1. Mengenal seseorang yang mengaku pernah menyaksikan pesawat atau makhluk alien di dekat korban atau pernah melihat korban hilang.

  1. Pada suatu waktu menemukan noda darah atau bercak aneh di sprei atau bantal dan tidak jelas darimana asalnya. 

  1. Memiliki rasa ketertarikan terhadap fenomena penampakan UFO atau makhluk ET, seperti ada sesuatu yang mendorongnya untuk membaca lebih banyak mengenai hal itu.

  1. Memiliki keengganan yang kuat untuk berbicara mengenai UFO atau alien.

  1. Mengalami perasaan seperti dipaksa pergi ke suatu tempat yang tidak ia ketahui.

  1. Memiliki perasaan selalu diamati, khususnya di malam hari.

  1. Pernah bermimpi merasa melewati jendela yang tertutup atau menembus dinding tebal.

  1. Melihat kabut yang aneh yang seharusnya tidak muncul di tempat tersebut.

  1. Mendengar suara-suara aneh seperti suara dengung atau suara yang selalu terngiang-ngiang di telinga dan tidak tahu asal sumber suara.

  1. Mengalami pendarahan di hidung atau mimisan yang tidak wajar dan terjadi beberapa kali, atau kadang bangun dengan hidung berdarah.

  1. Ketika bangun tidur mengalami rasa tidak enak atau perih di bagian kelamin dan tak dapat dijelaskan sebab-sebabnya.

  1. Memiliki masalah di bagian punggung atau leher, atau rasa kaku yang aneh pada bagian tubuh.

  1. Mengalami sinusitis yang kronis atau masalah di organ pernafasan.

  1. Barang-barang elektronik di sekitar korban menjadi tidak berfungsi atau rusak tanpa bisa diketahui penyebabnya (misalnya lampu jalan mendadak mati ketika korban lewat di bawahnya, ada gangguan pada televisi atau radio ketika korban berada di dekat perangkat tersebut, dan sebagainya).

  1. Melihat sosok yang mengenakan kerudung di dalam atau di dekat rumah korban, khususnya di dekat ranjang.

  1. Mengalami bunyi dering di telinga baik secara berkala maupun terus-menerus, khususnya di salah satu telinga.

  1. Memiliki ketakutan yang tidak biasa bila bertemu dokter atau cenderung menghindari perawatan medis.
  2. Mengalami insomnia atau susah tidur yang tidak jelas.

  1. Bermimpi tentang dokter atau mimpi menjalani prosedur medis.

  1. Mengalami sakit di bagian kepala baik secara berkala atau sering, khususnya di bagian sinus, di belakang salah satu mata, atau di salah satu telinga.

  1. Korban memiliki perasaan ia menjadi tidak waras terhadap apa yang ia alami.

  1. Memiliki kemampuan paranormal atau intuisi.

  1. Merasa mudah terdorong pada perilaku kecanduan terhadap sesuatu.

  1. Menerima pesan telepati dari alien.

  1. Mendengar suara-suara di luar kepala, berbicara pada korban, yang mungkin memberikan perintah atau memandu korban.

  1. Memiliki ketakutan terhadap WC atau kakus, baik sekarang ataupun ketika kecil.

  1. Memiliki masalah seksual atau hubungan dengan pasangan (seperti ada "perasaan" aneh bahwa korban seharusnya tidak berhubungan dengan orang tersebut karena akan mengganggu "sesuatu")

  1. Memiliki kebiasaan tidur menghadap dinding atau ranjangnya dihadapkan ke dinding.

  1. Memiliki kekhawatiran bahwa korban mesti selalu waspada atau akan diambil oleh "seseorang".

  1. Memiliki kesulitan mempercayai orang lain, khususnya terhadap sosok yang memiliki wewenang.

  1. Mengalami mimpi tentang bencana alam.

  1. Memiliki perasaan bahwa korban seharusnya tidak berbicara mengenai hal ini.

  1. Mengalami banyak hal dalam daftar ini, dan ingat anak atau orang tua korban juga menmbicarakan pengalaman serupa.

  1. Memiliki upaya untuk memecahkan masalah ini namun sedikit menuai hasil atau bahkan tidak sama sekali.

  1. Mengalami banyak hal yang terdaftar di sini namun tidak mengingat apapun tentang penculikan atau perjumpaan dengan alien.

Jika seseorang mengalami seluruh atau sebagian besar dari indikator di atas, maka bisa jadi ia pernah mengalami alien abduction. Seseorang mungkin tidak bisa mengingat peristiwa yang pernah ia alami. Ada korban yang tidak mengingat detail peristiwa yang ia alami, ada yang ingat dengan samar-samar dan bahkan ada yang ingat semua detail peristiwa. Untuk kasus dimana korban tidak ingat atau ingat samar-samar, teknik hipnosis biasanya dilakukan untuk memunculkan kembali (recall) ingatan yang tersembunyi. Hipnosis ini dilakukan oleh ahli hipnoterapi atau konselor yang mendalami teknik tersebut.

Alan Lawson, ufolog dari Amerika Serikat, merupakan orang yang mula-mula melakukan uji coba validitas hipnosis regresi sebagai teknik untuk menggali memori tersembunyi para korban penculikan. Ia mengujinya pada tahun 1977 bersama William McCall, seorang dokter yang berpengalaman dalam melakukan hipnosis. Tujuan dari eksperimen ini ialah agar seseorang merasa yakin dengan pengalamannya melihat UFO atau penculikan yang ia alami meskipun ia memiliki ingatan yang sedikit atau bahkan tidak ingat sama sekali.


Lima fase penculikan

Kasus penculikan manusia oleh makhluk asing biasanya tidak terjadi secara langsung. Adakalanya terdapat proses awal yang mendahului sebelum akhirnya korban diculik. Namun itu tidak selalu. Ada juga korban yang diculik seketika tanpa melalui suatu proses atau fase tertentu. David M. Jacobs, sejarawan AS dan peneliti UFO, pernah mengemukakan bahwa ada lima fase tertentu dalam penculikan. Tidak semua korban memiliki lima fase ini. Kadang mereka mengalami satu atau lebih.

Kelima fase tersebut ialah:

·    Fase pertama, yakni korban didatangi makhluk atau sosok asing di lingkungan sekitar korban, misalnya masuk ke dalam kamar korban dengan menembus dinding atau lewat pintu.

·    Fase kedua, dimana korban secara fisik diperiksa oleh makhluk asing. Mereka memeriksa kaki dan sendi-sendi terutama tulang belakang. Kadang dalam fase ini mereka memasukkan perangkat (implan) yang dipasang ke dalam tubuh korban. Biasanya, tapi tidak selalu, pada rongga sinus korban. Fungsi implan itu sendiri tidak diketahui. Pada fase ini pula, pada sejumlah kasus, terjadi pengambilan sperma dan sel telur. Ini diduga dengan rencana mereka mengembangkan makhluk hibrida.

·    Fase ketiga, yakni pemeriksaan terhadap korban dengan suatu mesin yang memindai tubuh korban. Pada sejumlah laporan, mesin-mesin ini melayang di atas korban atau tergantung di atap kamar korban.

·    Fase keempat, merupakan pengalaman tambahan, misalnya tubuh korban direndam dalam sebuah tangki berisi cairan dengan alasan yang tidak diketahui, atau korban dirawat dari suatu penyakit.

·    Fase kelima, dimana korban dikembalikan ke tempat semula. Uniknya tidak semua korban dikembalikan persis di tempat semula ia diambil. Kadang korban dikembalikan di tempat yang jauh dari rumah. Kadang posisi mereka terbalik atau baju yang dikenakan korban terbalik.


Kasus alien abduction di dunia

Song-Zi Xian, Cina: Kasus Ju Tan, 1880
Ju Tan, seorang petani lokasl sedang berjalan di dekat sebuah bukit ketika ia melihat sebuah obyek berkilauan muncul di semak-semak. Ia merasakan tubuhnya mengambang, seperti "terbius dan mati rasa". Lalu ia lumpuh. Ia mendengarkan suara mendengung di udara dan kemudian ia "terbangun" di sebuah hutan di sebuah pegunungan. Seorang penjaga hutan mengatakan bahwa ia berada di propinsi Guizhou yang letaknya 300 mil dari rumahnya. Lebih dari dua minggu ia telah pergi dari rumah.

Jerman: Kasus Hans Klotzbach, 1948
Peristiwa ini dilaporkan terjadi pada 25 Mei 1948. Hans Klotzbach melompat dari kereta untuk memasuki wilayah Luxembourg secara ilegal. Ia turun di sebuah pematang di daerah perbatasan Wasserbillig. Ternyata ketika melompat dari kereta kakinya terluka parah dan banyak mengeluarkan darah. Ia kemudian pingsan. Tiba-tiba ia siuman dan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan aneh yang disinari dengan cahaya berwarna biru. Ada sebuah suara mengatakan kepadanya bahwa mereka - sosok asing itu - menemukan dirinya di rel kereta api dalam keadaan hampir menemui ajal. Mereka lalu menyelamatkannya, membawanya ke wahana mereka dan sempat memberitahu Hans mengenai bahaya yang akan melanda di Bumi. Setelah ia tidak sadarkan diri lagi, ia terbangun di sebuah hutan kecil yang jaraknya kira-kira lima mil dari perbatasan dan merupakan wilayah “bebas” di Luxembourg. Ia melihat celananya penuh dengan noda darah namun luka-luka di kakinya telah hilang. Ia lalu mengetahui bahwa ia telah tidak sadar selama empat hari.

Brasil: Kasus Antonio Villas Boas, 1957
Antonio Villas Boas, seorang petani Brasil, mengalami peristiwa diculik oleh alien pada tanggal 16 Oktober 1957. Pemuda 23 tahun itu sedang bekerja di ladang pada malam hari ketika melihat sebuah bintang merah yang lambat laun mendekat padanya. Bintang merah itu lalu menjelma menjadi sebuah wahana berbentuk bulat telur yang akhirnya mendarat di ladang yang dikerjakan oleh Antonio. Karena takut, Antonio bergegas menyalakan traktornya agar segera pergi dari situ. Mendadak mesin traktor mati setelah berjalan beberapa meter. Ia lalu berlari, namun sayangnya empat makhluk asing mirip manusia menangkapnya. Tingginya sekira lima kaki. Seluruh tubuhnya ditutupi pakaian berwarna abu-abu dan mengenakan semacam helm. Mereka memiliki mata berukuran kecil berwarna biru. Cara bicara mereka mirip membentak. Antonio lalu dibawa masuk ke dalam wahana dan dilepas paksa seluruh pakaiannya. Dalam keadaan tanpa busana, tubuhnya lalu dilumuri semacam cairan jelly dan disuruh masuk ke dalam sebuah ruangan dimana telah menunggu seorang wanita cantik yang juga tanpa busana. Mereka lalu mengadakan hubungan seksual. Rupanya wanita itu salah seorang alien. Kemudian, pakaian Antonio dikembalikan, lalu ia diturunkan. Setiba di rumah ia sadar telah kehilangan waktu selama empat jam.

Amerika Serikat: Kasus Barney dan Betty Hill, 1961
Kasus ini dikenal dengan Hill Abduction atau Zeta Reticuli Incident. Pada bulan September 1961, pasangan Barney Hill dan Betty Hill pernah diculik oleh alien di sebuah jalan raya New Hampshire, Amerika Serikat, dalam perjalanan pulang seusai liburan. Di jalan itu, mereka melihat seberkas cahaya bergerak dengan cepat dan mendekati mobil yang mereka naiki. Pasangan ini sempat keluar dari mobil untuk melihat benda bercahaya tersebut. Ketika benda terbang aneh itu menghilang, mereka kembali masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka. Begitu sampai di rumah, mereka sadar bahwa mereka telah terlambat dua jam. Artinya mereka kehilangan waktu selama dua jam. Di bawah pengaruh hipnosis, mereka dapat menceritakan bahwa mereka diajak masuk ke dalam wahana UFO dan bertemu dengan para alien. Salah satu alien menunjukkan sebuah peta bintang berukuran besar kepada mereka. Oleh Marjorie Fish - seorang guru di Ohio, gambar peta yang diberikan oleh Betty Hill ia pelajari. Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya Fish sampai pada kesimpulan bahwa peta tersebut menginformasikan planet asal alien yang berada pada bintang Zeta Reticuli.

Buenos Aires, Argentina: Kasus Gilberto Ciccioli, 1972
Gilberto Ciccioli, seorang pekerja bangunan yang tinggal di kota Buenos Aires, pada 3 Oktober 1972 jam 03.15 dini hari, terbangun dengan suara anjingnya yang ia pikir kembali ke rumahnya. Namun ketika ia mencapai pintu, sebuah cahaya yang sangat terang muncul dari atas, membuatnya tidak sadarkan diri. Ia terbangun di sebuah ruangan yang ia sebut sebagai "laboratorium". Ia tidak tahu bagaimana ia bisa berada di ruangan tersebut, juga tidak tahu apakah ruangan itu ada di dalam sebuah pesawat atau di Bumi. ia melihat ada beberapa makhluk bertubuh kurus dan tinggi. Mereka melakukan serangkaian pengujian medis. Menurut Gilberto, mereka mengambil sampel darahnya dari salah satu jarinya dengan alat semacam pensil tanpa rasa sakit. Mereka juga mengambil sampel spermanya. Kemudian ia tidak sadar kembali, dan terbangun di di lantai rumahnya pukul 03.55 pagi. Setelah kejadian itu, anjingnya memang kembali ke rumahnya namun jarang berkeliaran ke luar rumah. Ia sendiri merasakan memiliki intuisi yang tajam, serta perasaan geli di lehernya. Ia juga merasakan ketertarikannya dengan filsafat dan fisika meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan di bidang itu.

Amerika Serikat: Kasus Pascagoula, 1973
Kasus ini dialami oleh Charles Hickson dan Calvin Parker ketika sedang memancing di sungai Pascagoula di Mississippi, Amerika Serikat. Mereka mendengar suara deru dan melihat ada cahaya biru memancar. Tiba-tiba mereka melihat sebuah wahana berbentuk bola rugby yang jaraknya sekira 100 kaki mendekati mereka. Wahana itu mengambang kira-kira 14 inci di atas tanah. Lalu sebuah pintu terbuka dan muncul tiga sosok makhluk asing mirip manusia, tingginya sekira lima kaki. Kulit mereka berwarna abu-abu dan berkerut. Mereka mengambil Charles dan Calvin ke dalam wahana. Baik Charles maupun Calvin merasa tubuh mereka lumpuh dan mati rasa. Charles ingat bahwa di dalam wahana, tubuh mereka mengambang setinggi kira-kira lima kaki di atas lantai wahana. Tubuh mereka sepertinya dipindai. Calvin sendiri tidak ingat apa yang terjadi di dalam wahana asing itu (ia mampu menceritakan secara detail setelah melakukan regresi hipnosis). Sekira 20 menit kemudian, mereka dikembalikan pada posisi semula di tepi sungai. Charles Hickson menuliskan kisahnya dalam sebuah buku berjudul “Contact at Pascagoula” yang terbit tahun 1983. Sementara itu Calvin Parker justru bersembunyi dari publik. Charles Hickson dan Calvin Parker.

Amerika Serikat: Kasus Travis Walton, 1975
Pada 5 November 1975, Travis Walton, seorang penjaga hutan warga kota Snowflake Arizona, Amerika Serikat, diculik oleh UFO. Peristiwanya terjadi pada petang hari sekira pukul 18.00 ketika Travis Walton dan lima rekan kerjanya sedang dalam perjalanan pulang setelah seharian penuh bekerja di hutan. Mereka melihat sebuah cakram mengambang di udara berdiameter 20 kaki dan tinggi 8 kaki. Travis yang diliputi rasa penasaran mendekat hingga tepat di bawah cakram itu. Kelima rekannya memperingatkannya supaya ia tidak mendekat karena cakram itu lambat laun mengeluarkan bunyi gaduh. Namun terlambat, sebuah sinar hijau dan biru menyambarnya. Seketika tubuh Travis lenyap, begitu pula dengan cakram misterius itu. Kelima rekannya yakin bahwa Travis telah tewas. Keesokan harinya pencarian besar-besaran dilakukan oleh warga untuk mencarinya. Akhirnya, Travis ditemukan lima hari kemudian di sebuah pom bensin di kota Heber, Arizona. Kepada saudara tirinya, ia mengatakan bahwa ia pergi selama beberapa jam saja. Di bawah pengaruh hipnosis, ia menceritakan bahwa ia berada di atas sebuah ranjang yang biasa digunakan di rumah sakit. Ia mengatakan bahwa tiga sosok asing berpakaian oranye mengelilinginya. Mereka bukan manusia. Tinggi mereka tidak lebih dari lima kaki, berkepala botak tanpa ada rambut. Kepala mereka melengkung ke atas dan sangat besar. Mata mereka berwarna coklat dan sangat besar. Terdapat hidung, mulut dan telinga yang berukuran kecil. Mereka melakukan serangkaian pemeriksaan medis kepadanya. Pada tahun 1978, Travis Walton menerbitkan buku berjudul “The Walton Experience” yang kemudian diterbitkan ulang pada tahun 1993 dengan judul “Fire in the Sky” - sama dengan judul film yang mengangkat kisahnya.

Amerika Serikat: Kasus Allagash, 1976
Kasus ini terjadi pada 20 Agustus 1976 dan dialami oleh empat orang pemuda, Jack dan Jim Weiner, Charlie Foltz serta Chuck Rak, yang sedang berkemah di hutan rimba Allagash di negara bagian Maine, Amerika Serikat. Mereka mengatakan melihat seberkas cahaya aneh di langit. Melalui serangkaian hipnosis, mereka dapat mengingat bahwa mereka diculik dari perahu kano menuju ke dalam sebuah wahana. Di sana, urine, darah, cairan semen dan kulit mereka diambil oleh sosok asing yang menurut mereka mirip dengan serangga. Sepertinya cairan dan kulit itu digunakan sebagai sampel untuk semacam pengujian medis. Melalui telepati keempat orang itu diberitahu oleh para alien untuk tenang dan mereka tidak akan disakiti. Setelah peristiwa itu, masing-masing dari mereka mengalami kejadian aneh seperti melihat cahaya aneh di langit, mendengar suara bisikan asing, mimpi yang aneh, dan lain-lain.

Amerika Serikat: Kasus Whitley Strieber, 1985
Novelis terkenal Amerika Serikat, Whitley Strieber pernah mengalami diculik oleh alien dari pondoknya di utara negara bagian New York, Amerika Serikat. Peristiwa itu terjadi pada 26 Desember 1985. Ia menyebut para alien itu sebagai “the visitor”. Menurutnya sebutan itu lebih bersifat netral karena menurutnya mungkin saja para alien itu tidak berasal dari luar angkasa. Whitley mampu mengingat peristiwa yang ia alami setelah mengikuti serangkaian regresi hipnosis. Ia menuliskan pengalamannya dalam buku “Communion” (terbit tahun 1987) dan tiga buku lainnya yaitu “Transformation” (tahun 1988), Breakthrough (tahun 1995), dan The Secret School (tahun 1996). Ia juga menulis sejumlah buku lainnya.

Amerika Serikat: Kasus Linda Cortile atau Linda Napolitano, 1989
Terjadi pada tanggal 30 November 1989, kira-kira jam 03.00 pagi di sekitar jembatan Brooklyn di kota New York, Amerika Serikat. Linda Cortile, seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan dua orang anak, melayang keluar dari jendela apartemennya di lantai 12 yang tertutup menuju sebuah wahana UFO yang berkilauan bersama tiga alien ras Grey. Linda waktu itu baru saja selesai mencuci baju dan ingin tidur. Tiba-tiba ia mengalami lumpuh atau paralysis dan melihat ada tiga alien berdiri di kamarnya. Ia berusaha melempar bantalnya ke arah sosok-sosok asing itu namun tiba-tiba ia merasa semuanya menjadi gelap. Ia pingsan. Suami Linda yang tidur disampingnya tertidur pulas dan tidak tahu apa yang terjadi waktu itu. Kasus ini sangat menarik, pertama, karena terdapat nama Javier Perez de Cuellar, Sekretaris Jenderal PBB dan Perdana Menteri Kanada Brian Mulroney yang konon menyaksikan peristiwa itu dari mobil mereka yang waktu itu sedang melintasi jembatan. Kedua, peristiwa itu dilihat oleh sejumlah saksi di sekitar tempat kejadian yang beberapa diantaranya telah melaporkan kepada ufolog Budd Hopkins (Ia mengulas kasus ini dalam bukunya “Witnessed: The True Story of the Brooklyn Bridge Abduction”, terbit tahun 1996). Hingga kini kasus ini masih menjadi bahan perdebatan di kalangan ufolog dunia.


Kasus alien abduction di Indonesia

Pulau Alor, NTT: Kasus Penculikan Pangu, Juli 1959
Kasus ini terjadi di pulau Alor pada bulan Juli 1959. Purnawirawan polisi yang waktu itu menjabat sebagai kepala kantor polisi setempat, Alwi Alnadad, melaporkan bahwa seorang anak bernama Pangu yang berumur 6 tahun diculik oleh enam “orang asing”. Rambut mereka putih berombak, sebagian memiliki janggut. Mereka berpakaian biru tua berlengan panjang dan berkrah tinggi, dan bersepatu lars hitam. Mereka juga mengenakan ikat pinggang dan terselip di sana sebuah tongkat berbentuk silinder berwarna keabu-abuan. Pangu diculik dan dilepaskan kembali 24 jam kemudian dalam keadaan linglung di tengah-tengah ladang. Menurut Pangu, tinggi tubuh mereka “Kalah tinggi dengan dokter Jerman yang suka datang kemari”.
Ia mengalami sejumlah pemeriksaan medis. Ia juga sempat ditawari makanan oleh tapi ia menolaknya karena tidak mengenal makanan itu.

Bali, Indonesia: Kasus Penculikan Kak Tut,1963
Peristiwa ini terjadi pada tahun 1963, pada malam hari ketika seorang pria 30an tahun yang dipanggil Kak Tut berangkat ke sawah mencari belut. Waktu itu Gunung Agung sedang meletus. Ketika ia tiba di sawah yang berada di kaki Gunung Batukaru - Tabanan, tiba-tiba ia merasa suasana berubah menjadi terang seperti siang. Sepertinya Matahari telah berada pada posisi di atas kepala, padahal ia yakin waktu itu ia dalam keadaan sadar dan tidak tidur. Ia ingat bahwa ia sedang keluar pada malam hari. Beberapa detik sebelum suasana mendadak menjadi terang, ia sempat menyaksikan sebuah bulatan berbentuk oval bercahaya putih terang benderang menyilaukan mata. Ia selalu menyebut bulatan terang tersebut sebagai Taluh Hyang Widi (Telur Tuhan). Bulatan tersebut melayang di atas puncak Gunung Batukaru dan beberapa saat kemudian terbang dengan kecepatan tinggi menuju puncak Gunung Agung yang sedang mengeluarkan lahar. Menurut Kak Tut, bulatan tersebut lenyap masuk ke kawah Gunung Agung dalam beberapa detik, padahal jarak antara kedua gunung tersebut sangat jauh. Karena hari telah siang, Kak Tut memutuskan untuk pulang tanpa membawa tangkapan belut.

Banjar, Jawa Barat: Kasus Machpud, 1969
Pada bulan Juni 1969, Machpud, seorang pria berumur 27 tahun, bertemu dengan “seorang wanita asing yang cantik” di Banjar, Jawa Barat. Wanita itu “membimbing”-nya masuk ke “rumah”-nya. Rumah tersebut memiliki satu ruangan yang besar yang dipenuhi dengan cahaya terang yang aneh. Wanita itu lalu mengajaknya untuk berhubungan badan. Machpud lalu pingsan. Beberapa waktu kemudian, ia ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan tidak berpakaian oleh seorang pejalan kaki yang melintasi hutan Gunung Babakar. Pakaiannya berserakan di atas sebuah pohon. Peristiwa ini mengindikasikan bahwa Machpud pernah diculik oleh entitas asing. Sepertinya entitas asing itu mengambil contoh spermanya.

Bandung, Jawa Barat: Kasus Sudjana Kerton, 1979
Seniman (almarhum) Sudjana Kerton yang tinggal di Dago Pakar, Bandung sering menyaksikan piring terbang yang menyorotkan sinar-sinar aneh di rumahnya. Pada suatu malam, ketika sedang tiduran di beranda rumah, ia bermimpi didatangi oleh dua sosok makhluk asing mirip robot. Mereka menyorotkan sinar ke sekujur tubuhnya, sehingga ia mengalami apa yang disebut sebagai sleep paralysis atau kelumpuhan dalam tidur dimana ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Kedua makhluk itu membimbingnya masuk ke sebuah wahana yang mengambang di atas tanah.Tiba-tiba ia telah berada di sebuah tempat yang seluruhnya berwarna putih. Ia berjumpa dengan empat orang alien berwarna putih yang tinggi tubuhnya kira-kira tiga meter. Mereka mirip orang Mongol, karena memiliki mata sipit yang kedua ujungnya mencuat sedikit ke atas. Mulut mereka tampak sekadar garis tipis yang melintang, hidung berbentuk tajam, dan kepala mereka botak tanpa ditumbuhi rambut. Tiba-tiba semuanya menjadi putih dan mendadak ia terbangun. Ia terkejut mendapati kedua kakinya berlumuran lumpur. Lebih terkejut lagi ia melihat ada sejumlah jejak kaki asing di tanah pekarangannya. Kejadian itu diabadikan Sudjana lewat lukisan bertajuk “Mimpi UFO”, dan bekas tapak kaki itu dituang gips dan dicetak. Sayang, setelah disimpan sekian lama, gips berbentuk kaki alien itu kini hilang. "Mungkin terbuang saat studio ini direnovasi, pada 1998," kata Tjandra Kerton, putri Sudjana Kerton, yang juga beberapa kali melihat UFO. Sudjana Kerton sebenarnya sudah sering melihat UFO sejak 1953, saat ia tinggal di Colorado, AS. Kejadian makin sering dialami saat ia pulang ke Indonesia, pada 1976, dan mendirikan studio Sanggar Luhur. Pengalamannya dituangkan dalam lukisan minyak di atas kanvas bertajuk “Kerton Lihat UFO" yang dibuat pada 1978.

Bandung, Jawa Barat: Kasus Andi Indiyanto, Bandung, 1992
Kasus Andi Indiyanto terjadi pada tahun 1992. Ketika berada di Bandung di rumah salah seorang kawannya, ia merasa diambil oleh mahluk asing. Waktu itu ia melihat samar-samar tempat yang serba putih dan tempat duduk yang ia tempati berwarna hijau terang. Meskipun dalam keadaan setengah sadar, ia ingat ada seseorang yang duduk di sebelah kanannya. Selang beberapa menit kemudian ia melihat ada tiga sosok berwajah aneh berkepala bulat yang memiliki mata kecil dan berhidung mancung dengan mulut yang kecil. Badannya tertutup kain putih seperti jubah. Mereka mengamati dirinya serta seseorang yang ada disebelahnya. Sepertinya tangannya dipasangi semacam perangkat berbentuk bulat lonjong. Belum sempat mengetahui lebih jauh, tiba-tiba ia sudah berada di dalam kamar temannya.

Bandar Lampung: Kasus Ny. Ida, 1993
Peristiwa yang terjadi pada bulan Juli tahun 1993 ini dialami oleh seorang wanita yang menyebut dirinya sebagai Ny. Ida (nama samaran). Waktu itu ia sedang hamil anak ketiga dan usia kehamilannya sudah tujuh bulan. Malam itu suaminya sedang ronda dan anak keduanya yang masih kecil ikut serta karena selalu menangis. Ketika hendak memejamkan mata, tiba-tiba segumpal asap putih mengepul di depan lemari pakaian yang terletak tepat di ujung tempat tidur. Posisi kakinya waktu itu ke arah lemari sehingga ia dapat melihatnya dengan jelas. Gumpalan asap itu lalu berubah bentuk menjadi sosok yang menyerupai manusia namun tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar dari manusia. Ia lantas ingin berteriak, namun sepertinya suaranya tersekat di tenggorokan. Ia merasa sekujur tubuhnya mendadak kaku dan mengeluarkan keringat dingin. Ny.Ida hanya bisa berkomat-kamit menyebut Asma Allah, tapi makhluk itu tetap saja berdiri di sana Tubuhnya yang lebar hampir menutupi seluruh permukaan lemari pakaian. Sedangkan kepalanya nyaris menempel di loteng. Lalu, makhluk tinggi besar itu mendekati Ny.Ida. Sebelum mendekat, makhluk itu merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada dan menundukkan kepala, seakan memberi hormat. Lalu Ny. Ida digendong oleh makhluk itu dan dibawa terbang meninggalkan rumah. Ny. Ida mengatakan bahwa ia melihat gunung-gunung, lembah, laut dan taman yang sangat indah. Begitu sampai di rumah, Ny. Ida melihat makhluk berjubah itu kembali menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan menundukkan kepala, seperti memberi hormat, lalumenghilang.


Cirebon, Jawa Barat: Kasus Mr.X-1, 1994
Seorang pria asal Cirebon, Jawa Barat, (selanjutnya disebut sebagai Mr.X-1) mengatakan bahwa ia pernah diculik oleh makhluk asing ketika ia berusia 12 tahun. Suatu hari, ia pergi bersama teman-temannya ke sebuah kebun tebu. Ketika menyusuri tanaman tebu, sebagian batang tebu menghalangi jalannya, menyebabkan ia terpisah dari teman-temannya. Tiba tiba ia melihat tujuh makhluk seperti anak kecil sedang mengerumuni sebuah pohon tebu. Makhluk itu tingginya kira-kira sepinggangnya dan badannya sangat kurus. Kepalanya besar sekali kira-kira sebesar kepalanya. Tubuh mereka berwarna abu abu keperakan dan agak kusam. Ia terkejut dan mencoba untuk berlari. Tapi makhluk-makhluk itu melihat dirinya. Tiba tiba ia merasa kepalanya panas dan terlihat cahaya biru keperakan yang sangat menyilaukan mata. Setelah itu ia tidak ingat lagi apa yang terjadi. Ia hanya ingat ketika sadar, hari telah malam. Ia berada di pinggir sungai yang berada di dekat kebun tebu. Lalu ia bangkit untuk pulang. Tapi ia merasa perutnya di bagian atas sangat sakit (sakit itu baru hilang kira-kira seminggu setelah kejadian). Sesampai di rumah, seluruh keluarganya terkejut melihatnya. Mereka berkata bahwa ia telah meninggalkan rumah selama dua minggu.

Surabaya: Kasus Mr.X-2, 1996
Pada suatu malam di tahun 1996, tubuh Mr.X-2 “ditarik” ke luar angkasa dari kamarnya. Ia ditarik keluar melalui jendela kamarnya dengan kecepatan sedang dan bahkan dalam keadaan sadar dengan mata terbuka, sehingga ia dapat melihat rumahnya di bawah makin mengecil, seiring ia naik makin tinggi ke angkasa. Ia juga sekilas dapat melihat benua Australia. Beberapa waktu kemudian, ia masuk ke suatu pesawat asing yang posisinya dengan Bumi tidak terlalu jauh. Di dalam pesawat itu ia bertemu dengan alien nordic. Pada tubuhnya, dalam posisi rebah, dipasangi semacam kabel berwarna perak di dada sebelah kanan. Anehnya, Mr.X-2 tidak merasakan sakit ketika tubuhnya dimasuki kabel itu. Beberapa waktu kemudian ia kembali di rumahnya. Setelah peristiwa itu ia merasa memiliki kemampuan melihat peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.

Bandung: Kasus Mr.X-3, 1998
Seorang pria yang tidak disebutkan identitasnya (selanjutnya disebut Mr.X-2) pernah diculik oleh makhluk asing dari rumahnya di sebuah kompleks perumahan di Bandung Utara pada 2 April 1998. Suatu malam yang gerah, ia tiduran di genteng (atap) rumahnya. Ketika bangun waktu subuh, ternyata ia ada di halaman belakang rumah. Ia mendapati adanya luka sayatan di bagian dada. Luka goresan itu panjangnya sekira 25 cm, tidak dalam, dan tidak ada darah di kulit maupun di kaos yang ia kenakan. Ia juga mendapati bagian tengkuknya terdapat bisul-bisul dan gatal. Rasa gatal di kulitnya baru hilang dua hari. Seorang dokter mengatakan bahwa luka goresan atau luka kecil adalah hal yang wajar. Bisa jadi itu karena adanya pembuluh yang pecah dengan sendirinya. Mr.X-2 juga tidak memiliki reaksi alergi terhadap apapun. Darahnya juga diteliti dan ia juga sudah diberi sejumlah vitamin dan antibiotik, termasuk disuntik dengan antibiotik. Dokter untuk sementara menyimpulkan bahwa gatal-gatal itu disebabkan gigitan serangga. Mr.X-2 mengatakan bahwa malam itu ia bermimpi melihat ada cahaya terang.

Surabaya: Kasus penulis, 2000
Penulis sebenarnya pernah mengalami beberapa kali perjumpaan dengan makhluk asing. Salah satu peristiwa yang dialami penulis terjadi kira-kira bulan Juni tahun 2000. Sesaat setelah merebahkan diri ke tempat tidur, kira-kira pukul 22.00, tiba-tiba ia merasa tubuh penulis terangkat ke atas dengan cepat dan sudah berada di dalam sebuah wahana. Penulis kemudian keluar dari sebuah bilik yang belakangan diketahui sebagai “elevator” yang “menarik”-nya dari bumi. Penulis melihat ada ruangan di depan penulis berbentuk melingkar atau bundar yang memiliki tiga atau empat pintu. Atap ruang bundar itu melengkung ke atas dan ada cahaya terang. Terdapat lorong melengkung di bagian kanan kiri yang cahayanya redup. Lalu ia masuk ke ruang bundar yang lantai dan dindingnya seperti logam. Di sana penulis melihat sesosok makhluk kecil berwarna kehijauan mendongak menatap penulis. Makhluk itu mengenakan semacam topi atau mungkin helm kaca. Makhluk itu memiliki ekor. Karena merasa takut, penulis kembali menuju bilik di mana ia pertama kali keluar. Bilik itu berukuran kecil yang meskipun gelap terasa lumayan nyaman. Ada satu jendela yang nampak di bawahnya lengkungan bumi yang cantik serta bintang-bintang di angkasa. Rupanya penulis baru sadar bahwa penulis berada di ruang angkasa. Dalam keadaan panik, sebuah tuas yang terlihat ada di bawah jendela secara spontan penulis tekan ke bawah. Seketika penulis merasakan gerakan turun dengan cepat. Bintang-bintang di luar jendela terlihat seperti garis-garis dan gerakan turun semakin deras hingga penulis merasakan bagian dada atau jantung ditekan dengan kuatnya hingga rasanya seperti mau pecah. Beberapa waktu kemudian penulis sudah berada di ranjang dan bangkit seketika dengan nafas tersengal-sengal.

Surabaya, Indonesia: Kasus Michael Gumelar, 2002
Kasus ini terjadi tahun 2002 ketika Michael Gumelar tinggal di Surabaya. Ia tidak ingat tanggal dan bulannya namun terjadi pada suatu malam, kira-kira pukul 02.00 WIB. Ia ingat tubuhnya terangkat ke atas dengan sangat cepat. Tiba-tiba saja ia telah berada di dalam sebuah ruangan di dalam wahana. Di tengah ruangan ia melihat makhluk asing yang bentuknya seperti ikan buntal, namun tidak berduri. Alien itu mengambang tanpa sayap dan rupanya ia yang mengendalikan kemudi wahana. Suasana di dalam ruangan redup. Bagian dalam wahana serba bulat namun nyaman, sangat berbeda dengan ruangan di dalam kokpit pesawat. Panel-panel di dalam wahana itu memancarkan cahaya. Di tempat lain ia melihat ada tiga sosok alien mirip manusia. Rambut mereka berwarna putih, namun warna kulit mereka berbeda, ada yang coklat, merah muda dan kuning. Mereka seperti manusia Bumi berusia 25 tahunan. Michael lalu masuk ke dalam ruangan lain dan melihat dua sosok alien sedang berbincang. Satu alien seperti iguana dan lainnya mirip kodok dengan mulut yang lebar. Ia lalu ingin keluar dari ruangan tersebut. Sebuah tombol ia tekan. Ia terkejut bahwa ruangan seketika berubah bentuk. Di ruang itu ia mulai merebahkan diri dan mendadak tubuhnya mengambang dan mulai tertidur. Ketika sadar, ia sudah kembali ke Bumi.




Entitas asing yang diduga ada kaitannya dengan fenomena ini

Sering, dalam serangkaian skenario penculikan, para korban mengingat entitas atau makhluk alien yang "bertanggung jawab" atas kasus yang mereka alami. Sebagian korban mengingatnya dengan jelas, sebagian samar-samar, sebagian lainnya diingat ketika korban menjalani serangkaian regresi hipnosis.

Menurut hasil penyelidikan oleh Dr. Jacques Vallee pada tahun 1969 dari 1247 kasus penyaksian jarak dekat (yaitu yang kurang dari 150m) terdapat 750 kasus pendaratan UFO, termasuk 300 kasus dimana makhluk UFO kelihatan didalam atau didekat wahananya. Wujud makhluk-makhluk UFO berdasarkan tingginya dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:

  1. Makhluk kerdil
Tingginya sekitar 1-1,2 meter. Proporsinya seperti manusia biasa, hanya mata, telinga dan kepalanya lebih besar. Merupakan 60% atau mayoritas dari makhluk-makhluk UFO.

  1. Makhluk normal
Setinggi manusia bumi. Merupakan 30% dari makhluk UFO yang disaksikan.

  1. Makhluk raksasa
Sangat jangkung, mencapai 2 meter atau lebih, dengan roman muka yang sangat jelek. Merupakan hanya 10% dari semua makhluk UFO.

Jenny Randles, seorang ufolog Inggris, mendata entitas-entitas asing yang berkaitan dengan kasus-kasus alien abduction berdasarkan laporan dari para korban atau saksi mata. Sejak tahun 1950an terdapat lebih dari 6000 kasus kontak alien dengan manusia telah dicatat, malah mungkin bisa lebih banyak lagi karena sebagian korban tidak melaporkannya (Randles, 2000:107). Berikut entitas asing yang kerap disaksikan oleh para korban :

  1. Gray
Gray atau grey adalah ras yang paling sering ditemui oleh para korban terutama di tahun 1980an, 1990an dan mungkin hingga tahun 2000an ini. Tinggi tubuhnya kira-kira 1,2 meter, namun ada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Secara fisik, gray memiliki tubuh mirip manusia namun dengan kedua tangan dan kaki yang sangat kurus. Kepalanya besar dengan ukuran yang tidak proporsional dengan tubuhnya, tanpa rambut. Memiliki mata besar dan gelap, punya mulut dan hidung, serta berdagu lancip. Warna kulitnya ada yang putih dan abu-abu. Menurut hasil penelitian Jenny Randles, ras ini bertanggung jawab atas 75% kasus-kasus penculikan manusia.

  1. Nordic
Ras ini dijumpai di Amerika Utara dan Selatan, paling banyak di Eropa. Secara fisik mirip humanoid dengan tinggi tubuh antara 1,8 hingga 2,1 meter. Memiliki rambut pirang dan mata biru. Aktivitas mereka kadang menculik manusia dan melakukan pengujian medis, namun ini tidak umum. Mereka sering berhubungan dan berkomunikasi secara telepati dengan manusia, memperlihatkan saksi mata tentang masa depan.

  1. Humanoid
Cukup sering dijumpai oleh para korban khususnya di Eropa. Secara fisik, tubuhnya mirip manusia. Tinggi tubuhnya hampir serupa dengan manusia pada umumnya, hanya tinggi rata-rata wanitanya di atas tinggi rata-rata wanita manusia.. Mereka memiliki rambut pirang, bermata biru, ada juga yang bermata sipit. Kulitnya ada yang berwarna coklat. Mereka cukup sering dilihat oleh para korban antara tahun 1950an hingga 1970an.

  1. Entitas lainnya
Sementara itu, para saksi atau korban juga melaporkan adanya entitas lainnya yang tidak begitu kerap disaksikan. Entitas-entitas lain tersebut ialah: robot, entitas berkulit seperti reptil (reptilian atau reptoid), serangga (insect), serta mothman atau entitas yang memiliki sayap. Entitas lainnya yaitu little people atau manusia mini, goblin (jembalang) dan dwarf (kurcaci), serta projection atau entitas proyeksi.


Modus operandi penculikan manusia oleh alien

Tentang modus operandi penculikan oleh makhluk UFO menurut hasil penelitian Dr. Thomas E. Bullard terhadap 270 kasus pada tahun 1987 dapat diadakan rekonstruksi sebagai berikut ini:

Penangkapan (capture):
Mula-mula, sering tampak UFO yang disertai dengan efek elektromagnetik atau fisik terhadap rumah atau mobil. Tidak selalu jelas bagaimana cara memasuki UFO (fenomena “doorway amnesia”). Korban bercerita tentang bagaimana ia melayang menembus dinding atau jendela lalu disedot berkas cahaya dari UFO. Bagian dalam UFO dilaporkan bercahaya terang, ruangan-ruangannya berbentuk bundar atau melengkung dan bersih. Korban dilucuti pakaiannya, kadang malah dipaksa, dan dimandikan atau diceburkan ke dalam cairan. Sebagian korban mengatakan bahwa mereka dibuat tidak bergerak. Sering dilaporkan adanya makhluk kerdil abu-abu, kadang-kadang bersama makhluk-makhluk lebih jangkung.

Pemeriksaan (examination):
Pada pemeriksaan, korban disorot oleh alat mirip kamera sinar X. Pemeriksaan secara fisik ini oleh korban dirasa menyakitkan. Ini berpengaruh pada mental korban. Alat-alat lain dimasukkan ke dalam badan korban. Korban meyakini bahwa itu adalah adalah alat pelacak. Korban lainnya melaporkan bahwa ia menjadi kelinci percobaan perkawinan silang. Komunikasi para alien umumnya dengan telepati atau bahasa inggris yang terpatah-patah atau bahasa Spanyol.



Konferensi (conference):
Sesudah pemeriksaan, para korban berdialog dengan para alien sebelum meninggalkan wahana mereka. Para korban ingin membawa barang atau perlengkapan di dalam wahana alien sebagai bukti perjumpaan tersebut, namun mereka melarangnya. Sebagian korban memang diberi tanda mata oleh alien berupa pesan-pesan arif bijaksana atau pesan untuk umat manusia. Mereka sering dihipnotis supaya lupa pengalaman penculikannya.

Keliling (tour of ship):
Para korban lalu diajak mengelilingi wahana alien secara menyeluruh atau terbatas. Kadang-kadang korban melihat bayi-bayi hibrida hasil persilangan antara makhluk alien dengan manusia Bumi. Para alien menjelaskan bahwa bayi hibrida itu tidak dapat bertahan hidup di Bumi.

Kunjungan ke planet asal alien (journey to the otherwordly journey):
Sebagian korban dibawa ke planet asal alien, atau pangkalan mereka di Bumi atau planet lain. Sejak tahun 1980 adegan tersebut sering diganti dengan proyeksi adegan-adegan tentang masa depan Bumi, atau planet asal UFO.

Pengalaman spiritual atau “theophany”:
Bertemu sosok, makhluk atau manifestasi lain yang tampaknya berasal dari langit. Di sini disampaikan pesan-pesan yang arif atau yang Mesianik.

Kembali (return):
Korban penculikan ditransfer langsung dari wahana alien atau melayang kembali ke tempat semula. Wahana tersebut kemudian pergi dengan cepat.

Akibat (aftermath):
Sesudah UFO pergi dan perjalanannya selesai, korban baru sadar bahwa apa yang seperti terjadi beberapa menit, ternyata beberapa jam atau bahkan hari telah berlalu. Mereka tidak ingat pengalamannya, gejala ini disebut “time loss” atau “missing time”.

Hari-hari atau minggu-minggu berikutnya, mereka diganggu mimpi-mimpi buruk yang berhubungan dengan UFO, gejala-gejala fisik dan emosional juga dapat timbul. Dr. Jacques Vallee mensinyalir bahwa gejala-gejala pasca penculikan itu mirip dengan pasien penderita penyakit epilepsi.

Orang-orang yang sudah berhubungan dengan makhluk UFO juga dapat mengalami “contactee syndrome”, yang gejalanya antara lain merasa menjadi perantara dengan makhluk UFO, merasa harus meneruskan pesan-pesan dari mereka kepada umat manusia yang biasanya berisi kecaman terhadap keadaan di Bumi disertai himbauan atau ancaman untuk memperbaiki diri jika tidak mau musnah dalam perang nuklir.

Ekses terburuk dari “contactee syndrome” adalah jika ia berkembang menjadi “kultus UFO” yang fanatik dan tidak rasional yang telah menjurus kepada bunuh diri masal karena ilusi atau delusi akan diselamatkan oleh UFO. Akibat lain ialah hilangnya kepercayaan diri gara-gara terbius oleh hipotesis adanya intervensi luar bumi.
Menilai fenomena alien abduction

Meski fenomena ini diakui oleh banyak orang, tidak sedikit orang yang menyikapinya dengan skeptis, bahkan meragukannya. Orang yang melaporkan atau mengaku pernah mengalaminya sering disebut sebagai tidak waras, menderita skizofrenia, mengalami mimpi buruk, halusinasi, delusi dan sebagainya. Padahal ada cukup banyak kasus telah didata. Jenny Randles (2000:107) memberikan informasi bahwa ada lebih dari 6000 kasus berkaitan dengan perjumpaan manusia dengan alien dalam kurun waktu 50 tahun. Sementara Bullard dalam Clark (1998:3) ketika melakukan survey pada tahun 1995 memperoleh data sebanyak 1700an kasus. Ini adalah angka yang cukup banyak.

Di Indonesia sendiri sudah ada 11 kasus alien abduction ditambah 17 kasus yang diduga berkaitan dengan fenomena ini, yang perlu untuk diteliti lebih lanjut karena “korban” mengkaitkannya dengan fenomena supranatural atau lebih menganggapnya sebagai hantu, tuyul, wewe dan sebagainya. (Baca informasinya di situs www.betaufo.org)

Lalu bagaimana menilai fenomena ini? Memang, di sisi lain fenomena ini memiliki kelemahan yaitu tiadanya bukti yang memadai yang bisa digunakan untuk membuktikan bahwa fenomena ini adalah nyata. Namun, indikator dari Melinda Leslie yang telah diuraikan di bagian sebelumnya cukup menjadi acuan penilaian bahwa seseorang pernah mengalami alien abduction. Bullard dalam Clark (1998:9-10) memberikan alasan mengapa kesaksian para korban perlu menjadi perhatian serius. Alasannya ialah:

  1. Korban adalah orang-orang yang kredibel atau dapat dipercaya. Mereka orang-orang biasa dengan penampilan yang normal dan menceritakan pengalaman mereka dengan keyakinan yang tulus.

  1. Mayoritas korban tidak memiliki motif untuk berbohong. Hanya sedikit korban yang memperoleh publisitas, dan kebanyakan dari mereka menghindarinya. Para abductee, terutama mereka yang pernah menceritakan pengalamannya lewat publisitas media adalah orang-orang yang mengambil resiko atas pekerjaanya, reputasinya serta hubungan sosialnya.

  1. Korban anak-anak menjelaskan elemen kunci pengalaman abduction bahkan ketika amsih terlalu muda untuk terpengaruh oleh media.

  1. Psikopatologi tidak punya jawaban atas fenomena ini. Tidak ditemukan adanya penurunan mental yang dialami oleh para korban dan mereka berada dalam tingkatan normal pada skala psikologi pada umumnya.

  1. Banyak saksi melaporkan penculikan, dan deskripsi mereka menunjukkan kesamaan atau saling melengkapi satu dengan yang lain.

  1. Bukti fisik dalam bentuk jejak di tanah, tanda di tubuh dan hilangnya kehamilan menegaskan laporan tentang hal ini.

  1. Laporan yang masuk menunjukkan adanya konsistensi dari waktu ke waktu.







Popular Posts