Dikompilasi oleh: BETA-UFO Indonesia
Salah satu
pembahasan dalam ufologi ialah fenomena alien abduction. Banyak orang
mengaku bahwa dirinya mengalami penculikan oleh alien. Alien abduction
merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan fenomena penculikan
manusia oleh makhluk asing. Ditengarai, tujuan para alien menculik manusia
ialah untuk mempelajari anatomi tubuh manusia, pemeriksaan medis, pengobatan,
bahkan untuk menciptakan makhluk hibrida, yakni makhluk persilangan antara
manusia dan alien.
Dalam bagan
Close Encounters atau Perjumpaan Jarak Dekat oleh Dr. J. Allen Hynek
yang telah diperluas, fenomena ini merupakan Perjumpaan Jarak Dekat Tipe
Keempat atau disingkat CEIV.
Istilah
untuk menyebut korban penculikan ialah abductee. Ada istilah lainnya
yaitu, experiencer. Perbedaan diantara keduanya ialah jika abductee ialah
orang yang ketika mengalami penculikan oleh alien dalam keadaan tidak
sadar atau tidak atas kemauannya sendiri. Sementara experiencer ialah
orang yang secara sukarela diajak oleh alien misalnya masuk ke dalam
wahana milik alien, secara sukarela menjalani prosedur medis, dan
sebagainya. Untuk selanjutnya akan digunakan istilah “korban” untuk menyebut korban
maupun experiencer.
Fenomena
alien abduction terjadi di banyak negara di dunia. Amerika Serikat (AS)
ialah salah satu negara yang dilaporkan banyak terjadi kasus penculikan manusia
oleh alien. Roper, sebuah lembaga riset dari Amerika Serikat, pada tahun 1991
mengadakan sebuah jajak pendapat yang diberi nama “Roper Poll on Unusual
Personal Experiences”. Dari hasil survei tersebut diperoleh data bahwa
diperkirakan sekira 3,7 juta orang di AS pernah mengalami alien abduction.
Ini senada dengan pernyataan Dr. John Mack, seorang psikiater dari Harvard yang
serius mempelajari fenomena ini, yang memperkirakan bahwa ada sekira 3,5 juta
orang di AS pernah diculik oleh makhluk asing.
Selain
AS, fenomena serupa juga ada di Inggris, Jerman, dan negara-negara lainnya, dan
bahkan terjadi juga di Indonesia. Mungkin ada lebih banyak kasus yang tidak
dilaporkan oleh para korban. Biasanya para korban merasa takut untuk melaporkan
atau membicarakan tentang peristiwa yang telah mereka alami. Mereka mungkin
merasa malu atau khawatir menjadi bahan ejekan. Mereka juga mungkin khawatir
bahwa jika mereka menceritakannya kepada orang lain, ia akan dianggap mengalami
halusinasi atau efek dari derita depresi. Sebagian korban mengingat pengalaman
mereka secara jelas, sebagian lainnya tidak ingat jelas dan malah dianggap
sebagai mimpi buruk.
Sebagian
korban melaporkan bahwa mereka dibawa ke sebuah tempat atau ruangan
asing entah di sebuah wahana di angkasa atau di Bumi. Mereka menjadi subyek
pengujian medis antara lain pengambilan cairan tubuh, pemeriksaan organ
kelamin, pemasangan implan berupa benda kecil di jaringan kulit dan sebagainya.
Sebagian korban lainnya bahkan pernah dijadikan obyek percobaan untuk
menghasilkan makhluk baru persilangan antara manusia dengan alien. Beberapa
korban juga mengatakan bahwa orang tua mereka juga mengalami hal yang
sama. Bahkan ada sebuah keluarga dimana tiga generasi keluarga: orang tua, korban
dan anak-anaknya, mengalami abduction. Ini adalah kasus yang disebut
sebagai intergenerational abductions atau penculikan manusia oleh alien
antar generasi.
Tanda-tanda
seseorang pernah mengalami alien abduction
Bagaimana
menilai bahwa seseorang pernah mengalami alien abduction? Apa saja
indikatornya? Edith Fiore, Ph.D., seorang psikiater, dalam "Encounters"
(1989:256), setelah melakukan penelitian
terhadap orang-orang yang mengaku telah mengalami penculikan, ia menemukan
sepuluh indikator paling umum yang sering dialami oleh orang yang pernah
mengalaminya. Sepuluh indikator terebut ialah jika seseorang:
- Pernah mengalami
waktu yang hilang atau missing time.
Misalnya kehilangan waktu satu jam atau lebih dan tidak
tahu bagaimana itu bisa terjadi? Korban pada umumnya merasa lumpuh (paralyzed)
dan merasa ada entitas lain yang membawanya pergi, misalnya ke dalam wahana
mereka atau dibawa ke tempat yang jauh dari tempat tinggalnya. Ini tentu butuh
waktu, namun korban pada umumnya tidak menyadari hal ini.
- Mengalami mimpi buruk
atau mimpi tentang UFO atau alien.
Menurut Fiore, ini merupakan proyeksi memori atas
peristiwa yang sebenarnya pernah terjadi. Misalnya seseorang bermimpi melihat alien
atau monster bermata lebar, wahana UFO, dan sebagainya. Makhluk alien
sering memberikan perintah hipnotis bahwa mereka hanya mengingatnya sebagai
peristiwa mimpi. Adakalanya korban tidak mengingatnya sama sekali namun
pada suatu proses tertentu memori itu muncul melalui mimpi sehingga korban merasakan
ingatan itu ketika ia terbangun dari tidur.
- Mengalami gangguan
tidur.
Indikator ini sering dialami oleh korban. Jika
seseorang secara konsisten terbangun di waktu tertentu, misalnya di pukul 01.43
dini hari, ada kemungkinan pada waktu itu seseorang pernah mengalami suatu
kejadian traumatik. Jika seseorang tersebut susah tidur, mungkin saja pikiran
bawah sadarnya melihat atau merasakan suatu peristiwa. Tidur dengan lampu
menyala kadang menjadi salah satu cara menghindari "serangan".
- Terbangun dengan
perasaan sensasional di seluruh badan.
Jika seseorang terbangun pada dini hari atau pada pagi
hari dan merasakan adanya sensasi pada tubuh yang tidak biasa, kemungkinan
besar ia mengalami peristiwa CEIV. Sensasi yang dirasakan bermacam-macam dan
ini dirasakan untuk sementara waktu, antara lain perasaan geli, mati rasa,
pusing, tubuh serasa berat serta lumpuh sementara. Sering pula korban mengalami
disorientasi. Namun, perlu diketahui bahwa bisa saja sensasi tersebut
disebabkan karena keletihan fisik sehingga memerlukan perhatian medis.
- Memiliki tanda di
bagian tubuh yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Sebagian korban menemukan adanya tanda-tanda di
badan seperti luka parut, luka berbentuk garis merah, luka ceruk kecil, ataupun
memar. Diduga ini merupakan "hasil" dari prosedur pengujian medis
yang dilakukan oleh makhluk alien. Bukan itu saja, sebagian korban bahkan
mengalami mimisan, telinga mengeluarkan darah, darah di sprei atau ranjang yang
semuanya tidak dapat dijelaskan bagaimana bisa terjadi. Untuk yang ini,
kemungkinan makhluk alien memasang suatu implan di dalam tubuh korban.
Diduga implan itu merupakan alat untuk melacak korban. Pengujian medis tidak
dapat mengecek adanya implan tersebut.
- Memiliki perasaan
diawasi dan atau berkomunikasi dengan entitas lain.
Makhluk alien memonitor dan mengamati semua orang di
dunia. Jika seseorang merasa bahwa ia sedang diawasi, bisa saja itu benar.
Makhluk alien sendiri diduga melakukan komunikasi dengan telepati. Misalnya
menyuruh seseorang untuk pergi ke suatu tempat, menyuruh untuk menatap langit,
dan lain-lain. Namun di sisi lain, menurut Fiore, ada seseorang yang mengalami
gangguan mental dan emosional yang merasa bahwa ia merasa diawasi oleh CIA,
FBI, alien, bahkan oleh televisi.
- Melihat UFO secara
berulang kali.
Banyak korban melaporkan sering melihat UFO.
Bahkan suatu penampakan UFO ia ingat sebagai salah satu peristiwa abduction.
Jika seseorang melihat UFO berulang kali, bisa jadi ia juga sering mengalami
CEIV.
- Memiliki ingatan
samar-samar atas peristiwa yang ia alami.
Sebagian orang mengingat peristiwa abduction yang
ia alami secara jelas. Sebagian besar korban mengingatnya secara
samar-samar, bahkan ada yang meragukan peristiwa tersebut.
- Mengalami penyembuhan
misterius.
Para alien diduga mengobati korban yang menderita
suatu penyakit. Pengobatan itu terjadi lewat operasi dan atau perawatan
tertentu yang kadang sifatnya permanen. Ada banyak sebab seseorang dapat sembuh
atau sehat kembali dalam waktu singkat, namun jika kesembuhan itu terjadi
secara spontan maka bisa saja seseorang telah mengalami CEIV.
- Merasa ketakutan dan
atau cemas terhadap UFO dan atau alien.
Kadang seseorang merasakan ketakutan atau kecemasan yang
tiba-tiba ketika melihat gambar wajah alien atau gambar UFO. Reaksi itu
terjadi secara spontan begitu ia melihat atau dilihatkan gambar UFO atau
makhluk ET.
Selain
dari Fiore, secara lebih ekstensif, Melinda Leslie, direktur sekaligus pendiri
Orange County Art Bell Chat Club (sebelumnya bernama UFO Lectures of Orange
County), mengemukakan bahwa ada 58 indikator yang menandakan bahwa seseorang
pernah mengalami alien abduction. Setelah melakukan riset terhadap
orang-orang yang mengaku pernah mengalaminya, Melinda menemukan adanya kesamaan
pada sejumlah hal yang akhirnya menjadi indikator bahwa seseorang pernah
mengalami alien abduction. Jika seseorang mengalami seluruh atau
sebagian besar dari indikator tersebut, maka bisa jadi ia pernah mengalami alien
abduction. Indikator menurut Melinda Leslie sebagai berikut:
- Pernah mengalami
waktu yang hilang (missing time), misalnya kehilangan waktu satu
jam atau lebih dan tidak tahu bagaimana bisa terjadi?
- Korban pada umumnya
merasa lumpuh (paralyzed) dan merasa ada entitas lain disekitarnya.
- Mengalami bekas luka
(seperti cakar atau tanda lainnya), yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.
Atau ketika bangun tidur, terdapat tanda di tubuh, atau bekas seperti luka
bakar, atau memar tanpa bisa diketahui apa penyebabnya.
- Pernah melihat cahaya
berbentuk bola atau kilatan cahaya aneh di rumah atau di lokasi lain, atau
pernah beberapa kali melihat UFO.
- Mempunyai ingatan
melayang di udara yang bukan dirasakan sebagai suatu mimpi.
- Mempunyai suatu
“ingatan khusus” yang sulit untuk dihilangkan (misalnya: wajah alien,
meja, jarum, anak kecil yang aneh, dan lain-lain).
- Pernah melihat sinar
sangat terang yang menyorot dari luar rumah atau masuk ke kamar melalui
jendela atau seakan menembus dinding atau atap.
- Mempunyai mimpi-mimpi
tentang UFO, cahaya yang menyorot, atau makhluk alien.
- Pernah
melihat penampakan UFO sekali atau beberapa kali di sepanjang hidupnya.
- Memiliki kesadaran
kosmis, maksudnya korban berminat pada hal yang berkaitan dengan ekologi, lingkungan,
dan lain-lain. Ia juga menjadi vegetarian, atau menjadi sangat sosial.
- Korban seakan-akan
merasakan punya suatu misi tertentu dalam hidup yang tidak tahu dari mana
rasa kompulsif itu berasal.
- Memiliki
perasaan tersembunyi bahwa korban ialah orang yang "istimewa"
atau "yang terpilih", seperti itu.
- Pernah
mengalami peristiwa yang tidak dapat dijelaskan, dan merasa gelisah
setelah itu.
- Memiliki
sejumlah pengalaman memiliki "kepintaran" - misalnya mampu
mengetahui sesuatu yang akan terjadi.
- Korban wanita bisa
mengalami kehamilan semu atau kehilangan bayi (hamil, namun kemudian
bayinya hilang)
- Pernah
bangun tidur di tempat lain yang berbeda dengan tempat ketika ia
sebelumnya tidur, atau tidak ingat persis ia ingin tidur (misalnya:
terbangun dengan posisi terbalik di ranjang, atau terbangun di mobil).
- Bermimpi
melihat mata misalnya mata binatang (misalnya mata burung hantu atau mata
rusa), atau pernah ingat melihat binatang yang menatapnya. Termasuk di
sini jika korban merasa takut melihat mata.
- Mengalami bangun dari
tidur di tempat yang berbeda dan tidak ingat bagaimana itu bisa terjadi.
- Memiliki
reaksi yang kuat ketika melihat gambar alien. Merasa enggan untuk
melukiskannya.
- Memiliki
ketakutan atau fobia yang kuat yang sulit dipahami (misalnya fobia
terhadap ketinggian, ular, laba-laba, serangga yang besar, suara-suara
tertentu, cahaya terang, keamanan diri sendiri atau ketika merasa sendiri)
- Mengalami
masalah dalam menghargai diri sendiri di sepanjang hidupnya.
- Melihat
seseorang yang ada di dekatnya menjadi lumpuh, tidak dapat bergerak atau
membeku selama beberapa saat, khususnya orang yang tidur bersama korban.
- Memiliki
ingatan mengenai tempat khusus yang memiliki makna spiritual, ketika
korban masih berusia muda.
- Mengenal
seseorang yang mengaku pernah menyaksikan pesawat atau makhluk alien di
dekat korban atau pernah melihat korban hilang.
- Pada
suatu waktu menemukan noda darah atau bercak aneh di sprei atau bantal dan
tidak jelas darimana asalnya.
- Memiliki
rasa ketertarikan terhadap fenomena penampakan UFO atau makhluk ET,
seperti ada sesuatu yang mendorongnya untuk membaca lebih banyak mengenai
hal itu.
- Memiliki
keengganan yang kuat untuk berbicara mengenai UFO atau alien.
- Mengalami
perasaan seperti dipaksa pergi ke suatu tempat yang tidak ia ketahui.
- Memiliki
perasaan selalu diamati, khususnya di malam hari.
- Pernah bermimpi
merasa melewati jendela yang tertutup atau menembus dinding tebal.
- Melihat
kabut yang aneh yang seharusnya tidak muncul di tempat tersebut.
- Mendengar suara-suara
aneh seperti suara dengung atau suara yang selalu terngiang-ngiang di
telinga dan tidak tahu asal sumber suara.
- Mengalami pendarahan
di hidung atau mimisan yang tidak wajar dan terjadi beberapa kali, atau
kadang bangun dengan hidung berdarah.
- Ketika bangun tidur
mengalami rasa tidak enak atau perih di bagian kelamin dan tak dapat
dijelaskan sebab-sebabnya.
- Memiliki masalah di
bagian punggung atau leher, atau rasa kaku yang aneh pada bagian tubuh.
- Mengalami
sinusitis yang kronis atau masalah di organ pernafasan.
- Barang-barang
elektronik di sekitar korban menjadi tidak berfungsi atau rusak tanpa bisa
diketahui penyebabnya (misalnya lampu jalan mendadak mati ketika korban
lewat di bawahnya, ada gangguan pada televisi atau radio ketika korban
berada di dekat perangkat tersebut, dan sebagainya).
- Melihat
sosok yang mengenakan kerudung di dalam atau di dekat rumah korban,
khususnya di dekat ranjang.
- Mengalami
bunyi dering di telinga baik secara berkala maupun terus-menerus,
khususnya di salah satu telinga.
- Memiliki
ketakutan yang tidak biasa bila bertemu dokter atau cenderung menghindari
perawatan medis.
- Mengalami
insomnia atau susah tidur yang tidak jelas.
- Bermimpi
tentang dokter atau mimpi menjalani prosedur medis.
- Mengalami
sakit di bagian kepala baik secara berkala atau sering, khususnya di
bagian sinus, di belakang salah satu mata, atau di salah satu telinga.
- Korban
memiliki perasaan ia menjadi tidak waras terhadap apa yang ia alami.
- Memiliki kemampuan
paranormal atau intuisi.
- Merasa
mudah terdorong pada perilaku kecanduan terhadap sesuatu.
- Menerima pesan
telepati dari alien.
- Mendengar
suara-suara di luar kepala, berbicara pada korban, yang mungkin memberikan
perintah atau memandu korban.
- Memiliki
ketakutan terhadap WC atau kakus, baik sekarang ataupun ketika kecil.
- Memiliki
masalah seksual atau hubungan dengan pasangan (seperti ada
"perasaan" aneh bahwa korban seharusnya tidak berhubungan dengan
orang tersebut karena akan mengganggu "sesuatu")
- Memiliki
kebiasaan tidur menghadap dinding atau ranjangnya dihadapkan ke dinding.
- Memiliki
kekhawatiran bahwa korban mesti selalu waspada atau akan diambil oleh
"seseorang".
- Memiliki
kesulitan mempercayai orang lain, khususnya terhadap sosok yang memiliki
wewenang.
- Mengalami
mimpi tentang bencana alam.
- Memiliki
perasaan bahwa korban seharusnya tidak berbicara mengenai hal ini.
- Mengalami
banyak hal dalam daftar ini, dan ingat anak atau orang tua korban juga
menmbicarakan pengalaman serupa.
- Memiliki
upaya untuk memecahkan masalah ini namun sedikit menuai hasil atau bahkan
tidak sama sekali.
- Mengalami
banyak hal yang terdaftar di sini namun tidak mengingat apapun tentang
penculikan atau perjumpaan dengan alien.
Jika
seseorang mengalami seluruh atau sebagian besar dari indikator di atas, maka
bisa jadi ia pernah mengalami alien abduction. Seseorang mungkin tidak
bisa mengingat peristiwa yang pernah ia alami. Ada korban yang tidak mengingat
detail peristiwa yang ia alami, ada yang ingat dengan samar-samar dan bahkan
ada yang ingat semua detail peristiwa. Untuk kasus dimana korban tidak ingat
atau ingat samar-samar, teknik hipnosis biasanya dilakukan untuk memunculkan
kembali (recall) ingatan yang tersembunyi. Hipnosis ini dilakukan oleh
ahli hipnoterapi atau konselor yang mendalami teknik tersebut.
Alan
Lawson, ufolog dari Amerika Serikat, merupakan orang yang mula-mula melakukan
uji coba validitas hipnosis regresi sebagai teknik untuk menggali memori
tersembunyi para korban penculikan. Ia mengujinya pada tahun 1977 bersama
William McCall, seorang dokter yang berpengalaman dalam melakukan hipnosis.
Tujuan dari eksperimen ini ialah agar seseorang merasa yakin dengan
pengalamannya melihat UFO atau penculikan yang ia alami meskipun ia memiliki
ingatan yang sedikit atau bahkan tidak ingat sama sekali.
Lima
fase penculikan
Kasus
penculikan manusia oleh makhluk asing biasanya tidak terjadi secara langsung.
Adakalanya terdapat proses awal yang mendahului sebelum akhirnya korban
diculik. Namun itu tidak selalu. Ada juga korban yang diculik seketika tanpa
melalui suatu proses atau fase tertentu. David M. Jacobs, sejarawan AS dan
peneliti UFO, pernah mengemukakan bahwa ada lima fase tertentu dalam
penculikan. Tidak semua korban memiliki lima fase ini. Kadang mereka mengalami
satu atau lebih.
Kelima
fase tersebut ialah:
· Fase
pertama, yakni korban didatangi makhluk atau sosok asing di lingkungan sekitar
korban, misalnya masuk ke dalam kamar korban dengan menembus dinding atau lewat
pintu.
· Fase kedua,
dimana korban secara fisik diperiksa oleh makhluk asing. Mereka memeriksa kaki
dan sendi-sendi terutama tulang belakang. Kadang dalam fase ini mereka
memasukkan perangkat (implan) yang dipasang ke dalam tubuh korban. Biasanya,
tapi tidak selalu, pada rongga sinus korban. Fungsi implan itu sendiri tidak
diketahui. Pada fase ini pula, pada sejumlah kasus, terjadi pengambilan sperma
dan sel telur. Ini diduga dengan rencana mereka mengembangkan makhluk hibrida.
· Fase
ketiga, yakni pemeriksaan terhadap korban dengan suatu mesin yang memindai
tubuh korban. Pada sejumlah laporan, mesin-mesin ini melayang di atas korban
atau tergantung di atap kamar korban.
· Fase
keempat, merupakan pengalaman tambahan, misalnya tubuh korban direndam dalam
sebuah tangki berisi cairan dengan alasan yang tidak diketahui, atau korban
dirawat dari suatu penyakit.
· Fase
kelima, dimana korban dikembalikan ke tempat semula. Uniknya tidak semua korban
dikembalikan persis di tempat semula ia diambil. Kadang korban dikembalikan di
tempat yang jauh dari rumah. Kadang posisi mereka terbalik atau baju yang
dikenakan korban terbalik.
Kasus
alien abduction di dunia
Song-Zi
Xian, Cina: Kasus Ju Tan, 1880
Ju
Tan, seorang petani lokasl sedang berjalan di dekat sebuah bukit ketika ia
melihat sebuah obyek berkilauan muncul di semak-semak. Ia merasakan tubuhnya
mengambang, seperti "terbius dan mati rasa". Lalu ia lumpuh. Ia
mendengarkan suara mendengung di udara dan kemudian ia "terbangun" di
sebuah hutan di sebuah pegunungan. Seorang penjaga hutan mengatakan bahwa ia
berada di propinsi Guizhou yang letaknya 300 mil dari rumahnya. Lebih dari dua
minggu ia telah pergi dari rumah.
Jerman:
Kasus Hans Klotzbach, 1948
Peristiwa
ini dilaporkan terjadi pada 25 Mei 1948. Hans Klotzbach melompat dari kereta
untuk memasuki wilayah Luxembourg secara ilegal. Ia turun di sebuah pematang di
daerah perbatasan Wasserbillig. Ternyata ketika melompat dari kereta kakinya
terluka parah dan banyak mengeluarkan darah. Ia kemudian pingsan. Tiba-tiba ia
siuman dan mendapati dirinya berada di sebuah ruangan aneh yang disinari dengan
cahaya berwarna biru. Ada sebuah suara mengatakan kepadanya bahwa mereka -
sosok asing itu - menemukan dirinya di rel kereta api dalam keadaan hampir
menemui ajal. Mereka lalu menyelamatkannya, membawanya ke wahana mereka dan
sempat memberitahu Hans mengenai bahaya yang akan melanda di Bumi. Setelah ia
tidak sadarkan diri lagi, ia terbangun di sebuah hutan kecil yang jaraknya
kira-kira lima mil dari perbatasan dan merupakan wilayah “bebas” di Luxembourg.
Ia melihat celananya penuh dengan noda darah namun luka-luka di kakinya telah
hilang. Ia lalu mengetahui bahwa ia telah tidak sadar selama empat hari.
Brasil:
Kasus Antonio Villas Boas, 1957
Antonio
Villas Boas, seorang petani Brasil, mengalami peristiwa diculik oleh alien pada
tanggal 16 Oktober 1957. Pemuda 23 tahun itu sedang bekerja di ladang pada
malam hari ketika melihat sebuah bintang merah yang lambat laun mendekat padanya.
Bintang merah itu lalu menjelma menjadi sebuah wahana berbentuk bulat telur
yang akhirnya mendarat di ladang yang dikerjakan oleh Antonio. Karena takut,
Antonio bergegas menyalakan traktornya agar segera pergi dari situ. Mendadak
mesin traktor mati setelah berjalan beberapa meter. Ia lalu berlari, namun
sayangnya empat makhluk asing mirip manusia menangkapnya. Tingginya sekira lima
kaki. Seluruh tubuhnya ditutupi pakaian berwarna abu-abu dan mengenakan semacam
helm. Mereka memiliki mata berukuran kecil berwarna biru. Cara bicara mereka
mirip membentak. Antonio lalu dibawa masuk ke dalam wahana dan dilepas paksa
seluruh pakaiannya. Dalam keadaan tanpa busana, tubuhnya lalu dilumuri semacam
cairan jelly dan disuruh masuk ke dalam sebuah ruangan dimana telah menunggu
seorang wanita cantik yang juga tanpa busana. Mereka lalu mengadakan hubungan
seksual. Rupanya wanita itu salah seorang alien. Kemudian, pakaian Antonio
dikembalikan, lalu ia diturunkan. Setiba di rumah ia sadar telah kehilangan
waktu selama empat jam.
Amerika
Serikat: Kasus Barney dan Betty Hill, 1961
Kasus
ini dikenal dengan Hill Abduction atau Zeta Reticuli Incident.
Pada bulan September 1961, pasangan Barney Hill dan Betty Hill pernah diculik
oleh alien di sebuah jalan raya New Hampshire, Amerika Serikat, dalam
perjalanan pulang seusai liburan. Di jalan itu, mereka melihat seberkas cahaya
bergerak dengan cepat dan mendekati mobil yang mereka naiki. Pasangan ini
sempat keluar dari mobil untuk melihat benda bercahaya tersebut. Ketika benda terbang
aneh itu menghilang, mereka kembali masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan
menuju rumah mereka. Begitu sampai di rumah, mereka sadar bahwa mereka telah
terlambat dua jam. Artinya mereka kehilangan waktu selama dua jam. Di bawah
pengaruh hipnosis, mereka dapat menceritakan bahwa mereka diajak masuk ke dalam
wahana UFO dan bertemu dengan para alien. Salah satu alien
menunjukkan sebuah peta bintang berukuran besar kepada mereka. Oleh Marjorie
Fish - seorang guru di Ohio, gambar peta yang diberikan oleh Betty Hill ia
pelajari. Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya Fish sampai pada
kesimpulan bahwa peta tersebut menginformasikan planet asal alien yang
berada pada bintang Zeta Reticuli.
Buenos
Aires, Argentina: Kasus Gilberto Ciccioli, 1972
Gilberto
Ciccioli, seorang pekerja bangunan yang tinggal di kota Buenos Aires, pada 3
Oktober 1972 jam 03.15 dini hari, terbangun dengan suara anjingnya yang ia
pikir kembali ke rumahnya. Namun ketika ia mencapai pintu, sebuah cahaya yang
sangat terang muncul dari atas, membuatnya tidak sadarkan diri. Ia terbangun di
sebuah ruangan yang ia sebut sebagai "laboratorium". Ia tidak tahu
bagaimana ia bisa berada di ruangan tersebut, juga tidak tahu apakah ruangan
itu ada di dalam sebuah pesawat atau di Bumi. ia melihat ada beberapa makhluk
bertubuh kurus dan tinggi. Mereka melakukan serangkaian pengujian medis.
Menurut Gilberto, mereka mengambil sampel darahnya dari salah satu jarinya
dengan alat semacam pensil tanpa rasa sakit. Mereka juga mengambil sampel
spermanya. Kemudian ia tidak sadar kembali, dan terbangun di di lantai rumahnya
pukul 03.55 pagi. Setelah kejadian itu, anjingnya memang kembali ke rumahnya
namun jarang berkeliaran ke luar rumah. Ia sendiri merasakan memiliki intuisi
yang tajam, serta perasaan geli di lehernya. Ia juga merasakan ketertarikannya
dengan filsafat dan fisika meskipun tidak memiliki latar belakang pendidikan di
bidang itu.
Amerika
Serikat: Kasus Pascagoula, 1973
Kasus
ini dialami oleh Charles Hickson dan Calvin Parker ketika sedang memancing di
sungai Pascagoula di Mississippi, Amerika Serikat. Mereka mendengar suara deru
dan melihat ada cahaya biru memancar. Tiba-tiba mereka melihat sebuah wahana berbentuk
bola rugby yang jaraknya sekira 100 kaki mendekati mereka. Wahana itu
mengambang kira-kira 14 inci di atas tanah. Lalu sebuah pintu terbuka dan
muncul tiga sosok makhluk asing mirip manusia, tingginya sekira lima kaki.
Kulit mereka berwarna abu-abu dan berkerut. Mereka mengambil Charles dan Calvin
ke dalam wahana. Baik Charles maupun Calvin merasa tubuh mereka lumpuh dan mati
rasa. Charles ingat bahwa di dalam wahana, tubuh mereka mengambang setinggi
kira-kira lima kaki di atas lantai wahana. Tubuh mereka sepertinya dipindai. Calvin
sendiri tidak ingat apa yang terjadi di dalam wahana asing itu (ia mampu
menceritakan secara detail setelah melakukan regresi hipnosis). Sekira 20 menit
kemudian, mereka dikembalikan pada posisi semula di tepi sungai. Charles
Hickson menuliskan kisahnya dalam sebuah buku berjudul “Contact at
Pascagoula” yang terbit tahun 1983. Sementara itu Calvin Parker justru
bersembunyi dari publik. Charles Hickson dan Calvin Parker.
Amerika
Serikat: Kasus Travis Walton, 1975
Pada 5
November 1975, Travis Walton, seorang penjaga hutan warga kota Snowflake
Arizona, Amerika Serikat, diculik oleh UFO. Peristiwanya terjadi pada petang
hari sekira pukul 18.00 ketika Travis Walton dan lima rekan kerjanya sedang
dalam perjalanan pulang setelah seharian penuh bekerja di hutan. Mereka melihat
sebuah cakram mengambang di udara berdiameter 20 kaki dan tinggi 8 kaki. Travis
yang diliputi rasa penasaran mendekat hingga tepat di bawah cakram itu. Kelima
rekannya memperingatkannya supaya ia tidak mendekat karena cakram itu lambat laun
mengeluarkan bunyi gaduh. Namun terlambat, sebuah sinar hijau dan biru
menyambarnya. Seketika tubuh Travis lenyap, begitu pula dengan cakram misterius
itu. Kelima rekannya yakin bahwa Travis telah tewas. Keesokan harinya pencarian
besar-besaran dilakukan oleh warga untuk mencarinya. Akhirnya, Travis ditemukan
lima hari kemudian di sebuah pom bensin di kota Heber, Arizona. Kepada saudara
tirinya, ia mengatakan bahwa ia pergi selama beberapa jam saja. Di bawah
pengaruh hipnosis, ia menceritakan bahwa ia berada di atas sebuah ranjang yang
biasa digunakan di rumah sakit. Ia mengatakan bahwa tiga sosok asing berpakaian
oranye mengelilinginya. Mereka bukan manusia. Tinggi mereka tidak lebih dari
lima kaki, berkepala botak tanpa ada rambut. Kepala mereka melengkung ke atas
dan sangat besar. Mata mereka berwarna coklat dan sangat besar. Terdapat
hidung, mulut dan telinga yang berukuran kecil. Mereka melakukan serangkaian
pemeriksaan medis kepadanya. Pada tahun 1978, Travis Walton menerbitkan buku
berjudul “The Walton Experience” yang kemudian diterbitkan ulang
pada tahun 1993 dengan judul “Fire in the Sky” - sama dengan judul film
yang mengangkat kisahnya.
Amerika
Serikat: Kasus Allagash, 1976
Kasus
ini terjadi pada 20 Agustus 1976 dan dialami oleh empat orang pemuda, Jack dan
Jim Weiner, Charlie Foltz serta Chuck Rak, yang sedang berkemah di hutan rimba
Allagash di negara bagian Maine, Amerika Serikat. Mereka mengatakan melihat
seberkas cahaya aneh di langit. Melalui serangkaian hipnosis, mereka dapat
mengingat bahwa mereka diculik dari perahu kano menuju ke dalam sebuah wahana.
Di sana, urine, darah, cairan semen dan kulit mereka diambil oleh sosok asing
yang menurut mereka mirip dengan serangga. Sepertinya cairan dan kulit itu
digunakan sebagai sampel untuk semacam pengujian medis. Melalui telepati
keempat orang itu diberitahu oleh para alien untuk tenang dan mereka
tidak akan disakiti. Setelah peristiwa itu, masing-masing dari mereka mengalami
kejadian aneh seperti melihat cahaya aneh di langit, mendengar suara bisikan
asing, mimpi yang aneh, dan lain-lain.
Amerika
Serikat: Kasus Whitley Strieber, 1985
Novelis
terkenal Amerika Serikat, Whitley Strieber pernah mengalami diculik oleh alien
dari pondoknya di utara negara bagian New York, Amerika Serikat. Peristiwa
itu terjadi pada 26 Desember 1985. Ia menyebut para alien itu sebagai “the
visitor”. Menurutnya sebutan itu lebih bersifat netral karena menurutnya
mungkin saja para alien itu tidak berasal dari luar angkasa. Whitley mampu
mengingat peristiwa yang ia alami setelah mengikuti serangkaian regresi
hipnosis. Ia menuliskan pengalamannya dalam buku “Communion” (terbit
tahun 1987) dan tiga buku lainnya yaitu “Transformation” (tahun 1988), Breakthrough
(tahun 1995), dan The Secret School (tahun 1996). Ia juga menulis
sejumlah buku lainnya.
Amerika
Serikat: Kasus Linda Cortile atau Linda Napolitano, 1989
Terjadi
pada tanggal 30 November 1989, kira-kira jam 03.00 pagi di sekitar jembatan
Brooklyn di kota New York, Amerika Serikat. Linda Cortile, seorang ibu rumah
tangga yang tinggal bersama suami dan dua orang anak, melayang keluar dari
jendela apartemennya di lantai 12 yang tertutup menuju sebuah wahana UFO yang
berkilauan bersama tiga alien ras Grey. Linda waktu itu
baru saja selesai mencuci baju dan ingin tidur. Tiba-tiba ia mengalami lumpuh
atau paralysis dan melihat ada tiga alien berdiri di kamarnya. Ia
berusaha melempar bantalnya ke arah sosok-sosok asing itu namun tiba-tiba ia
merasa semuanya menjadi gelap. Ia pingsan. Suami Linda yang tidur disampingnya
tertidur pulas dan tidak tahu apa yang terjadi waktu itu. Kasus
ini sangat menarik, pertama, karena terdapat nama Javier Perez de Cuellar,
Sekretaris Jenderal PBB dan Perdana Menteri Kanada Brian Mulroney yang
konon menyaksikan peristiwa itu dari mobil mereka yang waktu itu sedang
melintasi jembatan. Kedua, peristiwa itu dilihat oleh sejumlah saksi di sekitar
tempat kejadian yang beberapa diantaranya telah melaporkan kepada ufolog Budd
Hopkins (Ia mengulas kasus ini dalam bukunya “Witnessed: The True Story of
the Brooklyn Bridge Abduction”, terbit tahun 1996). Hingga kini
kasus ini masih menjadi bahan perdebatan di kalangan ufolog dunia.
Kasus
alien abduction di Indonesia
Pulau
Alor, NTT: Kasus Penculikan Pangu, Juli 1959
Kasus
ini terjadi di pulau Alor pada bulan Juli 1959. Purnawirawan polisi yang waktu
itu menjabat sebagai kepala kantor polisi setempat, Alwi Alnadad, melaporkan
bahwa seorang anak bernama Pangu yang berumur 6 tahun diculik oleh enam “orang
asing”. Rambut mereka putih berombak, sebagian memiliki janggut. Mereka
berpakaian biru tua berlengan panjang dan berkrah tinggi, dan bersepatu lars
hitam. Mereka juga mengenakan ikat pinggang dan terselip di sana sebuah tongkat
berbentuk silinder berwarna keabu-abuan. Pangu diculik dan dilepaskan kembali
24 jam kemudian dalam keadaan linglung di tengah-tengah ladang. Menurut Pangu,
tinggi tubuh mereka “Kalah tinggi dengan dokter Jerman yang suka datang
kemari”.
Ia
mengalami sejumlah pemeriksaan medis. Ia juga sempat ditawari makanan oleh tapi
ia menolaknya karena tidak mengenal makanan itu.
Bali,
Indonesia: Kasus Penculikan Kak Tut,1963
Peristiwa
ini terjadi pada tahun 1963, pada malam hari ketika seorang pria 30an tahun
yang dipanggil Kak Tut berangkat ke sawah mencari belut. Waktu itu Gunung Agung
sedang meletus. Ketika ia tiba di sawah yang berada di kaki Gunung Batukaru -
Tabanan, tiba-tiba ia merasa suasana berubah menjadi terang seperti siang.
Sepertinya Matahari telah berada pada posisi di atas kepala, padahal ia yakin
waktu itu ia dalam keadaan sadar dan tidak tidur. Ia ingat bahwa ia sedang
keluar pada malam hari. Beberapa detik sebelum suasana mendadak menjadi terang,
ia sempat menyaksikan sebuah bulatan berbentuk oval bercahaya putih terang
benderang menyilaukan mata. Ia selalu menyebut bulatan terang tersebut sebagai
Taluh Hyang Widi (Telur Tuhan). Bulatan tersebut melayang di atas puncak Gunung
Batukaru dan beberapa saat kemudian terbang dengan kecepatan tinggi menuju
puncak Gunung Agung yang sedang mengeluarkan lahar. Menurut Kak Tut, bulatan
tersebut lenyap masuk ke kawah Gunung Agung dalam beberapa detik, padahal jarak
antara kedua gunung tersebut sangat jauh. Karena hari telah siang, Kak Tut
memutuskan untuk pulang tanpa membawa tangkapan belut.
Banjar,
Jawa Barat: Kasus Machpud, 1969
Pada
bulan Juni 1969, Machpud, seorang pria berumur 27 tahun, bertemu dengan
“seorang wanita asing yang cantik” di Banjar, Jawa Barat. Wanita itu
“membimbing”-nya masuk ke “rumah”-nya. Rumah tersebut memiliki satu ruangan
yang besar yang dipenuhi dengan cahaya terang yang aneh. Wanita itu lalu
mengajaknya untuk berhubungan badan. Machpud lalu pingsan. Beberapa waktu
kemudian, ia ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan tidak berpakaian
oleh seorang pejalan kaki yang melintasi hutan Gunung Babakar. Pakaiannya
berserakan di atas sebuah pohon. Peristiwa ini mengindikasikan bahwa Machpud
pernah diculik oleh entitas asing. Sepertinya entitas asing itu mengambil
contoh spermanya.
Bandung,
Jawa Barat: Kasus Sudjana Kerton, 1979
Seniman
(almarhum) Sudjana Kerton yang tinggal di Dago Pakar, Bandung sering
menyaksikan piring terbang yang menyorotkan sinar-sinar aneh di rumahnya. Pada
suatu malam, ketika sedang tiduran di beranda rumah, ia bermimpi didatangi oleh
dua sosok makhluk asing mirip robot. Mereka menyorotkan sinar ke sekujur tubuhnya,
sehingga ia mengalami apa yang disebut sebagai sleep paralysis atau
kelumpuhan dalam tidur dimana ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya. Kedua
makhluk itu membimbingnya masuk ke sebuah wahana yang mengambang di atas
tanah.Tiba-tiba ia telah berada di sebuah tempat yang seluruhnya berwarna
putih. Ia berjumpa dengan empat orang alien berwarna putih yang tinggi
tubuhnya kira-kira tiga meter. Mereka mirip orang Mongol, karena memiliki mata
sipit yang kedua ujungnya mencuat sedikit ke atas. Mulut mereka tampak sekadar
garis tipis yang melintang, hidung berbentuk tajam, dan kepala mereka botak
tanpa ditumbuhi rambut. Tiba-tiba semuanya menjadi putih dan mendadak ia terbangun.
Ia terkejut mendapati kedua kakinya berlumuran lumpur. Lebih terkejut lagi ia
melihat ada sejumlah jejak kaki asing di tanah pekarangannya. Kejadian itu
diabadikan Sudjana lewat lukisan bertajuk “Mimpi UFO”, dan bekas tapak kaki itu
dituang gips dan dicetak. Sayang, setelah disimpan sekian lama, gips berbentuk
kaki alien itu kini hilang. "Mungkin terbuang saat studio ini
direnovasi, pada 1998," kata Tjandra Kerton, putri Sudjana Kerton, yang
juga beberapa kali melihat UFO. Sudjana Kerton sebenarnya sudah sering melihat
UFO sejak 1953, saat ia tinggal di Colorado, AS. Kejadian makin sering dialami
saat ia pulang ke Indonesia, pada 1976, dan mendirikan studio Sanggar Luhur.
Pengalamannya dituangkan dalam lukisan minyak di atas kanvas bertajuk “Kerton
Lihat UFO" yang dibuat pada 1978.
Bandung,
Jawa Barat: Kasus Andi Indiyanto, Bandung, 1992
Kasus
Andi Indiyanto terjadi pada tahun 1992. Ketika berada di Bandung di rumah salah
seorang kawannya, ia merasa diambil oleh mahluk asing. Waktu itu ia melihat samar-samar
tempat yang serba putih dan tempat duduk yang ia tempati berwarna hijau terang.
Meskipun dalam keadaan setengah sadar, ia ingat ada seseorang yang duduk di
sebelah kanannya. Selang beberapa menit kemudian ia melihat ada tiga sosok
berwajah aneh berkepala bulat yang memiliki mata kecil dan berhidung mancung
dengan mulut yang kecil. Badannya tertutup kain putih seperti jubah. Mereka
mengamati dirinya serta seseorang yang ada disebelahnya. Sepertinya tangannya
dipasangi semacam perangkat berbentuk bulat lonjong. Belum sempat mengetahui
lebih jauh, tiba-tiba ia sudah berada di dalam kamar temannya.
Bandar
Lampung: Kasus Ny. Ida, 1993
Peristiwa
yang terjadi pada bulan Juli tahun 1993 ini dialami oleh seorang wanita yang
menyebut dirinya sebagai Ny. Ida (nama samaran). Waktu itu ia sedang hamil anak
ketiga dan usia kehamilannya sudah tujuh bulan. Malam itu suaminya sedang ronda
dan anak keduanya yang masih kecil ikut serta karena selalu menangis. Ketika
hendak memejamkan mata, tiba-tiba segumpal asap putih mengepul di depan lemari
pakaian yang terletak tepat di ujung tempat tidur. Posisi kakinya waktu itu ke
arah lemari sehingga ia dapat melihatnya dengan jelas. Gumpalan asap itu lalu
berubah bentuk menjadi sosok yang menyerupai manusia namun tubuhnya lebih
tinggi dan lebih besar dari manusia. Ia lantas ingin berteriak, namun
sepertinya suaranya tersekat di tenggorokan. Ia merasa sekujur tubuhnya
mendadak kaku dan mengeluarkan keringat dingin. Ny.Ida hanya bisa
berkomat-kamit menyebut Asma Allah, tapi makhluk itu tetap saja berdiri
di sana Tubuhnya yang lebar hampir menutupi seluruh permukaan lemari pakaian.
Sedangkan kepalanya nyaris menempel di loteng. Lalu, makhluk tinggi besar itu
mendekati Ny.Ida. Sebelum mendekat, makhluk itu merapatkan kedua telapak
tangannya di depan dada dan menundukkan kepala, seakan memberi hormat. Lalu Ny.
Ida digendong oleh makhluk itu dan dibawa terbang meninggalkan rumah. Ny. Ida
mengatakan bahwa ia melihat gunung-gunung, lembah, laut dan taman yang sangat
indah. Begitu sampai di rumah, Ny. Ida melihat makhluk berjubah itu kembali
menyatukan kedua telapak tangan di depan dada dan menundukkan kepala, seperti
memberi hormat, lalumenghilang.
Cirebon,
Jawa Barat: Kasus Mr.X-1, 1994
Seorang
pria asal Cirebon, Jawa Barat, (selanjutnya disebut sebagai Mr.X-1) mengatakan
bahwa ia pernah diculik oleh makhluk asing ketika ia berusia 12 tahun. Suatu
hari, ia pergi bersama teman-temannya ke sebuah kebun tebu. Ketika menyusuri
tanaman tebu, sebagian batang tebu menghalangi jalannya, menyebabkan ia
terpisah dari teman-temannya. Tiba tiba ia melihat tujuh makhluk seperti anak
kecil sedang mengerumuni sebuah pohon tebu. Makhluk itu tingginya kira-kira
sepinggangnya dan badannya sangat kurus. Kepalanya besar sekali kira-kira
sebesar kepalanya. Tubuh mereka berwarna abu abu keperakan dan agak kusam. Ia
terkejut dan mencoba untuk berlari. Tapi makhluk-makhluk itu melihat dirinya.
Tiba tiba ia merasa kepalanya panas dan terlihat cahaya biru keperakan yang
sangat menyilaukan mata. Setelah itu ia tidak ingat lagi apa yang terjadi. Ia
hanya ingat ketika sadar, hari telah malam. Ia berada di pinggir sungai yang
berada di dekat kebun tebu. Lalu ia bangkit untuk pulang. Tapi ia merasa
perutnya di bagian atas sangat sakit (sakit itu baru hilang kira-kira seminggu
setelah kejadian). Sesampai di rumah, seluruh keluarganya terkejut melihatnya.
Mereka berkata bahwa ia telah meninggalkan rumah selama dua minggu.
Surabaya:
Kasus Mr.X-2, 1996
Pada
suatu malam di tahun 1996, tubuh Mr.X-2 “ditarik” ke luar angkasa dari
kamarnya. Ia ditarik keluar melalui jendela kamarnya dengan kecepatan sedang
dan bahkan dalam keadaan sadar dengan mata terbuka, sehingga ia dapat melihat
rumahnya di bawah makin mengecil, seiring ia naik makin tinggi ke angkasa. Ia
juga sekilas dapat melihat benua Australia. Beberapa waktu kemudian, ia masuk
ke suatu pesawat asing yang posisinya dengan Bumi tidak terlalu jauh. Di dalam
pesawat itu ia bertemu dengan alien nordic. Pada tubuhnya, dalam posisi rebah,
dipasangi semacam kabel berwarna perak di dada sebelah kanan. Anehnya, Mr.X-2
tidak merasakan sakit ketika tubuhnya dimasuki kabel itu. Beberapa waktu
kemudian ia kembali di rumahnya. Setelah peristiwa itu ia merasa memiliki
kemampuan melihat peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.
Bandung:
Kasus Mr.X-3, 1998
Seorang
pria yang tidak disebutkan identitasnya (selanjutnya disebut Mr.X-2) pernah
diculik oleh makhluk asing dari rumahnya di sebuah kompleks perumahan di
Bandung Utara pada 2 April 1998. Suatu malam yang gerah, ia tiduran di genteng
(atap) rumahnya. Ketika bangun waktu subuh, ternyata ia ada di halaman belakang
rumah. Ia mendapati adanya luka sayatan di bagian dada. Luka goresan itu
panjangnya sekira 25 cm, tidak dalam, dan tidak ada darah di kulit maupun di
kaos yang ia kenakan. Ia juga mendapati bagian tengkuknya terdapat bisul-bisul
dan gatal. Rasa gatal di kulitnya baru hilang dua hari. Seorang dokter
mengatakan bahwa luka goresan atau luka kecil adalah hal yang wajar. Bisa jadi
itu karena adanya pembuluh yang pecah dengan sendirinya. Mr.X-2 juga tidak
memiliki reaksi alergi terhadap apapun. Darahnya juga diteliti dan ia juga
sudah diberi sejumlah vitamin dan antibiotik, termasuk disuntik dengan
antibiotik. Dokter untuk sementara menyimpulkan bahwa gatal-gatal itu disebabkan
gigitan serangga. Mr.X-2 mengatakan bahwa malam itu ia bermimpi melihat ada
cahaya terang.
Surabaya:
Kasus penulis, 2000
Penulis
sebenarnya pernah mengalami beberapa kali perjumpaan dengan makhluk asing.
Salah satu peristiwa yang dialami penulis terjadi kira-kira bulan Juni tahun
2000. Sesaat setelah merebahkan diri ke tempat tidur, kira-kira pukul 22.00,
tiba-tiba ia merasa tubuh penulis terangkat ke atas dengan cepat dan sudah
berada di dalam sebuah wahana. Penulis kemudian keluar dari sebuah bilik yang belakangan
diketahui sebagai “elevator” yang “menarik”-nya dari bumi. Penulis
melihat ada ruangan di depan penulis berbentuk melingkar atau bundar yang
memiliki tiga atau empat pintu. Atap ruang bundar itu melengkung ke atas dan
ada cahaya terang. Terdapat lorong melengkung di bagian kanan kiri yang
cahayanya redup. Lalu ia masuk ke ruang bundar yang lantai dan dindingnya seperti
logam. Di sana penulis melihat sesosok makhluk kecil berwarna kehijauan
mendongak menatap penulis. Makhluk itu mengenakan semacam topi atau mungkin
helm kaca. Makhluk itu memiliki ekor. Karena merasa takut, penulis kembali
menuju bilik di mana ia pertama kali keluar. Bilik itu berukuran kecil yang
meskipun gelap terasa lumayan nyaman. Ada satu jendela yang nampak di bawahnya
lengkungan bumi yang cantik serta bintang-bintang di angkasa. Rupanya penulis
baru sadar bahwa penulis berada di ruang angkasa. Dalam keadaan panik, sebuah
tuas yang terlihat ada di bawah jendela secara spontan penulis tekan ke bawah. Seketika
penulis merasakan gerakan turun dengan cepat. Bintang-bintang di luar jendela terlihat
seperti garis-garis dan gerakan turun semakin deras hingga penulis merasakan bagian
dada atau jantung ditekan dengan kuatnya hingga rasanya seperti mau pecah. Beberapa
waktu kemudian penulis sudah berada di ranjang dan bangkit seketika dengan
nafas tersengal-sengal.
Surabaya,
Indonesia: Kasus Michael Gumelar, 2002
Kasus
ini terjadi tahun 2002 ketika Michael Gumelar tinggal di Surabaya. Ia tidak
ingat tanggal dan bulannya namun terjadi pada suatu malam, kira-kira pukul
02.00 WIB. Ia ingat tubuhnya terangkat ke atas dengan sangat cepat. Tiba-tiba
saja ia telah berada di dalam sebuah ruangan di dalam wahana. Di tengah ruangan
ia melihat makhluk asing yang bentuknya seperti ikan buntal, namun tidak
berduri. Alien itu mengambang tanpa sayap dan rupanya ia yang
mengendalikan kemudi wahana. Suasana di dalam ruangan redup. Bagian dalam
wahana serba bulat namun nyaman, sangat berbeda dengan ruangan di dalam kokpit
pesawat. Panel-panel di dalam wahana itu memancarkan cahaya. Di tempat lain ia
melihat ada tiga sosok alien mirip manusia. Rambut mereka berwarna
putih, namun warna kulit mereka berbeda, ada yang coklat, merah muda dan
kuning. Mereka seperti manusia Bumi berusia 25 tahunan. Michael lalu masuk ke
dalam ruangan lain dan melihat dua sosok alien sedang berbincang. Satu alien
seperti iguana dan lainnya mirip kodok dengan mulut yang lebar. Ia lalu
ingin keluar dari ruangan tersebut. Sebuah tombol ia tekan. Ia terkejut bahwa
ruangan seketika berubah bentuk. Di ruang itu ia mulai merebahkan diri dan
mendadak tubuhnya mengambang dan mulai tertidur. Ketika sadar, ia sudah kembali
ke Bumi.
Entitas
asing yang diduga ada kaitannya dengan fenomena ini
Sering,
dalam serangkaian skenario penculikan, para korban mengingat entitas atau
makhluk alien yang "bertanggung jawab" atas kasus yang mereka
alami. Sebagian korban mengingatnya dengan jelas, sebagian samar-samar,
sebagian lainnya diingat ketika korban menjalani serangkaian regresi hipnosis.
Menurut
hasil penyelidikan oleh Dr. Jacques Vallee pada tahun 1969 dari 1247 kasus
penyaksian jarak dekat (yaitu yang kurang dari 150m) terdapat 750 kasus
pendaratan UFO, termasuk 300 kasus dimana makhluk UFO kelihatan didalam atau
didekat wahananya. Wujud makhluk-makhluk UFO berdasarkan tingginya dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Makhluk kerdil
Tingginya sekitar 1-1,2 meter. Proporsinya seperti
manusia biasa, hanya mata, telinga dan kepalanya lebih besar. Merupakan 60%
atau mayoritas dari makhluk-makhluk UFO.
- Makhluk normal
Setinggi manusia bumi. Merupakan 30% dari makhluk UFO
yang disaksikan.
- Makhluk raksasa
Sangat jangkung, mencapai 2 meter atau lebih, dengan
roman muka yang sangat jelek. Merupakan hanya 10% dari semua makhluk UFO.
Jenny
Randles, seorang ufolog Inggris, mendata entitas-entitas asing yang berkaitan
dengan kasus-kasus alien abduction berdasarkan laporan dari para korban atau
saksi mata. Sejak tahun 1950an terdapat lebih dari 6000 kasus kontak alien
dengan manusia telah dicatat, malah mungkin bisa lebih banyak lagi karena
sebagian korban tidak melaporkannya (Randles, 2000:107). Berikut entitas asing
yang kerap disaksikan oleh para korban :
- Gray
Gray atau grey adalah ras yang paling sering ditemui oleh
para korban terutama di tahun 1980an, 1990an dan mungkin hingga tahun 2000an
ini. Tinggi tubuhnya kira-kira 1,2 meter, namun ada yang lebih rendah atau
lebih tinggi. Secara fisik, gray memiliki tubuh mirip manusia namun dengan
kedua tangan dan kaki yang sangat kurus. Kepalanya besar dengan ukuran yang
tidak proporsional dengan tubuhnya, tanpa rambut. Memiliki mata besar dan
gelap, punya mulut dan hidung, serta berdagu lancip. Warna kulitnya ada yang
putih dan abu-abu. Menurut hasil penelitian Jenny Randles, ras ini bertanggung
jawab atas 75% kasus-kasus penculikan manusia.
- Nordic
Ras ini dijumpai di Amerika Utara dan Selatan, paling
banyak di Eropa. Secara fisik mirip humanoid dengan tinggi tubuh antara 1,8
hingga 2,1 meter. Memiliki rambut pirang dan mata biru. Aktivitas mereka kadang
menculik manusia dan melakukan pengujian medis, namun ini tidak umum. Mereka
sering berhubungan dan berkomunikasi secara telepati dengan manusia,
memperlihatkan saksi mata tentang masa depan.
- Humanoid
Cukup sering dijumpai oleh para korban khususnya
di Eropa. Secara fisik, tubuhnya mirip manusia. Tinggi tubuhnya hampir serupa
dengan manusia pada umumnya, hanya tinggi rata-rata wanitanya di atas tinggi
rata-rata wanita manusia.. Mereka memiliki rambut pirang, bermata biru, ada
juga yang bermata sipit. Kulitnya ada yang berwarna coklat. Mereka cukup sering
dilihat oleh para korban antara tahun 1950an hingga 1970an.
- Entitas lainnya
Sementara itu, para saksi atau korban juga melaporkan
adanya entitas lainnya yang tidak begitu kerap disaksikan. Entitas-entitas lain
tersebut ialah: robot, entitas berkulit seperti reptil (reptilian atau reptoid),
serangga (insect), serta mothman atau entitas yang memiliki
sayap. Entitas lainnya yaitu little people atau manusia mini, goblin
(jembalang) dan dwarf (kurcaci), serta projection atau entitas
proyeksi.
Modus
operandi penculikan manusia oleh alien
Tentang modus operandi penculikan oleh makhluk UFO menurut hasil penelitian
Dr. Thomas E. Bullard terhadap 270 kasus pada tahun 1987 dapat diadakan
rekonstruksi sebagai berikut ini:
Penangkapan (capture):
Mula-mula, sering tampak UFO yang disertai dengan efek
elektromagnetik atau fisik terhadap rumah atau mobil. Tidak selalu jelas
bagaimana cara memasuki UFO (fenomena “doorway amnesia”). Korban bercerita
tentang bagaimana ia melayang menembus dinding atau jendela lalu disedot berkas
cahaya dari UFO. Bagian dalam UFO dilaporkan bercahaya terang,
ruangan-ruangannya berbentuk bundar atau melengkung dan bersih. Korban dilucuti
pakaiannya, kadang malah dipaksa, dan dimandikan atau diceburkan ke dalam
cairan. Sebagian korban mengatakan bahwa mereka dibuat tidak bergerak. Sering
dilaporkan adanya makhluk kerdil abu-abu, kadang-kadang bersama makhluk-makhluk
lebih jangkung.
Pemeriksaan (examination):
Pada pemeriksaan, korban disorot oleh alat mirip kamera sinar X.
Pemeriksaan secara fisik ini oleh korban dirasa menyakitkan. Ini berpengaruh
pada mental korban. Alat-alat lain dimasukkan ke dalam badan korban. Korban meyakini
bahwa itu adalah adalah alat pelacak. Korban lainnya melaporkan bahwa ia menjadi
kelinci percobaan perkawinan silang. Komunikasi para alien umumnya dengan
telepati atau bahasa inggris yang terpatah-patah atau bahasa Spanyol.
Konferensi (conference):
Sesudah pemeriksaan, para korban berdialog dengan para alien
sebelum meninggalkan wahana mereka. Para korban ingin membawa barang atau perlengkapan
di dalam wahana alien sebagai bukti perjumpaan tersebut, namun mereka melarangnya.
Sebagian korban memang diberi tanda mata oleh alien berupa pesan-pesan arif
bijaksana atau pesan untuk umat manusia. Mereka sering dihipnotis supaya lupa
pengalaman penculikannya.
Keliling (tour of ship):
Para korban lalu diajak mengelilingi wahana alien secara
menyeluruh atau terbatas. Kadang-kadang korban melihat bayi-bayi hibrida hasil
persilangan antara makhluk alien dengan manusia Bumi. Para alien menjelaskan
bahwa bayi hibrida itu tidak dapat bertahan hidup di Bumi.
Kunjungan ke planet asal alien (journey to the otherwordly
journey):
Sebagian korban dibawa ke planet asal alien, atau pangkalan mereka
di Bumi atau planet lain. Sejak tahun 1980 adegan tersebut sering diganti
dengan proyeksi adegan-adegan tentang masa depan Bumi, atau planet asal UFO.
Pengalaman spiritual atau “theophany”:
Bertemu sosok, makhluk atau manifestasi lain yang tampaknya
berasal dari langit. Di sini disampaikan pesan-pesan yang arif atau yang
Mesianik.
Kembali (return):
Korban penculikan ditransfer langsung dari wahana alien atau
melayang kembali ke tempat semula. Wahana tersebut kemudian pergi dengan cepat.
Akibat (aftermath):
Sesudah UFO pergi dan perjalanannya selesai, korban baru sadar
bahwa apa yang seperti terjadi beberapa menit, ternyata beberapa jam atau
bahkan hari telah berlalu. Mereka tidak ingat pengalamannya, gejala ini disebut
“time loss” atau “missing time”.
Hari-hari atau minggu-minggu berikutnya, mereka diganggu
mimpi-mimpi buruk yang berhubungan dengan UFO, gejala-gejala fisik dan
emosional juga dapat timbul. Dr. Jacques Vallee mensinyalir bahwa gejala-gejala pasca penculikan itu mirip dengan
pasien penderita penyakit epilepsi.
Orang-orang yang sudah berhubungan dengan makhluk UFO juga dapat
mengalami “contactee syndrome”, yang gejalanya antara lain merasa
menjadi perantara dengan makhluk UFO, merasa harus meneruskan pesan-pesan dari
mereka kepada umat manusia yang biasanya berisi kecaman terhadap keadaan di Bumi
disertai himbauan atau ancaman untuk memperbaiki diri jika tidak mau musnah
dalam perang nuklir.
Ekses terburuk dari “contactee syndrome” adalah jika ia
berkembang menjadi “kultus UFO” yang fanatik dan tidak rasional yang telah
menjurus kepada bunuh diri masal karena ilusi atau delusi akan diselamatkan
oleh UFO. Akibat lain ialah hilangnya kepercayaan diri gara-gara terbius oleh
hipotesis adanya intervensi luar bumi.
Menilai
fenomena alien abduction
Meski fenomena
ini diakui oleh banyak orang, tidak sedikit orang yang menyikapinya dengan
skeptis, bahkan meragukannya. Orang yang melaporkan atau mengaku pernah
mengalaminya sering disebut sebagai tidak waras, menderita skizofrenia,
mengalami mimpi buruk, halusinasi, delusi dan sebagainya. Padahal ada cukup
banyak kasus telah didata. Jenny Randles (2000:107) memberikan informasi bahwa ada
lebih dari 6000 kasus berkaitan dengan perjumpaan manusia dengan alien dalam
kurun waktu 50 tahun. Sementara Bullard dalam Clark (1998:3) ketika melakukan
survey pada tahun 1995 memperoleh data sebanyak 1700an kasus. Ini adalah angka
yang cukup banyak.
Di
Indonesia sendiri sudah ada 11 kasus alien abduction ditambah 17 kasus yang
diduga berkaitan dengan fenomena ini, yang perlu untuk diteliti lebih lanjut
karena “korban” mengkaitkannya dengan fenomena supranatural atau lebih
menganggapnya sebagai hantu, tuyul, wewe dan sebagainya. (Baca informasinya di
situs www.betaufo.org)
Lalu
bagaimana menilai fenomena ini? Memang, di sisi lain fenomena ini memiliki
kelemahan yaitu tiadanya bukti yang memadai yang bisa digunakan untuk
membuktikan bahwa fenomena ini adalah nyata. Namun, indikator dari Melinda
Leslie yang telah diuraikan di bagian sebelumnya cukup menjadi acuan penilaian
bahwa seseorang pernah mengalami alien abduction. Bullard dalam Clark
(1998:9-10) memberikan alasan mengapa kesaksian para korban perlu
menjadi perhatian serius. Alasannya ialah:
- Korban adalah
orang-orang yang kredibel atau dapat dipercaya. Mereka orang-orang biasa
dengan penampilan yang normal dan menceritakan pengalaman mereka dengan
keyakinan yang tulus.
- Mayoritas korban tidak
memiliki motif untuk berbohong. Hanya sedikit korban yang memperoleh
publisitas, dan kebanyakan dari mereka menghindarinya. Para abductee,
terutama mereka yang pernah menceritakan pengalamannya lewat publisitas
media adalah orang-orang yang mengambil resiko atas pekerjaanya,
reputasinya serta hubungan sosialnya.
- Korban anak-anak
menjelaskan elemen kunci pengalaman abduction bahkan ketika amsih terlalu
muda untuk terpengaruh oleh media.
- Psikopatologi tidak punya
jawaban atas fenomena ini. Tidak ditemukan adanya penurunan mental yang
dialami oleh para korban dan mereka berada dalam tingkatan normal pada
skala psikologi pada umumnya.
- Banyak saksi
melaporkan penculikan, dan deskripsi mereka menunjukkan kesamaan atau
saling melengkapi satu dengan yang lain.
- Bukti fisik dalam
bentuk jejak di tanah, tanda di tubuh dan hilangnya kehamilan menegaskan
laporan tentang hal ini.
- Laporan yang masuk menunjukkan
adanya konsistensi dari waktu ke waktu.