Crop Circle
di Sleman, Bantul dan Magelang:
Menelusuri
Arti dan Hubungannya dengan Fenomena UFO
Oleh: Nur
Agustinus, M.Si.
BETA-UFO Indonesia
Fenomena
crop-circle modern sudah terjadi selama 21 tahun, dari 1990 hingga 2011. Lima
puluh atau lebih gambar asli yang rumit terjadi setiap musim panas di selatan
Inggris dekat Wiltshire, atau kadang kala juga di daerah lain. Sejak 2002,
sudah ada bukti yang masuk akal dan tidak bisa disanggah bahwa banyak crop
circle yang besar atau rumit, adalah bukan buatan manusia, setidaknya yang selama
ini dianggap sebagai hasil karya para pemalsu yang menggunakan tali dan papan. Walaupun bentuknya sangat menakjubkan
secara matematis, tidak ada jejak apapun yang menunjukkan keterlibatan manusia
dalam pembuatannya, seperti yang
disaksikan dalam penelitian di lapangan, sebelum kerumunan orang tiba di
lokasi.
Lantas mengapa tidak ada banyak orang yang
tertarik? Mengapa tidak semua orang di bumi merasa tertarik, bahwa kita
akhirnya melakukan sebuah kontak tidak langsung dengan makhluk asing? Sejak
akhir tahun 1980an, khususnya selama musim panas tahun 1990, crop circle modern
mulai ada terutama di lima negara Eropa
seperti Inggris, Jerman, Italia, Swiss dan Belanda, walaupun kadang ada juga di
tempat lain. Mulai tahun 2008, crop circle yang spektakuler telah dilaporkan
dari Korea Selatan. Tahun 2011 ini dikejutkan dengan munculnya crop circle di
Indonesia, yang pertama kali diketahui secara publik dan terekspos oleh media.
BETA-UFO memberi kode crop
circle Sleman dengan CC1-11. Kode ini berarti crop circle yang
diketahui/dilaporkan pertama di tahun 2011. Crop circle di Bantul diberi kode
CC2-11 dan yang di Magelang dengan CC3-11. Tim BETA-UFO melakukan penelitian di
tiga lokasi crop circle, pada tanggal 24 dan 30 Januari 2011 di Sleman dan
Bantul serta di Magelang tanggal 1 Februari 2011. Hasil dari observasi di
lapangan, terutama pola dan bentuk rebahan serta wawancara pada beberapa warga
setempat, tim BETA-UFO menyimpulkan bahwa ketiga crop circle tersebut bukan
buatan manusia.
Hasil kolektif dari semua laboratorium
atau dari para penyelidik crop circle di luar negeri sebenarnya sangat menarik,
namun hal ini sangat sedikit menarik minat kalangan akademik yang beraliran mainstream. Kebanyakan
crop circle yang terbentuk belakangan ini (terutama dari tahun 2001) menjadi
sangat besar dan kompleks sehingga menyebabkan teori bahwa ini adalah perbuatan
manusia, menjadi tidak bisa dipertahankan. Tidak ada peneliti yang jujur dan
kompeten yang mempercayainya lagi bahwa itu sekedar buatan manusia. Juga tidak
ada lagi tim pemalsu yang sanggup membuat gambar crop circle yang begitu besar
dan kompleks, walaupun dilakukan di siang hari selama dua hari penuh, tanpa
menyebabkan kesalahan saat merebahkan tanaman.
Demikian juga yang terjadi di
Indonesia. Proses pembuatan CC1-11 yang sangat cepat, mirip dengan banyak
fenomena crop circle di luar negeri. Basori mendengar suara “nging-nging”
sekitar jam 4 sampai 5 pagi (setelah subuh) sekitar hanya semenit dan saat jam
7 pagi sudah melihat ada pola terbentuk di sawah milik kakeknya tersebut (yang
diwawancara tim BETA-UFO). Selain itu, ada satu lingkaran besar yang
ternyata lebarnya hanya 20 cm dan ini hanya satu rumpun padi yang rebah dan
tidak ada jejak kaki saat pertama kali ditemukan. Posisi lingkaran ini adalah
setelah lingkaran paling luar yang lebarnya 1,5 meter. Lingkaran yang tergolong
tipis ini merupakan lingkaran kedua.
Ketika tim BETA-UFO meninjau lokasi CC2-11
(Piyungan, Bantul), banyak
orang yang mengatakan bahwa percuma datang ke lokasi crop circle di Piyungan
Bantul karena sudah dipanen. Tapi ternyata ada temuan yang menarik, yaitu masih
ada bekas di ladang berupa perbedaan warna antara padi yang rebah dengan yang
tidak. Sisa-sisa padi yang telah dipanen juga menunjukkan adanya perbedaan antara
yang rebah (crop circle) dengan yang tidak. Uniknya yang rebah ini kondisinya
lebih baik daripada yang tidak rebah. Yang tidak rebah sudah kecoklatan/kering,
sementara yang rebah masih ada bagian yang hijau.
Colin Andrews dan Stephen
Spignesi (2003) dalam bukunya "Crop Circles - Signs of contact",
halaman 179, Appendik A: A crop circles FAQ, mengemukakan crop circle yang
bukan buatan manusia memiliki ciri antara lain:
·
Tidak ada jejak di dalam crop circle
·
Tidak ada tanda di tanah di pusat lingkaran
·
Tanaman tidak rusak
·
Tampilan tanaman lebih cerah dan struktur akar
nampak panjang dari biasanya
·
Ada perubahan dalam tingkat molekular pada
tanaman
·
Bentuk geometri yang presisi
Pola rebahan
tanaman juga menunjukkan hal yang sulit untuk dilakukan oleh manusia. Tanaman
seperti terkena pemanasan lokal dengan gelombang mikro yang mengakibatkan
kandungan air di dalam tanaman tersebut meledak. Kalau analoginya, tanaman
tersebut sudah direbahkan menjadi bentuk tertentu seperti memanaskan batang
besi hingga hampir meleleh pada satu bagian dan kemudian membengkokkannya
selagi panas, membentuk lekukan tertentu, dan membiarkannya dingin kembali.
Beberapa kasus crop circle
diketahui terbentuknya dalam waktu yangs angat singkat. Sebagai contoh adalah
yang terjadi pada tanggal 7 Juli 2007 di East Field, Alton Barnes, Wiltshire. Pola ini terbentuk dalam waktu
sekitar 15 menit pada saat jam 3 dini hari. Ini diketahui berdasarkan kamera
CCTV yang merekam saat terjadinya crop circle tersebut. Pada saat terbentuknya
pola, terjadi semacam 'electromagnetic pulse' yang diawali dengan sebuah “aerial flash”. Penjelasan lengkapnya bsia dibaca di http://www.andrewcollins.com/page/news/777.htm
Keberadaan crop circle sebesar
300 meter tersebut yang secara mendadak dan misterius tiba-tiba ada,
diperkirakan terjadi tidak lebih dari 10 menit, dan tidak ada kehadiran manusia
yang bisa dideteksi di ladang tersebut. Ini merupakan bukti nyata yang tidak
terbantahkan.
Apa yang terjadi di Berbah,
Sleman, juga menjadi tanda tanya, sebab proses terjadinya crop circle ini dalam
waktu yang sangat singkat. Sebuah upaya rekonstruksi yang dilakukan pada siang
hari tanggal 25 Februari 2011 oleh 10 mahasiswa dari Yogyakarta (UMY) yang
diliput Trans TV menunjukkan bahwa dalam waktu hampir 10 jam, mereka baru dapat
menyelesaikan sekitar 50% saja dengah hasil yang tidak presisi.
Memang tidak ada bukti empiris
apa dan bagaimana terjadinya crop circle di Sleman, Bantul dan Magelang. Tak
ada saksi mata yang melihatnya. Yang ada hanya saksi yang mendengar sesuatu
yang aneh. Tentu saja kebenarannya tidak dapat dengan mudah dibuktikan karena
pengakuan tersebut tidak didukung oleh saksi yang lain. Pola rebahan di ketiga
crop circle yang teratur rapi seperti diputar (searah jarum jam) menunjukkan
bahwa rumpun padi tidak sekedar rebah tertiup oleh angin. Pengamatan di lokasi
crop circle atas padi yang rebah karena terkena angin sangat berbeda dengan
yang terdapat di crop circle.
Jika membandingkan dengan
kejadian di luar negeri, Informasi ini didapat dari website Collin Andrew,
peneliti crop cirlce, mengemukakan ahwa pada tanggal 7 Juli 2009 pukul 5 pagi,
seorang sersan polisi Wiltshire yang sedang mengendarai mobil melewati Sillbury
Hill mengaku melihat 3 sosok seperti
manusia yang luar biasa tinggi sedang berdiri di ladang gandum. Menurutnya, ketiga orang itu berambut pirang dan mengenakan pakaian putih. Sersan polisi itu menghentikan mobilnya dan segera memanggil tiga orang tersebut, namun ketiga orang tersebut segera berlari dan menghilang. Pada saat itu sersan itu mengaku mendengar suara seperti suara statik yang aneh, dan segera ia melihat tanaman gandum mulai merunduk dan membengkok seakan-akan diperintah oleh suara itu. Setelah mengalami peristiwa itu, sersan polisi itu mengaku mengalami sakit kepala yang luar biasa. Saksi mata lainnya mengaku mendengar suara berisik seperti helikopter di angkasa pada malam itu dan ia bahkan berhasil memotret objek terbang tersebut.
manusia yang luar biasa tinggi sedang berdiri di ladang gandum. Menurutnya, ketiga orang itu berambut pirang dan mengenakan pakaian putih. Sersan polisi itu menghentikan mobilnya dan segera memanggil tiga orang tersebut, namun ketiga orang tersebut segera berlari dan menghilang. Pada saat itu sersan itu mengaku mendengar suara seperti suara statik yang aneh, dan segera ia melihat tanaman gandum mulai merunduk dan membengkok seakan-akan diperintah oleh suara itu. Setelah mengalami peristiwa itu, sersan polisi itu mengaku mengalami sakit kepala yang luar biasa. Saksi mata lainnya mengaku mendengar suara berisik seperti helikopter di angkasa pada malam itu dan ia bahkan berhasil memotret objek terbang tersebut.
Yang diketahui dari warga yang
berhasil diwawancara, memang terdengar suara aneh. Apakah suara ini yang
menyebabkan rebahnya tanaman dan membentuk pola geometris? Freddy Silva pernah
menulis artikel di majalah Atlantis Rising mengemukakan teorinya mengenai
teknik pembuatan crop circle dengan suara. Menurutnya, efek dari getaran suara
bisa membentuk pola geometris. Suara ini pernah tertangkap oleh video dan
dianalisis Jet Propulsion Lab NASA
memiliki frekuensi 5.2kHz. Bunyi yang sama sebelumnya terdengar oleh seorang
juru kamera BBC saat merekam wawancara dekat sebuah crop circle. Informasi
lebih lanjut mengenai hal ini bisa dibaca di:
Freddy Silva mengemukakan
beberapa fakta tentang crop circle seperti
batang tanaman membengkok tanpa ada kerusakan dan umumnya titik bengkok
pada 1 inci diatas tanah. Pada titik itu, tanaman nampak seperti mengalami
semburan panas yang kuat dan dalam tempo sangat singkat, sehingga melunakkan
lapisan kulit batang hingga jatuh membengkok 90 derajat. Setelah itu tanaman
mengeras kembali, dan mempunyai bentuk baru yang bersifat permanen. Dari
riset/test laboratorium, ditemukan bhw suara infra (di bawah 20 Hz) yang kuat mampu membuat efek di atas.
Tekanan suara infra bisa mendidihkan air dalam batang tanaman dlm waktu 1 nanodetik. Tekanan suara tadi juga menyebabkan menguapnya
air di area crop circle, dan ini cocok dengan penuturan petani yang mendapati
crop circle
di pagi hari melihat adanya uap air naik ke atas.
di pagi hari melihat adanya uap air naik ke atas.
Terjadinya pemanasan lokal yg
menakjubkan ini, serta adanya gelombang
elektromagnetik, juga menyebabkan perubahan komposisi struktur kristal dan mineral dalam tanah,
seperti telah banyak didokumetasikan
dalam berbagai penelitian lab. Selain itu ditemukan hal lain yang tidak alami yaitu
radioaktif jangka pendek (yang akan hilang dalam beberapa jam) yang tidak menimbulkan efek samping, tepat di dalam lingkaran.
Berdasarkan hal ini, tim peneliti dari Batan dan Bapeten tidak menemukan adanya
jejak radiasi karena melakukan penelitiannya tanggal 25 Januari 2011, dua hari
setelah crop circle di Sleman terbentuk.
Berdasarkan temuan dan argumen
ini, BETA-UFO menyimpulkan bahwa crop circle yang ada di Sleman, Bantul dan
Magelang adalah bukan buatan manusia. Mempertimbangkan bentuk polanya yang
unik, terstruktur dan memiliki keteraturan, maka pembuatnya dapat dipastikan
memiliki kecerdasan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatnya
adalah makhluk cerdas bukan manusia. Jika membahas makhluk cerdas bukan
manusia, maka sering dihubungkan dengan alien atau fenomena UFO.
Apa makna pola crop circle?
Bentuk crop circle sampai pada
pertengahan tahun 1980-an terutama adalah bulatan-bulatan sederhana dan variasi
dari simbol bangsa Celtic. Kemudian
muncullah garis-garis lurus dan membentuk lambang-lambang yang jauh lebih unik. Setelah tahun 1990 bentuk-bentuk itu
terbagi-bagi secara eksponensial, dan sekarang tidaklah luar biasa bila kita
menemukan bentuk-bentuk yang meniru lambang-lambang komputer, beberapa di
antaranya mencakup daerah seluas 200 ribu kaki persegi. Sampai hari ini lebih dari ribuan crop cirle
yang dilaporkan dan dicatat di seluruh dunia, dengan kurang lebih 90% terjadi
di Inggris. Crop circle biasanya
terbentuk di malam hari antara pukul 23.30 dan 04.00 dini hari.
Crop circle yang asli juga muncul
pada titik pertemuan sepanjang aliran energi magnetis Bumi, mempengaruhi pola
energi lokasi prasejarah daerah tersebut.
Crop circle sering merujuk pada karakteristik-karakteristik Neolithic
dalam ukuran/bentuk/arah, dan definisi tentang masuknya, dengan sebanyak 150
buah cincin energi konsentris di luar garis keliling mereka. Menurut peneliti crop circle, setahun setelah
tanaman dalam crop circle tersebut dipanen dan ladang telah dibajak dan
ditanami kembali, jejak energi dari crop circle masih akan terdeteksi di tempat
yang sama, lama setelah jejak-jejak fisiknya menghilang.
Pada tahun 1989, George Terence
Meaden, seorang pakar meteorologi di Bradford Upon Avon, menerbitkan sebuah
buku berjudul “Pengaruh Crop Circle dan Misterinya”. Sekarang banyak orang mengetahui, teorinya
mengenai fenomena Pusaran Plasma menjadi terkenal di seluruh dunia sebagai
teori mengenai apa yang sebenarnya menciptakan bentuk-bentuk crop circle. Memang, banyak dari bentuk-bentuk crop circle
di akhir tahun 1980-an terdiri dari lima bagian dan lingkaran-lingkaran cincin,
sehingga mereka bisa dijelaskan dengan pusaran Elektromagnetik ini. Namun di tahun 1990-91, teorinya mulai lebih
sulit dijelaskan, karena tahun 1990 adalah tahun di mana “Lambang-lambang”
mulai muncul. Peneliti crop circle
meyakini bahwa bentuk-bentuk ini tidak disebabkan oleh pusaran angin yang
alami, tetapi karya Meaden masih tetap dihormati, dan mungkinkan mengarah pada
sesuatu yang lebih dalam yang menggunakan semacam pusaran untuk membentuk
bentuk-bentuk yang menakjubkan ini. Jadi bisa saja teknologi pembuatnya adalah
menggunakan pusaran plasma atau angin ion, tapi dilakukan secara artifisial,
bukan secara alami.
Simbol atau pola crop circle
diduga memang mempunyai arti. Carl Sagan (1997) dalam bukunya The
Demon-Haunted World: Science as a Candle in the Dark, mendiskusikan hubungan antara teori pembentukan rop circle oleh alien
dan menyimpulkan bahwa tak ada bukti empiris yang bisa dikaitkan antara crop
circle dengan fenomena UFO. Namun Carl Sagan mengemukakan bahwa ada pesan yang
ingin disampaikan dari fenomena crop circle. Sagan menjelaskan beberapa
crop circle yang digabungkan dan membentuk sebuah pesan.
Mengenai makna dari pola crop
circle ini, diduga ada kaitan antara ketiga crop circle yang diperkirakan
pembuatannya berselang tiap minggu. CC2-11 walau ditemukan setelah CC1-11,
namun menurut sebuah wawancara, besar kemungkinan sudah terbentuk seminggu
sebelum CC1-11 ditemukan. Dengan demikian, untuk “membaca” makna pola crop
circle ini, seperti yang diusulkan oleh Carl Sagan, perlu dilakukan secara berurutan.
Pola crop circle Sleman perlu
dicermati dengan adanya dua lingkaran yang lebih kecil di kedua sisinya. Pola
utama crop circle disebutkan seperti pola cakra Muladhara. Pola ini memang
merupakan pola yang umum. Namun menjadi tanda tanya, apa makna dari dua
lingkaran kecil tersebut. Beberapa analisis atas crop circle di luar negeri
sering dihubungkan dengan benda-benda astronomi. Apakah pola ketiga crop circle
di Indonesia ini berhubungan dengan benda astronomi?
Crop circle Sleman terbentuk
tanggal 23 Januari 2011. Sepintas bentuk pola lingkaran utama dengan empat
lingkaran di dalamnya yang saling tumpang tindih dengan mengitari (seperti
mengorbit) lingkaran pusat mengingatkan pada empat planet dalam dari tata surya
kita, yakni Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Lingkaran luar yang seperti
“border” nampaknya seperti sabuk asteroid. Jika pola itu dikaitkan dengan tata
surya kita, apakah dua lingkaran kecil di kedua sisi adalah planet Jupiter dan
Saturnus?
Dengan menggunakan software
Planet’s Orbit, dengan mengatur waktunya pada tanggal 23 Januari 2011, maka
dapat dilihat posisi planet-planet sebagai berikut:
Apakah sebuah kebetulan jika posisi antara
Jupiter dengan Saturnus segaris dengan Matahari?
Bandingkan posisi tata surya dengan pola
crop circle di Berbah, Sleman.
Pola crop circle di Magelang
(CC3-11) memang cukup unik, berbeda dengan kedua crop circle sebelumnya yang
berbentuk lingkaran besar. Pola CC3-11 sekilas seperti bentuk matahari karena
ada lingkaran dengan tanda seperti sinar sebanyak delapan. (Lihat gambar)
Lingkaran utama crop circle di Magelang
Gambar pola crop circle di Magelang
Ada banyak penafsiran atas
pola ini, misalnya ada yang menghubungkan dengan sistem propulsi pesawat UFO,
namun jika dihubungkan dengan benda astronomi, kemungkinan yang ada adalah matahari
dengan keempat planet dalam (inner
planets). Jika pola crop circle di Magelang dilihat sebagai matahari dengan
keempat planet (Merkurius, Venus, Bumi dan Mars), dengan simbol terpancarnya
sinar matahari, apakah itu menunjukkan pesan akan adanya solar storm (badai matahari)? Perkiraan ini memang nampaknya masuk
akal mengingat di tahun 2011 dan 2012 ini badai matahari meningkat. Menurut
Kabag Humas Lapan Elly Kuntjahyowati, dalam rilisnya kepada
pers di bulan Maret 2010, puncak aktivitas matahari akan terjadi antara
2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas matahari akan tinggi dan
terjadi badai matahari. Namun apakah ini menunjukkan
waktu saat posisi keempat planet segaris dengan dua planet di sisi yang saling
berlawanan?
Pemikiran lain adalah pola ini
merupakan simbol dari planet Jupiter dengan keempat bulannya (empat bulan Galilean),
yakni Europa, Io,
Ganymede dan Callisto. Di bawah ini adalah foto Jupiter dengan keempat
bulannya.
Foto hasil teleskop planet Jupiter dengan
keempat bulannya
Jika hal ini dihubungkan
dengan astronomi, ada dugaan bahwa pola CC3-11 di Magelang adalah Jupiter
dengan empat satelitnya. Sementara pola CC1-11 di Sleman adalah pola tata
surya, matahari di tengah dengan empat planet dalam mengitarinya, lalu ada
“sabuk asteroid” dan dua lingkaran itu adalah Jupiter dan Saturnus. Posisi ini
jika dilihat dengan program planet’s orbit sesuai dengan tanggal saat CC1-11
terbentuk. Pola CC2-11 di Bantul, diperkirakan adalah simbol matahari. Ini
sebabnya CC di Bantul lebih kecil dari yang di Sleman. Jadi pola ini berawal
dari menujuk pada matahari, kemudian tata surya dan berakhir pada Jupiter. Tentu menjadi tanda tanya, mengapa Jupiter?
Ilustrasi badai matahari menerpa planet
bumi.
Analisis bahwa crop circle
ketiga di Magelang adalah matahari dengan keempat planetnya sebenarnya lebih
bisa mempunyai makna terutama jika dihubungkan dengan terjadinya badai
matahari. Pola itu seakdan memberi
semacam petunjuk bahwa keempat planet ini akan mengalami dampak yang
siginifikan diterpa badai matahari.
Hubungan crop circle dengan fenomena UFO
Banyak teori diusulkan, tapi
tidak semuanya bisa memuaskan, termasuk teori bahwa crop circle adalah buatan
makhluk UFO. Tidak ada bukti yang jelas kecuali asumsi dan dugaan-dugaan saja.
Hal ini tidak mengherankan, sebab jawaban tidak mudah untuk diperoleh. Ribuan
kasus crop circle di luar negeri, terutama yang dianggap sebagai “asli”
(diyakini bukan buatan manusia), tetap tidak terjawabkan apa makna dari simbol-simbol
yang terbentuk di ladang itu.
Fenomena crop circle oleh
pengamat UFO sering dikaitkan dengan fenomena UFO. Hal ini tentunya berhubungan
dengan argumen bahwa pembuatnya dapat dipastikan makhluk cerdas namun bukan
manusia. Apakah makhluk cerdas ini berasal dari luar bumi atau dari dimensi
lain, memang masih misteri.
Sebuah foto yang diambil oleh
seseorang saat di crop circle Magelang menunjukkan adanya benda terbang aneh.
Memang tidak mudah mengatakan apakah itu benar pesawat makhluk luar angkasa,
atau obyek seperti burung yang tak sengaja tertangkap kamera.
Di luar negeri ada beberapa
video yang berhasil menangkap adanya obyek berupa bola sinar sedang terbang
melintas di atas crop circle. Bahkan ada sebuah video yang menunjukkan adanya
dua buah bola cahaya yang terbang melintas di atas sebuah ladang dan kemudian
secara singkat membentuk pola crop circle di ladang tersebut. Hal ini yang
kemudian dijadikan bukti bahwa ada hubungan antara fenomena crop circle dengan
UFO.
Sebuah obyek bola bercahaya melintas di atas
crop circle (kiri) dan crop circle terbentuk setelah dua buah bola cahaya
melitas di atasnya (kanan).
David
Kingston pada tahun 1976 melaporkan,“Saya melihat UFO pada malam hari di Clay
Near dekat dengan Warminster. Ada tiga orbs cahaya yang berwarna-warni, setiap
satunya berdiameter kira-kira 6 kaki, sedang melayang di atas kami selama tiga
jam, melebur diri menjadi satu dan kemudian berpisah lagi. Tiba-tiba saja satu
dari orbs tersebut naik hingga 30 kaki, dan kemudian terbang ke ladang di Clay
Hill. Ketika subuh, Saya melihat ada bentuk crop circle pada ladang gandum itu.
Setelah diselidiki, tidak ada tanaman yang patah, hanya ada tanaman yang rebah
dengan sempurna berdiameter 30 kaki.”
Berdasarkan
laporan-laporan ini, nampaknya ada hubungan antara fenomena crop circle dengan
keberadaan makhluk cerdas bukan manusia. Ada teori yang mengatakan bahwa
makhluk yang membuat crop circle ini adalah makhluk ultradimensi (makhluk dari
dimensi lain). Memang sulit sekali membayangkan bahwa pola ini terbentuk secara
alamiah dalam waktu yang sangat singkat.
Menarik
juga jika melihat bahwa ketiga posisi crop circle tersebut bisa ditarik dengan
satu garis lurus. Memang perlu diuji akurasi dari garis lurus tersebut. Namun
sebelumnya BETA-UFO pernah menduga bahwa crop circle ketiga berada di posisi
garis lurus.
Crop circle bukan barang
yang abadi. Setelah dipanen, tanah akan digarap ulang dan bentuk itu akan
hilang. Yang tersisa adalah foto-foto dan sampel yang mungkin sempat diambil.
Disimpan dalam sebuah katalog “Indonesian
X-Files“. Namun apa yang bisa diperoleh dari sana? Sementara kita
tidak tahu apa tujuan dari pembuatnya, tiba-tiba saja ada, muncul secara
sporadis di beberapa tempat tanpa bisa diperkirakan sebelumnya. Sejumlah
pertanyaan yang bisa diajukan tidak terjawab dengan memuaskan. Mulai dari apa
tujuan crop circle
ini, mengapa ada di sana, siapa pembuatnya, semuanya tidak bisa ada jawaban
yang memuaskan semua pihak.
Surabaya, 10
Maret 2011