Kamis, 06 September 2018

UFO, Sebuah Analisa dan Implikasi

Oleh: Nur Agustinus

Disampaikan dalam acara pertemuan rutin
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)
Tanggal 24 Mei 2008.


Just because you can't see something, it doesn't mean it isn't there.

UFO sekedar mitos atau fantasi? Jika memang seperti itu, mengapa ada pemerintah yang serius menangani soal UFO. Misalnya saja, pertengahan bulan Mei 2008 lalu, Kementerian Pertahan Inggris mengeluarkan laporan mengenai keberadaan UFO setelah diminta para peneliti UFO dengan menggunakan kebebasan atas informasi. Sebelumnya di tahun 2007, Prancis menjadi negara pertama yang mempublikasikan dokumen mereka tentang pesawat luar angkasa tersebut. Selama ini, sejumlah negara, terutama AS menyimpan rapat-rapat dokumen mereka tentang UFO dengan alasan keamanan. Jacques Arnould, salah satu pejabat di CNES, mengatakan CNES telah mengumpulkan pernyataan dan dokumen mengenai UFO selama sekitar 30 tahun untuk diarsip maupun dipelajari. Database yang ada di Perancis menyimpan sekitar 6.000 bukti-bukti kehadiran UFO.

UFO adalah singkatan dari Unidentified Flying Object, yang artinya benda terbang tak dikenal atau Benda Terbang Aneh (BETA). Istilah BETA dipergunakan oleh Marsekal Muda TNI (purn) J. Salatun, seorang penyelidik UFO senior Indonesia. UFO tidak harus merupakan sebuah pesawat luar angkasa, namun termasuk segala sesuatu yang terlihat di angkasa dan tak dapat dijelaskan.

Ilmu yang menyelidiki fenomena tentang UFO dinamakan Ufologi, sementara orang yang melakukan penyelidikan mengenai UFO disebut Ufolog. Makhluk yang membawa UFO disebut sebagai Ufonaut, dan umumnya lebih sering disebut dengan istilah: E.T. atau ALF (Alien Life Form). E.T. adalah singkatan dari Extra Terrestrial, yang artinya berasal dari luar bumi. Karena ada teori yang mengatakan bahwa makhluk UFO bisa saja berasal dari bumi (dari dalam bumi atau dasar laut), maka penggunaan istilah alien lebih sering digunakan daripada E.T. Penggunaan istilah Piring Terbang pertama kali digunakan oleh pilot Kenneth Arnold yang melihat sembilan obyek terbang aneh dalam suatu formasi di atas gunung Rainier, pegunungan Cascade, Washington. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 24 Juni 1947. Sejak itu, masalah UFO banyak dibicarakan orang.

Mengapa fenomena UFO patut diperhatikn dan bisa dipercaya?
a) penampakan berkali-kali oleh para saksi mata independen dan kredibel,
b) bukti dari beragam sumber, seperti laporan penglihatan dan radar.

Misalnya di tahun 1986 ada laporan penampakan UFO oleh penerbangan JAL 1628 di atas Alaska, yang kemudian diselidiki oleh Kantor Penerbangan Federal AS. UFO terlihat oleh para penumpang JAL dan juga terlacak oleh radar di darat. Serupa dengan kasus ini, ada pula penampakan UFO lewat radar berbentuk segitiga berwarna hitam di atas Belgia pada tahun 1989-1990 yang terlacak oleh radar NATO dan pesawat jet yang mencegatnya. Pada tahun 1976, ada penampakan UFO di atas kota Tehran, Iran, yang menimbulkan kegagalan sistem pada pesawat jet F-4. Namun apa yang membuat para ilmuwan frustrasi ialah bahwa dari ribuan penampakan yang tercatat, tidak ada satupun yang memiliki bukti fisik yang dapat diteliti di laboratorium secara bersama. Tidak ada DNA alien, chip komputer alien atau bukti fisik pendaratan. Kalaupun ada, namun karena ilmuwan tidak bisa memperoleh jawaban yang meyakinkan, umumnya mengalamikan bukti yang ada (contoh: kasus jenglot yang sempat diperiksa oleh Ahli Forensik FKUI-RSCM dan menyimpulkan bahwa jenglot bukan manusia, namun kelanjutan penelitian tidak ada dan dianggap sebagai hal yang bersifat metafisika).

Kita mungkin bertanya pada diri kita, wahana macam apa yang mereka pakai. Berikut sejumlah karakteristik wahana sebagaimana laporan dari para saksi mata:
a. UFO bergerak zig-zag di udara.
b. UFO dapat membuat mobil mogok.
c. UFO melayang tanpa suara.

Menarik juga untuk menyimak pidato dari Profesor Michio Kaku, fisikawan Amerika keturunan Jepang yang sangat berpengaruh dan dikenal luas. Pidato ini menekankan pentingnya akselerasi ilmu pengetahuan manusia, termasuk eksplorasi luar angkasa, untuk menciptakan peradaban baru umat manusia yang lebih tinggi.

Nikolai Kardashev, ilmuwan Rusia, membagi kemajuan teknologis peradaban menjadi 3 tingkat, Tipe 1, 2, dan 3 (Kardashev Scale). Tapi Michio Kaku masih menempatkan peradaban Bumi sebagai Tipe 0. Ini penjelasannya.

Peradaban Planet Tipe : 0
Peradaban di sebuah planet pada level ini berada di titik kritis. Banyak masalah yang dihadapi, seperti keterbatasan sumberdaya, keterbatasan sumber energi (yang terbatas hanya dari planet itu sendiri - minyak bumi), krisis ledakan penduduk, kerusakan ekologis, dan seterusnya.

Keterbatasan sumberdaya ini juga menyebabkan banyak masalah, dari kemiskinan sampai perang dan terorisme (efek dari “Uranium Barrier”). Peradaban level ini juga akan kesulitan menghadapi kemungkinan bahaya dari luar bumi, seperti asteroid, atau ledakan supernova (bahkan mungkin juga serangan dari “aliens”/ peradaban yang lebih maju).

Peradaban Planet Tipe : 1
Ini level peradaban yang lebih ideal. Disini peradaban itu sudah mampu mengendalikan planetnya. Dengan teknologi yang dimiliki mereka sepenuhnya mampu mengendalikan lautan, gunung api, bahkan cuaca, dan sudah menjadikannya sebagai sumber energi utama.

Mereka bisa mencegah gempa bumi, ledakan gunung berapi, atau ombak berbahaya dari laut. Tidak ada lagi ancaman global warming atau datangnya jaman es baru. Permasalahan asteroid juga sudah bisa diatasi. Planetnya sudah menjadi tempat aman untuk ditinggali. Mereka juga bisa membangun kota-kota besar di tengah laut, tidak terbatas di darat saja. Di masa ini perjalanan luar angkasa sudah menjadi sesuatu yang biasa. Kolonisasi planet-planet terdekat mulai dilakukan.

Peradaban Planet Tipe : 2 (Stellar Civilization)
Mereka sudah tidak lagi memakai energi dari planetnya sendiri, tapi sudah mampu sepenuhnya mengeksploitasi energi raksasa dari Bintang yang ada di galaksi itu, Panas Matahari. Di saat ini peradaban itu sudah melakukan kolonisasi sampai ke planet-planet yang lebih jauh. Saat bumi terancam oleh sesuatu hal, bahkan bila akan terjadi Supernova, mereka sudah bisa mencegahnya atau bermigrasi ke planet lain.

Peradaban Planet Tipe : 3 (Galactic Civilization)
Di tahap ini sebuah peradaban tidak lagi hanya memanfaatkan matahari yang ada di galaksinya sendiri, tapi sudah memanfaatkan energi dari banyak matahari yang ada di banyak galaksi.

Teori-Teori UFO: Bagaimana mereka sampai di sini?

Bagian ini akan menceritakan tentang bagaimana UFO menjelajah dari tempat tinggal mereka hingga sampai ke planet kita. Salah satu argumen utama yang menentang keberadaan UFO adalah klaim para skeptik, bahwa jarak tempuh yang terlalu jauh menjadi kendala utama untuk dilakukannya sebuah perjalanan antar bintang.

Pada dasarnya argumen ini bisa dipatahkan dengan dua hal.

Pertama, teknologi alien sudah sangat maju dibanding dengan pemahaman kita saat ini tentang ruang dan waktu yang kemudian menghasilkan kemungkinan untuk sebuah perjalanan yang melebihi kecepatan cahaya.

Kedua bahwa para alien berada lebih dekat dari yang kita kira, oleh sebab itu tidak diperlukan perjalanan yang jauh itu.

Jika para alien itu belum menemukan cara perjalanan yang melebihi kecepatan cahaya maka para peneliti UFO perlu memberikan alasan-alasan mengapa mereka tetap bisa mengunjungi kita. Ada 3 ide utama asal usul:

1. Masih dalam Tata Surya kita

Pertama bahwa teorinya adalah alien yang mengunjungi kita dalam kenyataan berada sangat dekat dengan kita dibanding dengan bintang terdekat. Ini bisa berarti bahwa apakah para alien itu datang dari system tatasurya kita atau mereka berada pada system planet yang belum pernah terdeteksi oleh kita. Kedua penjelasan ini terdengar tidak benar pada mulanya, namun ada penjelasan valid untuk pemikiran itu.

Para ilmuwan mengatakan kepada kita bahwa tidak ada kehidupan di planet-planet lain dalam tatasurya kita dan masyarakat umum cenderung percaya apa kata mereka. Namun perlu diingat bahwa telah ditemukan organisme dalam meteorit yang jatuh ke Bumi dari Mars. Para ilmuwan dengan perlahan mulai menyetujui bahwa kehidupan yang sederhana bisa ada dalam system tatasurya kita. Sehingga bentuk kehidupan kompleks lainnya bisa saja ada pada planet-planet lain dalam tatasurya kita.

Menarik jika mengingat cerita-cerita awal tentang perjumpaan dari George Adamski. Ketika Adamski membuat klaim liar, masih sangat menarik untuk diketahui bahwa dia diberitahu akan keberadaan mahluk hidup pada semua planet termasuk bulan.

Teori lain yang sudah sering dipakai yaitu bahwa para alien adalah peradaban pengembara yang telah membuat markas di salah satu planet atau sedang mengorbit dalam sebuah struktur super seperti sebuah stasiun angkasa.

2. Antar dimensi

Teori populer lainnya yang telah diutarakan selama bertahun-tahun adalah bahwa alien adalah dari dimensi lain. Teori ini yang diutamakan oleh peneliti UFO terkenal Jacque Vallee. Ini bisa menjelaskan laporan dari para korban penculikan yang melaporkan bahwa alien bisa tiba-tiba muncul tapi kemudian menghilang. Para korban juga melaporkan bahwa alien juga bisa berjalan melewati benda padat seperti kursi, pintu dan dinding.

3. Selalu ada di sini.

Teori poluler lainnya mengatakan bahwa para alien memang sudah berada di bumi, hidup di antara kita. Banyak laporan tentang markas di bawah tanah terutama yang di Puerto Rico belakangan ini. Juga banyak penampakan di laut yang menyatakan bahwa UFO menghilang ke dalam air setelah dipergoki atau dikejar oleh pesawat jet. Ini cenderung mengindikasikan bahwa mungkin ada dunia dalam laut yang belum pernah ditemukan manusia. Salah satu yaitu cerita lama tentang benua Atlantis yang hilang.

Teori ini tentu akan menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai UFO, dan memungkinkan karena jumlah air yang banyak menyelubungi bumi dan kedalaman yang luar biasa. Ada sekitar 100 jenis mahluk hidup baru ditemukan setiap tahunnya dari dalam laut sejalan dengan semakin canggihnya teknologi menelusuri lautan dengan alat-alat bantu.

Setiap teori di atas mempunyai banyak pendukung dan juga para skeptik. Dengan adanya berbagai ras alien berbeda yang mengunjungi planet kita, kemungkinan adalah kombinasi dari penjelasan di atas atau teori lain di bawah ini.


Perjalanan melebihi kecepatan cahaya.

Salah satu argumen yang dipakai para ilmuwan dan para skeptik adalah bahwa tidak mungkin bisa melebihi kecepatan cahaya. Sangat tidak mungkin jika mahluk asing bisa mengunjungi kita. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi, perjalanan melebihi kecepatan cahaya sekarang diperdiksi merupakan suatu kemungkinan.

Ada banyak cara yang digunakan oleh para penulis cerita fiksi yang memasukkan perjalanan yang melebihi kecepatan cahaya tersebut ke dalam cerita mereka. Ini termasuk Lubang Hitam, Lubang Cacing, Gelombang Gravitasi. 20 tahun lalu merupakan fiksi, sekarang menjadi mungkin secara teori. Lubang hitam telah ditemukan dan para ilmuwan berspekulasi bahwa sanggup melewati lubang hitam tanpa menjadi hancur.

Lubang cacing telah terbukti secara matemastis dan bisa digunakan sebagai mekanisme untuk sebuah perjalanan. Gelombang gravitasi yang baru-baru ini ditemukan, sedang diinvestigasi. (Menurut kebanyakan ilmuwan bahwa gravitasi adalah yang paling sulit dimengerti dari semua kekuatan alam. Siapa bisa menyangka apa yang akan mereka temukan dalam waktu 20, 50 dan 100 tahun ke depan?)

Sangat menarik jika kita perhatikan klaim dari Bob Lazar. Percaya atau tidak, penjelasannya tentang bagaimana UFO melewati suatu ruang sangat menarik. Tanpa menjelaskan lebih lengkap lagi saya akan berikan rangkuman. Pada prinsipnya, Lazar mengemukakan bahwa UFO mengarahkan generator gelombang gravitasi mereka untuk menuju ke tempat yang diinginkan. Generator gravitasi kemudian menarik ruang diantaranya dan ruang di tempat tujuan, kemudian generator gravitasi itu dimatikan dan pesawat akan sudah tiba di tujuan. Jadi pesawat sebenarnya tidak melakukan perjalanan jarak. Akan sangat menarik jika ini adalah cara UFO dalam menjelajah jarak yang jauh.

Bob Lazar mengaku sebagai salah satu ilmuwan yang bekerja di area S4 untuk mengembangkan pesawat tempur berdasarkan teknologi UFO yang ditemukan jatuh di beberapa lokasi termasuk Roswell, New Meksiko. Preliminary report mengenai kepingan logam yang ditemukan di lokasi kecelakaan Roswell adalah sebagai berikut:

-          Bagian mesin pendorong pesawat tersebut mampu bekerja dengan baik dalam tekanan mencapai 150,000 pounds / inchi2. 
-          Elemen logamnya sanggup bertahan hingga suhu ekstrim. 
-          Ditemukan bahan bakar Elerium 115 / Elemen 115 yang berdaya ledak 100 kali Uranium tetapi radiasinya aman bagi manusia. Bahan ini tidak dapat dibuat dengan elemen yang ada di bumi.
-          Tidak terlihat adanya alat-alat penyatu, sekrup, baut dan lain-lain  dalam bagian mesin pendorong pesawat. 
-          Tidak ditemukan adanya bagian yang berfungsi sebagai sayap, flaps, atau stabilizer. 
-          Tidak ada bagian air-intake maupun exhaust. 
-          Di bagian kontrol panel-nya tidak ditemukan tombol-tombol, switches, tuas, ataupun pedal sebagaimana umumnya sebuah pesawat.

Makhluk UFO (UFOnaut)

Ada alien jenis apa saja?

Informasi tentang jenis-jenis alien yang pernah bertemu dengan manusia cukup banyak. Namun ada empat tipe utama yang ingin saya kemukakan di sini, yaitu:

1. Greys
2. Reptilian
3. Nordics
4. Hybrid

Ciri-ciri umum dari alien tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Greys:

Tubuhnya kecil dengan kulit berwarna keabu-abuan. Nampaknya merupakan suatu ras alien kelas pekerja atau ahli teknik. Ciri khasnya adalah bermata hitam besar. Spesies ini yang dikabarkan sering dijumpa manusia dan sering melakukan penculikan (alien abduction). Selain itu, tipe inilah yang dikabarkan jatuh di Roswell.

Reptoid:

Tubuhnya sebesar manusia atau kadang lebih besar, dengan mulut yang lebih lebar dari mulut manusia. Tubuhnya mirip sejenis ular atau kadal, berwarna hijau, dan agak bersisik. Dikabarkan, ada beberapa di antara mereka yang memiliki sayap. Gambaran yang paling sesuai dengan alien jenis ini adalah "winged demon". Tidak semua jenis Reptilian ini bersayap. Yang bersayap merupakan jenis Draco atau "naga", sementara yang tidak bersayap sering digolongkan dalam jenis serpent atau "ular". Dari kesaksikan beberapa saksi, alien tipe greys dikabarkan bekerja untuk alien tipe Reptoid ini.

Nordic:

Bentuk alien jenis ini yang paling mirip dengan manusia, hanya saja bentuknya agak lebih besar sedikit, dengan rambut pirang (putih), badannya atletis, bermata biru dan dalam berkomunikasi sering terdengar dengan akses nordic (skandinavia). Billy Meier mengatakan bertemu dengan alien tipe nordics yang bernama Semjase yang berasal dari Pleiades. Menurut kesaksian orang yang pernah berjumpa dengan alien nordics ini, mereka mengatakan bahwa dari alien nordics ini sebagian bekerja bersama alien greys dan master mereka adalah alien tipe reptoid. Beberapa saksi korban penculikan oleh alien menyatakan bahwa mereka juga melihat manusia selain alien tipe greys. Diduga, sebenarnya itu bukan manusia, namun alien jenis nordics.

Hybrid:

Golongan ini adalah hasil rekayasa genetika (hybrid) antara alien dengan human. Bentuknya belum sempurna mirip manusia, kadang berupa seperti anak kecil, berambut dan kepalanya agak lebih besar bila dibandingkan dengan kepala normal manusia. Sebagian hybrid juga ada yang menyerupai manusia, ada yang berambut dan ada juga yang tanpa rambut. Kulitnya cenderung pucat dan bermata seperti alien greys. Sebagian menduga bahwa Men in Black adalah alien hybrid yang menutupi mata besar mereka dengan kaca mata hitam. Selain itu makhluk Chupacabra (goat sucker) adalah hasil hybrid juga. Rekayasa genetika (hybrid) ini diduga adalah upaya alien untuk bisa menciptakan makhluk yang bisa tinggal dengan bebas/lebih lama di dimensi manusia.


Implikasi Logis tentang UFO

Jika kita mengamati fenomena UFO, maka kita mempunyai dugaan sekaligus harapan bahwa mereka datang dari luar angkasa. Alam semesta yang berisikan galaksi, bintang-bintang dan planet-planet, tentu menimbulkan tanda tanya, apakah hanya di planet Bumi ini saja ada kehidupan cerdas. Rasa ingin tahu ini seakan terjawab dengan hadirnya sejumlah UFO yang telah terlihat oleh sekian banyak saksi mata, bahkan ada yang sempat memotret atau mengambil gambar videonya. Namun banyak orang masih ragu akan keberadaannya. Terlebih karena pada umumnya para ilmuwan bersikap skeptis terhadap fenomena UFO ini.

Sekarang marilah kita berangkat dengan sebuah asumsi terlebih dahulu. Asumsi ini bukan kesimpulan, tapi dasar yang akan kita gunakan sebagai bahan pemikiran. Oleh karena itu, kita tidak perlu mempertanyakan mengenai kebenaran asumsi, melainkan ini hanya sebagai sebuah pengandaian saja.

Marilah kita berasumsi bahwa UFO itu ada atau dengan bahasa lain, jika UFO itu ada, maka tentunya akan banyak hal yang secara logis harus terjadi. UFO yang dimaksud di sini tentunya adalah sebuah kendaraan yang dipergunakan oleh makhluk cerdas dari luar planet bumi. Kita tidak berasumsi tentang UFO atau makhluk yang datang dari dimensi lain atau dari waktu yang berbeda, namun marilah kita batasi asumsi kita dengan makhluk luar bumi atau makhluk luar angkasa.

1. Mereka tidak datang hanya sekarang

Apakah mereka baru saja datang ke planet bumi ini? Adalah sebuah kebetulan jika saat ini kita memiliki teknologi ruang angkasa lalu kemudian kita juga menerima tamu yang datang dari planet lain. Menurut pendapat saya, kedatangan mereka sangat mungkin sudah sejak masa lalu. Hanya saja kemampuan pemahaman manusia berbeda-beda dari masa ke masa.

Dengan asumsi ini, maka kedatangan mereka sudah sejak masa lalu dan jika itu memang terjadi, maka besar kemungkinan ada di antara mereka yang telah berbaur dengan manusia bumi di jaman dahulu.

Hal ini berkaitan dengan teori kunjungan astronaut di masa lalu, yang dipopulerkan oleh Erich von Daniken, Brinsley Le Poer Trench dan belakangan oleh Zecharia Sitchin. Para penggagas teori astronot kuno pada umumnya memang meninjau kembali mitologi-mitologi kuno dari peradaban-peradaban masa silam di seluruh dunia. Apa yang diciptakan oleh nenek moyang kita dahulu, baik itu catatan, arca-arca, lukisan-lukisan merupakan sebuah gambaran dari apa yang benar-benar mereka alami/saksikan secara langsung.

Yang menarik adalah temuan di suku Dogon. Suku primitif yang mendiami suatu wilayah di Mali yang sangat tahu mengenai suatu gugus bintang redup Sirius B. Robert K.G Temple didalam bukunya "The Sirius Mystery" mengisahkan tentang adanya pemujaan yang dilakukan oleh Suku Dogon terhadap makhluk-makhluk yang mereka hubungkan dengan sistem bintang Sirius. Anehnya , tanpa peralatan-peralatan ilmiah yang canggih, Suku Dogon mengetahui secara teliti gerakan maupun karakteristik "pengiring" bintang Sirius yang sangat-sangat sulit untuk diamati oleh mata telanjang. Sirius merupakan bintang kembar yg jauhnya 8,7 tahun cahaya dari bumi. Hipotesis Temple yang cukup berani lagi menyatakan bahwa 3000 tahun sebelum Masehi, bumi purba pernah dikunjungi oleh makhluk dari kawasan Sirius. Hipotesis Temple ini bukanlah suatu hal yang mengada-ada, sebab ia secara langsung membaur dengan masyarakat Dogon di Mali dalam penelitian panjangnya. Memang benar adanya bahwa Suku Dogon juga memiliki legenda terhadap wisatawan antar bintang masa silam, bahkan sosok "tamu" yang jauh itu mereka abadikan dalam bentuk arca kuno yang kini telah berusia ribuan tahun. Kita tidak dapat memungkiri bahwa terlalu banyak legenda mengenai para wisatawan antar bintang yang dapat kita temui disetiap kebudayaan-kebudayaan kuno di seluruh dunia.

2. Mereka tidak hanya datang ke Bumi

Jika kita berasumsi bahwa mereka berasal dari luar bumi, tentunya, kita dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya mengunjungi planet bumi saja. Artinya, bumi bukan merupakan satu-satunya tempat tujuan. Jika mereka berasal dari luar tata surya kita, menurut pendapat saya, mereka pasti juga akan mengunjungi benda-benda angkasa lain yang ada di tata surya kita, terutama benda-benda langit yang menarik perhatian mereka.

Hal ini berarti, jika mereka telah mengunjungi bumi, sudah pasti mereka juga pergi ke bulan, ke planet Mars, Venus, Jupiter, satelit-satelit Jupiter, demikian juga planet yang lainnya.

Ini sebuah pemikiran logis saja. Tentu saya tidak akan menghadirkan bukti-bukti keberadaan UFO di planet Mars, misalnya, namun merupakan sebuah hal yang masuk akal jika mereka juga mengunjungi Mars.

Maka tak heran jika ada contactee (orang yang bertemu makhluk UFO) dan mengatakan bahwa pengunjung dari luar bumi itu berasal dari planet Venus. Salah satu contoh adalah apa yang dikemukakan oleh Howard Menger. Menger mengatakan bahwa dialah orang pertama yang melihat makhluk angkasa luar ketika masih kanak-kanak, dan bertatap muka dengan mereka sewaktu dinas militer. Dalam bukunya From Outher Space to You (1959) dia menulis mengenai pertemuannya dengan manusia Venus yang berusia lebih dari 500 tahun. Di dalamnya ada sejumlah wanita cantik  dengan pakaian sky transparan, meskipun wanita angkasa luar dalam foto ini menggunakan pakaian yang lebih konvensional. Menger juga mengatakan bahwa dirinya membantu orang-orang Venus untuk beradaptasi dengan manusia bumi. Dia juga mengatakan bahwa isterinya yang kedua, Maria, berasal dari Venus. Katanya, CIA pernah memintanya untuk mempublikasikan pertemuan ini untuk menguji reaksi publik atas kisah UFO.
  
Peristiwa lain juga dialami oleh George Adamski. Pada tahun 1952, setelah melihat UFO di gurun California, Adamski pergi untuk menyelidiki. Dia bertemu dengan makhluk dari Venus yang muda, berkulit sawo matang, tampan, berambut panjang pirang. Melalui isyarat dan telepati, makhluk Venus itu berkata kepadanya bahwa Venus adalah saudara perempuan bumi. Makhluk yang bernama Orthon itu datang untuk memperingatkan manusia bahwa radiasi nuklir dapat meluluhlantakan bumi. Kemudian Adamski mengatakan bahwa ia juga dibawa pergi ke Mars, Saturnus dan Yupiter.

Kalangan skeptik dengan mudah membantah bahwa lingkungan planet Venus dan Mars tidak memungkinkan untuk berkembangnya makhluk hidup apalagi makhluk cerdas. Apalagi untuk planet Venus yang kondisinya boleh dibilang sangat panas karena mirip dengan efek rumah kaca. Tapi, juga makhluk UFO itu seenarnya bukan penduduk asli planet itu, melainkan mereka adalah pendatang dan sudah mendiami lama planet tersebut, maka hal itu sangat dimungkinkan. Sebab di masa kini, manusia juga berangan-angan untuk bisa tinggal di planet Mars, bahkan kalau perlu selain membangun bangunan-bangunan yang bisa didiami secara aman dan nyaman, juga bisa melakukan semacam terraforming agar sesuai dengan kondisi kita. Teknologi dan ide semacam itu, tentunya sudah dipikirkan oleh mereka yang melakukan perjalanan antar bintang.

3. Membangun pangkalan

Lalu, yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah mereka hanya berkunjung saja? Apakah hanya sekedar lewat, melakukan pengamatan atau melakukan sesuatu di sana, dan kemudian pergi lagi? Menurut saya tentu tidak demikian. Besar kemungkinan mereka akan melakukan pendaratan, mencoba bisa tinggal di sana, tentunya dengan membangun sebuah pangkalan atau koloni. Hal yang paling mudah dalam membangun sebuah pangkalan di mana kondisi permukaan tidak sesuai dengan kebutuhan fisik, adalah membuat pangkalan di bawah tanah. Pangkalan bawah tanah jelas memiliki tingkat keamaan yang baik, kerahasiaan terjamin dan pengaturan sistem habitatnya juga mudah. Di permukaan sering menghadapi beberapa masalah seperti cuaca, jatuhnya meteor atau serangan dari pihak lain. Di bawah permukaan secara umum memiliki keunggulan trategis.

Jika kita kaitkan dengan kehadiran mereka di planet-planet lain, serta mereka telah lama melakukan pengembaraan di luar angkasa, maka sangat mungkin pula mereka sudah tinggal lama sekali (ribuan tahun) selain di bumi, jika di planet-planet sekitar kita. Maka tak heran jika mereka yang tinggal di sebuah planet tertentu, keturunannya sudah merasa menjadi penduduk planet tersebut. Hal ini membuat saya masih bisa menerima jika ada klaim yang mengatakan bahwa mereka dari planet Venus atau Mars, misalnya. Padahal, jika kita amati planet Venus maupun Mars, maka jelas tidak mungkin bisa ada makhluk hidup di sana, apalagi yang cerdas. Nmun, menut pendapat saya, bukan mustahil suatu saat manus ia juga pergi ke planet Venus dan mencoba tinggal di sana.

Sejauh ini muncul rumor bahwa makhluk UFO membangun pangkalan di Segitiga Bermuda yang kemudian membuat kawasan tersebut tidak aman untuk penerbangan dan pelayaran. Tentu saja spekulasi hubungan antara UFO dengan segitiga bermuda belum dapat dipastikan benar atau tidaknya, meski penampakan UFO di daerah tersebut .

4. Bahaya penyakit

Manusia bisa sakit karena ulah sebuah mikro-organisme, baik berupa baksil, bakteri maupun virus. Ketika kita mengamati cerita "The War of The Worlds", kita sering dibuat kecewa mengenai akhir dari kisah serangan aliens yang ternyata selesai begitu saja saat aliens keluar dari pesawat mereka dan kemudian mati dengan sendirinya karena ulah mikro-organisme yang ada di bumi ini. Namun, bagaimana dengan sebaliknya?

Ketika astronaut NASA pulang dari bulan atau dari luar angkasa, mereka memasuki sebuah ruangan karantina untuk mencegah adanya mikro-organisme yang ikut terbawa dari luar angkasa ke bumi, yang dikhawatirkan berbahaya untuk manusia. Lalu, bagaimana dengan makhluk luar angkasa yang datang ke bumi? Apakah mereka paham akan prosedur karantina? Apakah mereka cukup hati-hati untuk tidak membawa mikro-organisme mereka ke bumi? Bisa saja hal itu aman untuk mereka namun tidak untuk makhluk di bumi. Di planet bumi ini berulang kali terjadi wabah yang luar biasa. Apakah mungkin jika salah satunya disebabkan karena virus atau bakteri yang ikut terbawa oleh makhluk UFO? Sejauh ini tidak ada perhatian serius tentang hal ini, terutama sejauh mana orang yang melakukan kontakte atau korban penculikan oleh alien, diperiksa dengan seksama, apakah mereka membawa kuman penyakit yang berbahaya dari luar angkasa?

Sejarah mencatat bahwa pada tanggal 5 November 1918, wabah influenza mulai menyebar di Islandia yang dicurigai dibawa oleh para penumpang kapal Botnia dari Denmark. Banyak orang jatuh sakit pada beberapa hari pertama dan secara cepat penyakit ini menyebar di Islandia. Dalam dua minggu saja, di kota Reykjavik, ibu kota Islandia, 10.000 orang tewas akibat penyakit ini.

Tahun 1918-1919 adalah tahun ketika wabah influenza menyebar luas di Eropa. Pada musim semi tahun 1918, penyakit tersebut menyebar di Perancis dan dikenal dengan nama Flu Spanyol. Pada musim panas tahun itu, di Amerika, ribuan tentara tewas akibat flu Spanyol ini. Pada akhir musim panas, influenza menyebar ke Jerman dan lebih dari 400.000 warga Jerman tewas. Di Inggris, influenza mulai muncul pada bulan Mei 1918 dan menyebar dengan cepat hingga menewaskan 228.000 orang. Diperkirakan, di seluruh dunia lebih dari 70 juta orang tewas akibat wabah ini. Wabah ini seakan menambah penderitaan setelah perang dunia pertama (1914-1918).

Mengapa tiba-tiba saja ada virus yang mematikan ini? Bisa saja wabah ini akibat adanya pembuatan senjata biologi berupa virus mematikan selama perang dunia pertama. Namun apakah ini mungkin sebuah virus yang dibawa bersama kehadiran makhluk dari luar angkasa? Apa yang terjadi sebelum itu? Jika dikaitkan dengan kehadiran makhluk ET, maka pada tahun 1917, kita bisa mendapatkan data tentang penampakan Fatima di Portugal. Penampakan ini menurut pengamatan para ufolog saat ini, sangat mirip dengan penampakan UFO beserta perjumpaan dengan makhluk dari luar angkasa. Francisco Marto, salah seorang dari tiga anak yang melihat penampakan itu, meninggal dunia tahun 1919, sementara adiknya yang juga menyaksikan, yakni Jacinta Marto, meninggal tahun 1920. Tentu saja, kita tidak bisa dengan gegabah mengatakan bahwa kehadiran makhluk ET ini adalah yang membawa wabah mematikan. Di sisi lain, masyarakat tradisional Indonesia sendiri sering mengkaitkan munculnya fenomena aneh di langit dengan adanya pagebluk (wabah penyakit yang menyerang secara massal).

Selain itu, penampakan UFO memang juga muncul di tahun 1916 saat penerbang Letnan J. E. Morgan sedang terbang di ketinggian 5000 kaki, dia melihat sebuahy deretan sinar. Menduga bahwa itu adalah Zeppelin Jerman, dia menembak dengan pistol Webley Scott pistol. Sinar itu kemudian naik dan secara cepat menghilang. Ini merupakan catatan pertama dari penampakan benda terbang aneh dari pesawat terbang. Jangan lupa juga dengan peristiwa ledakan Tunguska, Siberia, pada tahun 1908. Jika itu memang merupakan sebuah ledakan UFO yang jatuh (ada juga teori lain tentang ledakan Tunguska ini), maka kita mesti memikirkan bahwa ada konsekuensi dari kehadiran makhluk ET, yakni mikro-organisme lain yang ikut bersama mereka, yang mungkin tidak berbahaya untuk mereka, tapi bisa mematikan bagi makhluk bumi.

5. Motivasi mereka

Jika mereka pertama kali datang ke bumi, barangkali motivasi mereka adalah untuk melakukan eksplorasi. Seperti kalimat yang muncul di awal film seri Star Trek: “Space, the final frontier. These are the voyages of the Starship Enterprise. It's ongoing mission: to explore strange new worlds, to seek out new life and new civilizations, to boldly go where no one has gone before.”

Apakah makhluk ET yang datang ke bumi ini bertujuan hanya sekedar eksplorasi luar angkasa? Manusia dengan sejarah panjangnya yang penuh dengan peperangan, selalu mempunyai bayangan bahwa jika ada makhluk ET ke bumi, bukan mustahil mereka akan melakukan invasi. Hanya saja, di sisi lain ada pertanyaan, jika teknologi mereka begitu hebat, mengapa kita masih aman-aman saja sampai sekarang? Ataukah, kita saat ini sudah menjadi jajahan mereka tanpa kita sadari?

Kalau kita bandingkan dengan manusia di bumi, ada beberapa tipe manusia yang ada berdasarkan nilai yang dianutnya. Secara teorinya ada 6 tipe, yakni manusia agama, manusia pengetahuan, manusia politik, manusia seni, manusia sosial dan manusia ekonomi. Apakah sistem nilai di komunitas ET juga sama? Apakah ada di antara mereka yang berjiwa dagang? Atau mungkin berambisi untuk berkuasa? Atau seperti peneliti yang haus akan pengetahuan? Dan lain sebagainya.

Manusia yang baru mencapai prestasi di bidang perjalanan luar angkasa, umumnya yang berangkat ke luar angkasa adalah dari kalangan militer atau mantan militer. Mengapa? Apakah ini karena mereka secara fisik lebih baik? Atau ada hal lain yang dipertimbangkan, misalnya maslaah kerahasiaan teknologi? Bersama dengan tim militer, biasanya ikut tim peneliti (manusia pengetahuan). Belakangan memang ada manusia ke luar angkasa hanya sekedar untuk berwisata. Namun, barangkali belum ada manusia dengan nilai (value) agama pergi ke luar angkasa. Mungkin suatu saat mereka juga akan ke sana.

Jika makhluk ET mempunyai sistem nilai yang hampir mirip dengan manusia di bumi, tentu menarik untuk mempelajari motivasi mereka. Kita ketahui berdasarkan apa yang terjadi di publik, ada beberapa aliran kepercayaan yang berdasarkan hasil komunikasi dengan makhluk ET. Ini biasanya terjadi melalui proses yang disebut dengan channeling. Terlepas dari benar atau tidaknya isi pesan maupun apakah benar memang manusia dikontak oleh makhluk ET, menarik jika makhluk ET datang jauh-jauh dari planet mereka hanya untuk menyebarkan ajaran moral dan kebijaksanaan. Para misionaris dari luar angkasa ini dengan gigih mengajarkan agar manusia sadar akan kekeliruannya dan hidup damai sehingga bisa masuk ke tahapan dimensi berikutnya. Tentu saja, tidak semua orang bisa percaya akan hal ini.

Motivasi makhluk ET memang tidak bisa dijelaskan dengan pasti, terlebih jika makhluk ET yang datang ke bumi tidak hanya satu kelompok saja. Bisa saja mererka yang datang ke bumi ini dari tempat yang berbeda beda, saling tidak mengenal satu sama lain, dan baru bertemu di sini. Masing-masing mungkin punya misi atau motivasi yang berbeda. Bagaimana jika ada konflik di antara mereka? Hal ini biasanya terlewatkan dari pemikiran para ufolog.

Kita di bumi ini yang mendapat edukasi dari film Star Trek, bahwa federasi tidak boleh campur tangan di sebuah planet yang secara teknologi belum mencapai teknologi perjalanan antar bintang, mengira bahwa sikap sembunyi-sembunyi dari UFO ini adalah bagian dari aturan antar galaktik itu. Tapi apakah mereka juga menonton Star Trek?

6. Teknologi

Makhluk UFO datang dari tempat yang jauh, dari gugusan bintang-bintang yang jaraknya sangat fantastis untuk ukuran manusia saat ini. Bagi kita yang sudah mengenal teknologi, jelas untuk bisa mengarungi ruang angkasa membutuhkan teknologi yang tidak sederhana. Tak heran jika banyak peneliti bahkan juga dinas rahasia negara yang berusaha memperoleh teknologi itu. Bagaimana caranya?

Meskipun banyak negara, termasuk Amerika Serikat, membantah adanya UFO, namun tak dapat disangkal bahwa mereka sering melakukan upaya penyergapan serta berusaha menembak jatuh pesawat makhluk luar angkasa itu. Beberapa memang jatuh, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, tepatnya di gurun Kalahari. Demikian pula dengan jatuhnya UFO di Roswell dan Aztec, New Mexico. Belum lagi pernah ada berita bahwa ada UFO yang jatuh di Siberia. Singkat kata, insiden jatuhnya UFO bukan hanya satu atau dua kali saja.

Lalu, apa yang bisa diperoleh dari temuan reruntuhan pesawat itu? Teknologi apa yang bisa diambil? Mungkinkah membuat pesawat serupa dengan bahan yang ada di bumi? Atau, setidaknya, adakah perangkat-perangkat khusus di pesawat UFO yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia?

 Tentu tak ada bukti kuat, teknologi apa saja yang diambil dari reruntuhan UFO itu. Berikut adalah beberapa peralatan yang diduga berasal dari teknologi UFO. Sumbernya adalah buku “The Day After Roswell” karya Kolonel Phil Corso.

* Integrated circuit chips
* Fibre optics
* Lasers
* Night-vision equipment
* Super-tenacity fibers (such as Kevlar plastic Armour)
* Psychotropic devices, yang dapat menterjemahkan pikiran manusia menjadi signal untuk mengontrol mesin.
* Stealth aircraft technology
* Star Wars particle-beam devices.


7. Psikologi yang berbeda

Kita sering berpikir bahwa makhluk cerdas harusnya seperti manusia. Padahal belum tentu. Bahasa dan perilaku yang ditampilkan bisa dimaknai berbeda. Tertawa bagi kita, belum tentu artinya sama untuk mereka. Seperti yang pernah dipertanyakan, apakah alien tersenyum?

Manusia dengan segala kompleksitasnya, memang sulit dimengerti makhluk lain. Seperti yang pernah dikemukakan oleh Alex Collier, makhluk luar angkasa heran dengan emosi manusia. Bagaimana seorang polisi bisa menembak seorang penjahat, lalu kemudian dengan segera menolongnya agar tidak sampai mati. Hal seperti ini mengherankan mereka.

Namun, yang menarik adalah, apakah makhluk ET mempelajari budaya manusia? Apakah mereka bisa menikmati musik-musik karya kita? Melihat film yang dibuat para sineas kita? Atau, mereka seperti kucing, yang tidak akan bergoyang-goyang kaki meski ada musik merdu? Apakah aliens juga memutar DVD player dan melihat film-film box office? Apakah ada televisi di sana, atau setidaknya radio? Sejauh yang diceritakan oleh para korban penculikan oleh alien, tak ada seperti itu, bahkan bisa saja makhluk UFO tidak menggunakan kamera (tidak menyimpan foto/gambar).

Ketika makhluk UFO tidak mau mendarat terbuka, maka kita bertanya-tanya mengapa? Apa tujuan atau sebab mereka menghindari perjumpaan secara terbuka? Barangkali memang sudah itu bawaan mereka? Seperti anak autis yang enggan bertemu dengan orang lain.

Di sisi lain, ada satu yang istimewa dari mereka, yakni kemampuan mereka menjaga rahasia. Belum pernah ada makhluk UFO yang bisa diiming-iming uang atau hal lain untuk membocorkan rahasia yang ada. Maka menjadi tanda tanya, apakah mungkin makhluk UFO membocorkan rahasia bahwa mereka memiliki pangkalan di Segitiga Bermuda? Apakah mereka membocorkan rahasia bagaimana sistem kerja pesawat mereka. Sama sekali tidak pernah. Mereka begitu erat menjaga kerahasiaannya. Tak ada makhluk UFO yang bisa disuap, apalagi korupsi. Ini mungkin karena sistem ekonomi mereka berbeda. Selain itu, barangkali saja sistem kesadaran mereka bersifat kolektif, yang terangkai satu dengan yang lain melalui sistem seperti telepati.

8. Pertahanan Keamanan

Sejarah manusia di planet bumi tidak pernah berhenti dari peperangan. Walau bisa jadi lebih banyak manusia yang mendambakan perdamaian, namun kenyataan perang tetap berlangsung dari waktu ke waktu. Pengalaman perang dunia pertama dan kedua yang cukup fatal tidak mengubah kebiasaan itu, bahkan sangat mungkin munculnya pesawat UFO yang dianggap canggih akan menjawab ambisi untuk berkuasa. Artinya, siapa yang menguasai teknologi UFO boleh jadi akan menjadi negara paling hebat di planet ini.

Namun ini bukan masalah teknologi semata. Seperti Ronald Reagan pernah mengatakan di tahun 1988, “occasionally think how quickly our differences, worldwide, would vanish if we were facing an alien threat from outside this world", jelas ini merupakan pemikiran logis tentang adanya bahaya dari makhluk luar angkasa.

Tentu kita berharap agar makhluk luar angkasa yang datang ke planet bumi ini adalah pelancong antariksa yang membawa misi damai. Tapi bagaimana jika tidak?

Menurut Carl Sagan, (dalam buku yang berjudul Kosmos, yang sudah diterbitkan dlm bhs indonesia) kemungkinan adanya peradaban yang setara di alam semesta ini adalah sangat kecil. Artinya, kehidupan cerdas seperti dan setara manusia ini, boleh jadi saat ini merupakan satu-satunya. Yang lain, mungkin masih merupakan bentuk kehidupan yang sangat primitif, atau memang bisa juga ada satu peradaban yang sudah sangat-sangat maju.

Carl Sagan berpendapat bahwa dalam proses perkembangan kecerdasan dan peradaban, sangat mungkin makhluk cerdas akan melewati masa "saling bermusuhan", ingin menguasai satu dengan yang lainnya, di mana hal ini menyebabkan terjadinya penindasan, peperangan dan kehancuran peradaban mereka sendiri. Yang tidak menyadari akan hal ini, maka peradaban mereka akan hancur dan punah dengan sendirinya. Artinya, secara alamiah, setiap makhluk cerdas mengalami masa kritis yang mengarah kepada kehancuran dan kemusnahan ras mereka sendiri.

Namun, jika mereka berhasil melalui masa kritis itu dan menyadari bahwa hakikat kehidupan mereka tidak untuk menguasai dan menindas, maka mereka akan selamat. Persoalannya, jika mereka sudah masuk dalam fase seperti ini, maka mereka adalah "makanan empuk" bagi ras cerdas yang masih dalam tahap "agresor". Jadi, yang mungkin dilakukan oleh ras makhluk cerdas yang sudah melewati masa kritis itu jika menjumpai makhluk cerdas yang masih "biadab", harusnya mereka menghindari kontak (demi keamanan mereka sendiri) atau mereka mencoba memberi pelajaran atau bantuan supaya bisa melwati masa kritis itu dengan baik.

Memang, mungkin saja kita menjumpai makhluk cerdas dari luar angkasa (atau
dimensi lain) yang memiliki sifat agresif (sama seperti kita). Dan bila ini terjadi, maka konflik antar planet akan dengan mudah terjadi. Saat ini, jika kita bertemu dengan mereka, banyak yang beranggapan kita mirip suku indian primitif bersenjatakan panah atau sumpit melawan sebuah ras dengan senjata api. Namun Carl Sagan skeptis akan hal ini. Jika ada alien yang bertujuan menguasai bumi, mengapa hal itu tidak dilakukan segera sebab jika memang ada, hal itu mudah dilakukan oleh mereka.

Memang, proses evolusi makhluk cerdas belum tentu mengarah kepada sifat "damai". Jika ada ras yang super dan selalu "menang" dan berhasil menguasai ras yang lain, maka mereka sampai hari ini, meskipun usianya sudah sangat-sangat tua, maka mereka tetap saja bersikap sebagai "penyerang". Artinya, meski tingkatan evolusinya sudah dianggap maju, bisa saja mereka tetap memiliki spirit warrior.

Saat ini, di bumi berkembang berbagai macam peradaban. Dan sulit rasanya membayangkan kalau di bumi ini semua makhluk cerdasnya (manusia) adalah golongan spiritualis (dianggap mencapai kesadaran spiritual tinggi). Bagaimanapun, pasti akan tetap ada yang memilih sebagai pedagang, prajurit, seniman, dan lain-lain. Dan saya yakin, di ras-ras yang berkembang di luar angkasa-pun, juga ada jenis-jenis seperti itu di setiap kehidupan mereka. Persoalannya, berdasarkan pengalaman manusia sendiri, golongan yang meluncur ke luar angkasa, adalah golongan "ksatria", atau tentara. Meski tentara untuk bisa mewujudkan ambisi menguasai luar angkasa itu membutuhkan bantuan para ilmuwan dan pengusaha, namun biasanya yang "berangkat" pertama kali adalah dari golongan militer. Dominasi militer dalam penjelajahan luar angkasa, bagaimanapun mungkin juga dilakukan oleh ras-ras alien dari luar bumi. Jika seandainya mereka menemukan sebuah planet seperti bumi ini, yang mungkin dianggap makmur oleh mereka, apakah mereka akan bertindak mirip bangsa spanyol saat mendarat di amerika tengah? Atau yang datang adalah kelompok seperti Florence Nightingale atau Ibu Theresa yang siap membantu segala macam kelaparan, bencana, penyakit yang ada di bumi ini?

Tak heran jika manusia di bumi, terutama negara yang memiliki kemampuan persenjataan yang hebat serta teknologi luar angkasa, mau tidak mau harusnya memikirkan kemungkinan datangnya makhluk dari luar angkasa. Apa yang harus dilakukan? Apakah kita akan memperkuat pertahanan kita? Seperti ada pepatah, “A strong fence makes good neighbors” dan jangan lupa juga dengan semboyan militer ini… “Si Vis Pacem Para Bellum” yang artinya dalam bahasa Inggris “If you seek peace, prepare for war” (Jika kamu menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang).

Sejauh ini, banyak sekali kasus pesawat UFO yang ditembaki, di antaranya memang tidak berhasil namun ada juga yang jatuh. Dalam buku "UFO Salah satu dunia masa kini" karangan Bpk. J. Salatun diceritakan bahwa tahun 1964, UFO pernah lewat di Surabaya mengganggu Dwikora. Muncul selama seminggu penuh mulai tanggal 18 sampai 24 Sep 1964. Nampak dengan mata telanjang maupun lewat radar. Muncul di daerah segitiga: Surabaya, Malang dan Bangkalan. UFO-UFO itu bahkan sempat ditembaki dengan meriam artileri pertahanan udara kita. Namun ya nggak ada yang jatuh. Dikabarkan salah satu dari UFO itu juga pernah mendarat di sebelah selatan Surabaya.

Sebuah renungan

Ketika kita melihat alam semesta yang luas ini, mungkin kita akan bertanya-tanya apakah kita ini sendirian? Tidak adakah makhluk cerdas yang tinggal di planet lain, di sistem bintang lain? Ilmuwan pada umumnya meyakini bahwa kemungkinan seperti itu bukan hal yang mustahil. Terbukti dari upaya dan biaya mahal yang dikeluarkan untuk proyek pencarian makhluk cerdas di luar bumi (SETI = Search for Extra-Terrestrial Intelligence). Namun, mengapa ketika ada kabar mengenai adanya UFO, yang diduga sebagai kendaraan dari makhluk cerdas dari luar angkasa yang mengunjungi planet bumi ini, kemudian para ilmuwan menjadi skeptis atau bahkan tidak percaya?

Pada dasarnya SETI dan UFOlogi mencari hal yang sama - pemahaman tentang, dan perjumpaan dengan mahluk cerdas dari luar angkasa. Sayangnya, hari ini, para pencinta kedua grup ini masih bisa melihat adanya ketidaktoleransian antara kedua belah pihak. Banyak dari kalangan UFO mengkritik SETI - pada umumnya mengatakan bahwa SETI hanya menyia-nyiakan waktu. Beberapa bahkan berpendapat bahwa SETI adalah konspirasi gelap pemerintah. Pada saat yang sama SETI mengkritik UFOlogi dengan berbagai macam alasan. Bahkan beberapa komentar tentang UFO pada website institut SETI begitu meremehkan UFO.

Namun terlepas dari segala kontroversi, sikap pemerintah, laporan-laporan penampakan, baik di luar negeri maupun di Indonesia, termasuk juga sikap PBB dalam membahas fenomena UFO, mestinya hal ini tidak bisa dipandang sambil lalu. Kita masih belum tahu pasti apa agenda para makhluk UFO. Dari manakah mereka berasal? Apakah dari planet lain atau dari dimensi lain? Tentu jawabannya tidak bisa sederhana. Kita masih membutuhkan banyak pembuktian dan analisa.

Yang menjadi persoalan adalah, mempelajari UFO bukan hal yang mudah. Ada banyak disiplin keilmuan yang perlu diperhatikan. Karena keterbatasan manusia, hal ini akhirnya membuat pengamat UFO hanya mengetahui sedikit ilmu-ilmu terkait dan cenderung menggunakan apa yang menunjang hipotesa mereka. Ini yang membuat akhirnya ufologi menjadi sebuah pseudosains dan jauh dari kaidah ilmiah yang berlaku saat ini. Tapi itu tak mengherankan sebab menurut Joseph Capp dari UFO Media Matters, “No field like ufology for bizarreness and paradox.”

Banyak teori-teori mengenai UFO. Banyak juga kesaksian yang ditunjang juga dengan foto maupun video tentang UFO. Walau tidak sedikit yang ternyata hanya tipuan atau olok-olok (hoax), atau juga salah persepsi, namun ada juga yang dapat dipercaya. Keanekaragaman inilah yang membuat fenomena UFO masih menjadi misteri. Sejumlah pertanyaan dapat muncul untuk memuaskan rasa ingin tahu dan penasaran kita. Namun tentu saja, belum tentu setiap jawaban bisa memuaskan.

Fenomena UFO juga menjadi semakin kabur dan dianggap sebagai hal yang tidak masuk akal karena hadirnya film-film fiksi ilmiah mengenai UFO. Fenomena UFO memang menjadi bagian dari budaya populer serta menjadi sebuah mitos modern. Kita tidak ada ditertawakan jika berkata telah melihat hantu, tapi akan menjadi bahan olok-olokan saat dia mengatakan telah melihat UFO. Salah-salah bisa dianggap mabok atau bahkan gila. Mengapa?

* * *


Popular Posts