Rabu, 20 Februari 2019

Penculikan Alien di Brasilia

Hingga saat pagi hari tanggal 15 September 1977 Antonio Rubia tak percaya akan UFO (Unidentified flying objects = Benda-benda terbang belum dikenal), namun pengemudi bis berumur 33 tahun itu terpaksa harus mengubah pendapatnya setelah itu. Ia tetap tak mengerti perihal apa sebenarnya UFO-UFO itu atau dari mana datangnya tapi ia tahu bahwa mereka itu ada karena ia telah mengalami pertemuan menyeramkan dengan beberapa dari para penumpang/paling ganjil yang pernah dilaporkan.

Peristiwa itu terjadi di paciencia, Brasilia, sebuah kota kecil sejauh 28 mil di sebelah utara kota Rio de Janeiro, di sebuah lapangan sepak-bola yang gelap gulita sejauh kira-kira 220 yard dari rumah tinggal orang yang mengalaminya. Kisahnya yang diselidiki Irene Granchi untuk Aerial Phenomena Research Organization (Organisasi Riset Fenomena Angkasa) berlangsung sebagai berikut: Pada jam 2.00 pagi hari Kamis tanggal 15 September Antonio La Rubia bangun hati-hati sekali agar supaya tak mengganggu istrinya yang sedang tidur dan anaknya, pergi membersihkan diri lalu berangkat menuju jalan besar untuk menumpang bis ke tempat pekerjaannya, yakni Oriental Bus Company. Di tengah perjalanan menuju jalan besar itu ia melihat suatu benda di lapangan didekatnya yang pada mulanya dikiranya hanya sebuah bis. Tapi ketika ia mulai melangkah menuju benda tersebut ia tiba-tiba sadar bahwa ia sedang mengawasi sesuatu yang sama sekali tak pernah dilihatnya selama hidup. Benda tersebut, apa pun sebenarnya, demikian besar hingga hampir menutupi seluruh lapangan itu.

Dengan rasa amat ketakutan La Rubia melangkah mundur dua kali dan siap untuk lari. Tepat pada saat itu juga suatu sinar warna biru terang menyoroti sekitar situ dengan amat menyilaukan: pada detik yang sama tiga sosok tubuh seperti robot muncul didekatnya.

La Rubia kemudian harinya menyatakan pada para penyidik bahwa makhluk-makhluk itu memegang pundak-pundaknya (Ia setinggi lima kaki lima inci, ukuran rata-rata pria Brasilia), maka menurut dugaannya mereka setinggi empat kaki. Namun antena-antena yang mencuat keluar dari pusat kepalanya menjulang di atas La Rubia. Kepala-kepala mereka bentuknya seperti bola sepak dan suatu sabuk membentang menyilang bagian tengah kepala dengan dilengkapi sesuatu yang tampaknya seperti sebarisan cermin-cermin kecil dalam dua jenis warna, yang satu lebih gelap daripada lainnya.

Tubuh-tubuh mereka tampak dempal, dadanya lebih lebar daripada dada La Rubia (La Rubia berotot tapi rada langsing), dan mereka memiliki anggota badan seperti lengan-lengan yang menurut pendapatnya menyerupai belalai gajah karena mengecil pada ujungnya tapi tanpa tangan atau jari-jemari. Namun ujung-ujung anggota badan ini kecilnya seperti sebuah jari biasa. Tubuh-tubuh mereka diselimuti lapisan kasar yang menyerupai sisik-sisik. Menurut pendapat La Rubia “lapisan” ini nyatanya adalah “kulit” robot-robot tersebut.

Tubuh-tubuh mereka itu rada membulat pada bagian bawahnya dan berakhir dengan hanya satu “kaki”. pendek kata mereka itu tampak begitu ganjil hingga saksi pada mulanya mengira makhluk-makhluk tersebut tengah duduk di atas sesuatu walau ia segera sadar tidak demikianlah halnya. “Kaki” tunggal itu berakhir pada suatu “panggung (platform)” yang berbentuk seperti piring. La Rubia menyamakan kaki dan platform ini dengan kursi-kursi yang dipakai di kapal-kapal dan mengatakan bahwa tubuh-tubuh mereka itu rupanya terbuat dari aluminium yang kusam.

Satu antara robot-robot itu berdiri di depan La Rubia satu lagi di sisinya dan yang ketiga dibelakangnya. Ia berusaha untuk lari tapi setelah sinar biru itu menyala ia merasa dirinya tak dapat bergerak. Ia mengayun-ayunkan lengannya ke segala arah tapi segera mengetahui ia telah disekap dalam sesuatu yang diterangkannya sebagai “Kaca tak tampak” atau sungkup kaca. Di samping lumpuhan dan rasa cemas yang masuk akal La Rubia merasa “normal”.

Sementara itu robot-robot tersebut mulai melayang di atas tanah. La Rubia melihat bahwa mereka semuanya bertubuh dan bertampang muka sama, satu-satunya perbedaan ialah bahwa salah satu diantaranya tengah memegang sesuatu yang tampaknya seperti alat suntik hipodermis. Alat suntik ini diacungkan oleh anggota badan makhluk itu dan diarahkan pada dirinya, setelah mana La Rubia merasa bergerak tanpa rasa bergerak menuju benda besar itu. Manakala ia mendekati betebedi (Benda-benda terbang belum dikenal) itu ia merasakan tubuhnya menggetar. Ia tak tahu bagaimana caranya ia masuk dalam benda tersebut: ia tiba-tiba saja menjumpai dirinya dalam sebuah lorong “aluminium” putih. Dihadapannya terdapat dinding tembus cahaya.

Dua robot menuju ke satu arah, yang ketiga ke arah lainnya; Ketika menoleh ke belakang dalam lorong itu La Rubia menampak….. melalui dinding tembus cahaya tersebut….. lapangan dimana benda itu berpangkal. Ia berkesimpulan bahwa pesawat itu telah tinggal landas dan terbang ke arah utara.

Sewaktu La Rubia tengah melihat ke belakang dan ke luar suatu cahaya biru terang kembali menyorot. Ia kini tahu bahwa dirinya sedang berada dalam sebuah ruangan besar berbentuk bulat. Cahaya itu agaknya datang dari langit-langit, dimana warnanya biru tua, lalu sedikit demi sedikit ke bawah ke bawah dindingmenjadi agak muda warnanya hingga akhirnya hampir bercampur dengan warna aluminium dinding-dinding tersebut.

Dalam ruangan besar ini saksi itu melihat ada sebanyak selusin makhluk pada satu sisi dan selusin lagi di sisi lain. Mereka mengingatkannya pada murid-murid sekolah dalam kelas terutama karena kaki-kaki tunggal mereka kelihatan seperti kursi-kursi.

Selama seluruh waktu tadi La Rubia telah meronta serta tak mampu berkata-kata. Namun ketika ia berusaha berteriak suaranya mendadak kembali. Ia berteriak “Apa yang kamu ingini ? Kamu siapa ?” Dengan rasa terkejut ia melihat makhluk-makhluk kecil itu mulai bertumbangan di lantai bagaikan boneka-boneka serdadu dari timah. La Rubia menduga suara kata-katanya telah menyebabkan mereka berjatuhan. Ketika ia berteriak makhluk-makhluk itu semuanya mengangkat anggota-anggota badannya ke puncak antena mereka dan memeganginya. Ujung-ujung antena ini menyerupai sendok-sendok kopi. Antena-antena ini berputaran dengan kecepatan begitu besar sehingga hanya kalau makhluk-makhluk itu memeganginya La Rubia dapat melihat bentuknya.

Setelah cahaya terang menyala lagi La Rubia menampak sebuah benda seperti piano kecil. Semacam kotak yang berukuran sekira enam inci dan berdiri di atas dua kaki dan kira-kira setinggi dada La Rubia. Kecuali alat yang satu ini ruangan tersebut kosong sama sekali.

Pada dua ujung alat itu sebuah antena mencuat. Sepanjang satu sisi kotak alat itu ada sebarisan “kunci” yang mengingatkan La Rubia pada kunci-kunci piano. Pada makhluk itu bergantian menanggalkan benda-benda kecil yang tampak seperti penyuntik dari cantolan-cantolan di ikat pinggang mereka lalu meletakkannya dalam sebuah “kaleng seng” di atas kotak tersebut.
Setiap kali salah satu penyuntik kecil ini diletakkan dalam kotak “seng” itu salah seorang dari mereka menekan sebuah tombol lalu suatu gambar warna yang bergerak muncul pada dinding ruangan. Setiap gambar menunjukkan adegan berbeda.

Pada gambar pertama La Rubia terlihat rebah telanjang di atas suatu meja tak terlihat (?) Ia tengah mengayunkan lengannya kemana-mana sementara salah satu makhluk itu memeriksanya dengan suatu sinar kecil kebiru-biruan yang keluar dari sebuah suntikan dan terarah pada dadanya. Makhluk lain sedang memeriksa kepalanya dengan suatu cahaya biru lain yang tak ada bekasnya. Cahaya itu membuat segalanya biru.

Tak lama kemudian makhluk lain lagi muncul dan menyodorkan sebuah “slide” lain lalu suatu gambar lain tampak.

Setiap gambar “diketengahkan” oleh makhluk lain secara begini.

Pada gambar kedua ia melihat dirinya seorang diri sambil berdiri tapi tetap telanjang bulat.

Gambar ketiga menunjukkan dirinya sudah berpakaian, memakai sepatunya serta membawa kantong berbelanjanya, seperti apa yang lajim dilakukannya. Gigi-giginya gemertakan dan ia kelihatan bingung tapi tiada suara apapun yang ke luar dari bibir-bibirnya. Salah satu lengannya tampak berayun-ayun.

Gambar keempat menunjukkan seekor kuda dan gerobak yang sedang berjalan di sebuah jalanan tanah. Tempatnya tampak tak dikenal. Seorang petani compang-camping, berkaki telanjang, dan mengenakan topi jerami muncul pada gambar tersebut.

Gambar lima menunjukkan dirinya sendiri sedang berdiri di dekat sebuah bola jingga muda.

Pada gambar keenam sekali lagi bola itu tampak tapi kali ini warnanya biru muda dan salah satu makhluk itu berdiri di sisinya.

Gambar ketujuh menunjukkan seekor anjing besar yang berusaha menyerang salah satu makhluk itu tapi tak dapat mencapainya. Dengan moncong yang menunjukkan amat marah binatang itu menggonggong empat atau lima kali. Pada saat itu juga makhluk tersebut mulai meleleh dari atas hingga bawah lalu menjadi semacam bubur.

Manakala La Rubia sedang memberikan keterangan di atas kepada Nyonya Granchi suaranya berubah menjadi makin kerasukan dan terheran-heran. Ia menceritakan pada wanita itu bahwa pada saat adegan ke tujuh tersebut salah satu makhluk yang bersama dia dalam ruangan berlari kedepan, berdiri disampingnya lalu mengacungkan salah sebuah alat penyuntik itu kearah anjing dalam gambar. Tiba-tiba anjing itu berubah jadi biru dan mulai meleleh tepat seperti halnya dengan makhluk itu ketika meleleh, dan akhirnya menjadi semacam “Bubur”.

Pada gambar kedelapan La Rubia melihat sebuah “Pabrik Betebedi”. di sana tampak tiga barisan piring terbang. Betebedi-betebedi pada dua baris di sebelah kanan sudah hampir siap pakai tapi baris di sebelah kiri masih berupa piring-piring terbang pada tahap rerangka belaka. Ketiga baris membentang hingga tak tampak. Segalanya tampak putih bersih sekali. Di situ tampak “jutaan” robot dengan melangkah kian kemari tapi La Rubia tak melihat sebuah alat pun.

Gambar kesembilan menunjukkan sebuah kereta api gaya Jepang yang meluncur di Brasilia. Kereta api itu tampak sudah tua dan nyata lama terpakai. Kecuali tak adanya sebuah jendela pun kereta-api itu tampak biasa-biasa saja. La Rubia melihat kereta itu memasuki sebuah terowongan lalu lenyap dari pemandangan.

Adegan berikutnya ialah sebuah jalan-raya semacam “Avenida Presidente Vargas”….. salah satu jalan besar yang ramai di Rio….. demikian padatnya dengan kendaraan sehingga lalulintas menjadi macet samasekali.

Selama wawancara Nyonya Granchi itu ia mengetahui bahwa La Rubia rupanya melihat gambar-gambar lain tentang mana pria itu segan mengatakan bahwa setelah gambar dirinya sendiri yang sedang berdiri telanjang suatu gambar lain lagi dipertunjukkan. Gambar ini menunjukkan dirinya sedang muntah-muntah dan berak dalam celananya.

Sementara dilakukan “Pertunjukan gambar-gambar” itu salah satu robot bergerak ke tengah ruangan dimana La Rubia berdiri…. tidaklah jelas apakah ia masih tetap disekap dalam sungkup kaca…… lalu mengambil salah satu alat penyuntik dari sabuknya dengan lengan kanan dan dialihkan ke lengan kiri, setelah mana alat itu mulai berputar, begitu cepat putarannya sehingga La Rubia tak dapat mengikutinya dengan matanya. Lalu makhluk tadi mengarahkan alatnya kedirinya; Lengan La Rubia terangkat tanpa dikehendakinya dan penumpang Betebedi itu menusukkan penyuntik pada ujung jari tengah tangan kanan saksi. La Rubia terus mengamatinya ketika penyuntik hampir dipenuhi dengan cairan yang tampaknya adalah darahnya sendiri. Ia tak tahu dengan tepat bagaimana darah itu diambil karena ia tak merasa sakit, dan tak ada bekas apa pun setelah itu.

Makhluk itu kemudian menunjuk ke dinding dan melukis…. rupanya dengan darah La Rubia tadi….. tiga lingkaran merah yang diimbuhi dengan tanda seperti huruf L.

Setelah adegan jalan raya yang ramai dipertunjukkan La Rubia dengan suatu cara “dilempar ke luar” dan jatuh ke atas jalanan dekat seberang setasiun bis Paciencia. Nyonya Granchi mengira ia mungkin telah di-teleport-kan (Teleportasi = Pengalihan gaib seseorang atau benda) ke tempat itu, tepat seperti apa yang mungkin berlangsung pada awal pengalaman La Rubia yaitu di-teleport-kan ke dalam Betebedi itu. Di atas tanah ia menjumpai dirinya sedang berdiri di sebelah salah satu robot tersebut. Segala barangnya ada padanya, bahkan tasnya juga, yang tak ada padanya ketika berada dalam Betebedi.

Setelah mendarat dan mengamati sekelilingnya La Rubia melihat ke arlojinya yang berhenti, pada jam 2.20 pagi. Ia membalikkan badan dan mengetahui bahwa makhluk yang mengiringinya agaknya telah lenyap. Manakala ia melihat ke atas dilihatnya sesuatu yang rupanya adalah dasar sebuah balon raksasa warna timah tapi cuaca masih gelap, dan tanpa adanya tanda-tanda atau lubang apa pun. Benda itu naik makin tinggi ke udara hingga ia tak menampak apa-apa lagi.

Nyonya Granchi bertanya pada La Rubia apakah ia mengetahui adanya saksi lain siapa pun. Ia membilang ya, seorang pria telah bercerita bahwa ia melihat sebuah Betebedi malam itu tapi La Rubia menyangsikan kesaksian orang itu karena pria yang diduga saksi itu adalah seorang pemabuk terus menerus.


(Sumber: Liberty 1461, 5 September 1981)

Popular Posts