Kamis, 03 Januari 2002

50 Tahun Silam, Inggris Bentuk Penyelidik Piring Terbang

London, Kamis, 3 Januari 2002

KEMENTERIAN Pertahanan Inggris rupanya telah membentuk sebuah badan rahasia untuk menyelidiki benda terbang tak dikenal (UFO), atau yang lebih dikenal dengan piring terbang, demikian dokumen resmi yang dipublikasikan untuk pertama kalinya, Rabu.

Badan gabungan itu, yang melibatkan ahli-ahli dari Direktorat Intelijen Ilmu Pengetahuan dan Komite Intelijen Teknis Terpadu, dibentuk pada 1951 setelah serangkaian penampakan piring terbang di Swedia dan AS mengarah pada munculnya laporan-laporan di Inggris.

Namun, para ilmuwan kurang memberikan perhatian pada gagasan bahwa Bumi sedang menghadapi invasi makhluk asing dari luar angkasa dan membantah hal itu sebagai "ilusi penglihatan dan khayalan kejiwaan", atau omong kosong belaka.

Tim penyelidik tersebut menyimpulkan bahwa kemajuan dalam lingkup ini hanya bisa dicapai dengan upaya terkoordinasi yang melibatkan jaringan pengamat visual, yang diperlengkapi dengan peralatan fotografi dan ditunjang oleh pangkalan radar dan penjejak suara.

"Kami sepatutnya menganggap hal ini, berdasarkan bukti yang ada sejauh ini, sebagai usaha yang sangat tidak menguntungkan. Untuk itu kami merekomendasikan sungguh-sungguh agar penyelidikan lebih lanjut mengenai fenomena angkasa misterius itu tidak dilakukan, kecuali jika dan sampai adanya sejumlah bukti material," kata laporan itu.

Salah satu kasus yang mereka selidiki adalah pengakuan Letnan Penerbang RAF Hubbard bahwa ia dua kali melihat "sebuah piringan datar, yang berwarna abu-abu mutiara terang dengan diameter sekitar 15 meter", terbang rendah di Farnborough, selatan London, dengan kecepatan 1.300 sampai 1.600 kilometer per jam.

Ilmuwan-ilmuwan itu menanggapi dengan sinis, "Mustahil bagi kita untuk mempercayai bahwa sebuah pesawat tidak konvensional, dengan kecepatan luar biasa, melakukan penerbangan rendah pada suatu pagi musim panas yang cerah di sebuah distrik berpenduduk padat dan menaruh minat pada penerbangan seperti Farnborough, tanpa menarik perhatian lebih dari satu pengamat." [Dh, Ant]


Sumber: Gatra.com 

Jumat, 20 November 1998

Ribuan Orang Buru Benda Bercahaya Di Banyuwangi

Sumber: SUARA PEMBARUAN DAILY, 20 Nopember 1998
Banyuwangi, Pembaruan
Ribuan orang dari berbagai kota di Jawa Timur (Jatim) dan Bali, Selasa (17/11) malam berdatangan secara bergelombang memadati Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Mereka memburu adanya benda bersinar di langit yang jatuh di wilayah tersebut.

Kota paling ujung timur dari wilayah Jatim yang mulai 'terbebas' dari aksi teror ninja mau pun pemeriksaan dari warga yang melakukan pengamanan swakarsa di jalan-jalan raya, datang ke Karetan untuk membuktikan adanya benda bercahaya terang warna kuning kebiruan yang memancar dari tengah hutan jati, masuk wilayah Dusun Turain, Desa Karetan.

Cahaya misterius yang dapat dilihat dari beberapa sudut desa di kawasan Kecamatan Purwoharjo sejauh 1 km itu ada sejak dua minggu terakhir. Semula, pancaran sinar terang tersebut disebutkan warga seperti meteor yang jatuh dari langit dan menghujam di tengah hutan jati. Bahkan karena Banyuwangi sedang dilanda keresahan isu dukun santet, sinar misterius itu sempat diisukan sebagai pusat kegiatan kelompok pembantai dukun santet yang disebut ninja.

Namun sesudah sekitar seribu penduduk umumnya laki-laki Desa Karetan yang membawa perlengkapan aneka senjata tajam didampingi sejumlah petugas Polsek Purwoharjo yang mengaku penasaran dan ingin mengetahui wujud benda yang memancarkan sinar misterius itu secara beramai-ramai, Minggu (15/11) malam sepakat melakukan pencarian ke pusat cahaya.

Beberapa warga yang ikut dalam rombongan pencarian mengaku tidak menemukan benda tersebut. Belasan wartawan dalam dan luar negeri yang semula bertugas meliput sidang pengadilan delapan tersangka pelaku pembantaian di Pengadilan Negeri Banyuwangi, Senin (16/11) malam bersama-sama datang dan menyaksikan cahaya tersebut. Kamerawan televisi luar negeri tampak mengabadikannya, termasuk beberapa wartawan dalam negeri yang mengambil gambar dengan tustel.

Kapolres Banyuwangi Letkol Pol Drs Edy Murdiono SH yang menyempatkan datang ke Desa Karetan menduga, cahaya itu sebagai bagian dari pecahan benda angkasa (meteror) yang jatuh beberapa waktu lalu. Meteor yang jatuh tersebut bisa jadi merupakan benda pertama dari meteor Lionids yang muncul dalam kurun waktu 33 tahun sekali.

''Bisa jadi, benda itu merupakan pecahan pertama meteor Linoids yang belakangan diburu banyak astronom yang berkumpul di Pegunungan Mongolia hingga Thailand Utara,'' ujarnya. (070)

Senin, 16 November 1998

UFO muncul di Xianmen, 10 November 1998

Media Indonesia, Senin, 16 November 1998

INFO GLOBAL - INTERNASIONAL
BEIJING: Sejumlah penduduk Xiamen, Cina bagian Utara, mengaku melihat piring terbang alias UFO. Menurut edisi luar negeri Harian Rakyat, UFO tersebut berbentuk apel, memiliki satu ekor warna merah dengan nyala warna kuning. Piring terbang tersebut pertama kali terlihat senja hari Selasa pekan silam (10/11). Dalam penampakan selama sekitar 20 menit tersebut, sang piring terbang bergerak ke arah barat daya. Sehari berikutnya, piring terbang itu muncul kembali. Menurut laporan, penampakan tersebut sempat direkam stasiun televisi setempat. Laporan juga mengutip para pakar ruang angkasa yang memperkirakan kemungkinan bahwa benda tak dikenal itu adalah satelit yang keluar orbit. Sementara sebagian besar penduduk percaya bahwa penampakan tersebut merupakan ilusi yang disebabkan refleksi asap pesawat terbang.

Jumat, 06 November 1998

Jet Cina buru UFO

Sumber: Bisnis Indonesia, 6 Nopember 1998

Tanggal peristiwa: 19 Oktober 1998

SHANGHAI (AFP): Dua pilot Angkatan Udara Cina gagal menyergap benda terbang tak dikenal (UFO) yang mereka gambarkan bentuknya mirip dalam film fiksi ilmiah. Pilot tersebut seperti terlibat dalam permainan kucing dan tikus antara benda asing itu dan jet tempur yang diperintahkan untuk memburunya. Sedikitnya 140 orang di darat juga melihat benda asing itu.

Kejadian itu dimulai ketika empat stasiun radar yang berbeda di utara Provinsi Hebei menangkap signal benda bergerak tak dikenal di udara tepat di atas basis pelatihan penerbangan militer dekat kota Chanzhou.

Dalam mengamati basis itu, UFO pertama tampak seperti bintang kecil, kemudian tambah besar dan semakin besar, mungkin dengan menurunkan ketinggiannya, ungkap laporan Hebei Daily kemarin.
Benda asing itu digambarkan seperti jamur dengan bentuk kubah di bagian atas dan rata di bagian bawah dengan ditutupi lampu terang yang terus berputar.

Komandan pangkalan melaporkan kepada atasannya tentang kejadian itu. Atasan memerintahkan pilot jet tempur Jianjiao-6 untuk memburu benda tak dikenal itu setelah memeriksa tidak ada pesawat sipil dan militer lain.

Dua pilot yang mengejar UFO mengatakan benda terbang asing itu mirip yang mereka lihat dalam film fiksi ilmiah. Ketika mereka berada pada jarak sekitar 4.000 meter dengan UFO, benda aneh itu tiba-tiba melesat ke atas. Permohonan untuk menembak UFO dengan meriam dari jet tempur ditolak oleh komandan di darat. (tw)


CHINESE JET FIGHTER PURSUES A UFO

Source: Courtesy of UFO Roundup: [http://www.ufoinfo.com/roundup/].
Editor: Joseph Trainor
Volume 3 Number 45, November, 1998

On Monday, October 19, 1998, four military radar stations in Hebei province, China, reported the presence of an unidentified blip hovering above a military flight training school in Changzhou.
Once authorities determined that the intruder was not a military or civilian flight, Colonel Li, the base commander, ordered a Jianjiao 6 jet fighter to take off and intercept the UFO.

"At least 140 people on the ground saw the object."

"To observers at the base, the UFO first appeared to be 'a small star' and then grew larger and larger, perhaps as it descended to a lower altitude, the report said."

"They described an object with a mushroom-shaped dome on top and a flat bottom covered with bright, continually-rotating lights."

The crew of the Jianjiao 6 interceptor consisted of a pilot and a radar officer. The two officers said "the object clearly resembled depictions they had seen in foreign science fiction films...When they got within 4,000 meters (13,200 feet) of the UFO over Qing county, it abruptly shot upward, easily evading subsequent attempts to get closer."

"It appeared to be toying with the fighter by repeatedly outdistancing it and then reappearing right above it, the report said."

The pilot requested permission to fire on the UFO with the plane's automatic 20mm cannon. He was denied permission to shoot by ground control and was told to continue to pursue and observe the object.

The pilot broke off pursuit at an altitude of 12,000 meters (39,600 feet) when the jet began running low on fuel. "The UFO then disappeared before two more modern (Chinese fighter) planes could arrive in the area."

Changzhou is 150 kilometers (90 miles) northwest of Shanghai. (See the Hong Kong Standard for November 4, 1998. The story apparently first ran in the Hebei Daily around October 22 and was picked up by the Chinese weekly newsmagazine Baokhan Wenzhai. Many thanks to Errol Bruce-Knapp and  Andy Denne of A.U.R.A. for forwarding the article.)

Rabu, 28 Oktober 1998

Piring Terbang Berisi 31 ET Ditemukan di Siberia

Sumber: Harian Kedaulatan Rakyat, 28 Oktober 1998

DI DALAM RONGSOKAN UFO
31 Mayat Makhluk Antariksa Ditemukan


NEW YORK (KR), Ilmuwan Rusia dilaporkan telah menemukan bongkahan piring terbang (UFO) yang diselimuti bongkahan es raksasa di Siberia secara tidak sengaja ketika mereka mencari tambang uranium. Tabloid The News yang terbit di New York, Senin, mengutip pernyataan ilmuwan Rusia Dr. Yuri Gortonin bahwa penemuan rongsokan piring terbang berdiameter 50 yard adalah "penemuan paling bersejarah di dunia".

"Selama bertahun-tahun ratusan ribu saksi mata melaporkan telah melihat UFO dan bahkan ada yang mengaku diculik makhluk ruang angkasa itu. Tapi kami telah menemukan UFO yang sebenarnya. Inilah penemuan terbesar abad ini," kata Dr. Yuri Gortonin, yang memimpin 22 anggota tim riset yang menyelidiki fenomena UFO. Berdasarkan komputer 'scanning' dan foto ultrasonik, menurut Yuri Gortonin, pada rongsokan piring terbang itu terdapat 31 mayat makhluk angkasa luar.

"Karena medannya sulit dan piring terbang itu jauh terbenam di dalam bongkahan es raksasa, maka kami baru bisa mengevakuasi mayat makhluk asing itu pada pertengahan Desember mendatang," katanya. Berdasarkan penyelidikan awal tim yang dipimpin Gortonin, piring terbang itu diduga jatuh di Siberia karena "kecelakaan".

"Kemungkinan piring terbang itu kehabisan bahan bakar dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di padang es yang membeku dimana suhu udaranya 50 derajat di bawah no," katanya.
"Dugaan kami piring terbang itu mengalami musibah ketika melakukan pendaratan darurat di Siberia sekitar 100 tahun lalu," lanjutnya.


Timbunan Es

Peralatan canggih yang digunakan untuk menyelidiki rongsokan pesawat asing itu tidak mendeteksi adanya kehancuran total piring terbang tersebut. "Jadi, kami perkirakan makhluk asing itu tewas bukan karena benturan atau luka-luka, melainkan membeku karena hawa dingin yang luar biasa," katanya.

Selama puluhan tahun piring terbang itu tertimbun es dan setelah 100 tahun timbunan es tersebut mencapai 26 kaki ketebalannya. Pembongkaran bongkahan es raksasa tersebut, menurut Gortonin, membutuhkan waktu beberapa pekan. Apalagi mereka harus menggali dengan hati-hati supaya tidak menghancurkan rongsokan piring terbang itu.
"Kita harus membongkarnya secara bertahap dan secara perlahan, sehingga membutuhkan waktu. Tapi, manakala semua pembongkaran itu selesai dilakukan, kami akan menggegerkan dunia dengan temuan kami," demikian Dr. Yuri Gortonin. (*)


Selain di Harian Kedaulatan Rakyat, berita tersebut juga dimuat di Harian Sore Surabaya Post dan Harian Merdeka (semuanya tanggal 28 Oktober 1998). Untuk Harian Merdeka, berita tersebut berjudul: Piring Terbang Berisi 31 ET Ditemukan di Siberia.

Rabu, 06 Mei 1998

Pendapat Permadi, S.H. tentang UFO

Sumber: Tabloid Bintang Indonesia, 6 Mei 1998


KITA‚ semua sedang di ambang batas Black Hole alias Lubang Hitam. Kira-kira, demikian kesimpulan diskusi bertopik nyeleneh yang diadakan Klub Metafisika Indonesia, kelompok pemerhati maupun "pelaku" fenomena paranormal, di Hotel Kebayoran Inn, Jakarta, Minggu (26/4). Bagaimana tidak nyeleneh, kalau acara yang dihadiri berbagai kalangan -- mulai dari mahasiswa, tokoh Lions Club Indonesia, sampai penyandang pangkat Marsekal AURI -- itu membahas topik yang selama ini kerap cuma jadi bahan buat haha-hihi : fenomena UFO alias piring terbang.

Permadi percaya, itu bukan ilusi. Maka, "Wahai paranormal di seluruh Indonesia, saat ini negara membutuhkan kita. Bersatulah! Sekarang tidak ada lagi yang lebih hebat dari yang lain. Permadi tidak lebih hebat dari Ki Gendeng Edan. Begitu pula si Edan, tidak lebih jago dari edan-edan yang lain," seru Permadi. Menurutnya, saat ini Planet Bumi sudah dikepung oleh UFO-UFO. "Dari segala penjuru semesta mereka datang untuk menyelamatkan Bumi yang telah rusak akibat keserakahan manusia."

Sesaat sebelum didaulat bicara di mimbar, pada BI Permadi mengatakan telah didatangi lebih dari 100 orang yang merasa dirinya "juru selamat", atau "ratu adil". Menurutnya, mereka berasal dari segala penjuru Nusantara. "Wuah, dari mana-mana. Dari Sorong sampai Aceh," ungkapnya.
Selain menyerukan persatuan dan kesatuan di antara sesama paranormal, Permadi juga mengajak bangsa Indonesia tetap optimis. "Pada saatnya nanti akan terbukti, negara kepulauan Republik Indonesia akan jadi mercusuar dunia!" kata Permadi, disambut keplok riuh 200-an pengunjung. Mungkin memang benar kata pepatah: di atas langit masih ada langit. Kalau itu benar, yaaa, selamat datang.... (hes)

Kamis, 30 April 1998

Dua Nelayan Lapor, Ada UFO Jatuh di Laut?

PIKIRAN RAKYAT, 30 APRIL 1998 - JAWA BARAT  -  BANDUNG

RANGKASBITUNG, (PR).-

Dua orang nelayan penduduk Kampung Sindanglaut Desa Darmasari, Jumroni (19) dan Enuy (26) melaporkan adanya benda jatuh empat kilometer dari pantai Bayah, Selasa (28/4) kemarin. Laporan kedua nelayan kepada Polsek Bayah ini didasarkan pada penglihatannya adanya benda di angkasa yang oleng, menyala dan jatuh ke laut.

"Secara samar-samar saya melihat ada pesawat di atas Samudra Indonesia yang oleng dan jatuh ke laut. Warnanya hijau," ujar Jumroni. Keterangan Jumroni ini dibenarkan pula oleh Enung yang merupakan rekan Jumroni saat menangkap ikan di laut.

Mendapat laporan dari dua orang warganya, aparat di Polsek Bayah segera melaporkan kejadian ini ke Mapolres Lebak. "Saya memang menerima laporan dari Polsek Bayah tentang adanya pesawat jatuh itu dan sudah memerintahkan untuk segera melakukan pengecekan," ujar Kapolres Lebak Letkol Pol. Drs. Neddy Yuriadi ketika dikonfirmasikan adanya laporan ini.

Selain menerjunkan anggotanya, Kapolres juga telah meminta bantuan para petugas dari Satpol Air dan pihak Koramil setempat, untuk melakukan pengecekan dan pencarian.

Sampai saat ini, para petugas kesulitan untuk mencari benda yang jatuh itu. Selain karena kedalaman laut yang mencapai 45 meter dan ombaknya yang setinggi dua meter, di lokasi yang ditunjukkan oleh kedua orang nelayan itu, tidak ditemukan bercak-bercak minyak sama sekali. Meski demikian kegiatan pencarian tetap terus dilakukan.

"Kami pun sudah menghubungi beberapa pangkalah udara untuk menanyakan kemungkinan ada armadanya yang jatuh. Tapi sampai sekarang belum ada yang melaporkan adanya pesawat jatuh," ujar Neddy.

Ditanya tentang kesaksian para pelapor yang menyatakan melihat dengan jelas adanya pesawat berwarna hijau, Neddy menyatakan bahwa di laut kemungkinan salah melihat bisa saja terjadi.
"Banyak kejadian aneh di luat. Bisa saja ikan lumba-lumba sedang meloncat yang dikira pesawat. Lagipula, masa ada pesawat berwarna hijau," guraunya.***

Selasa, 09 Desember 1997

ET Suka Menculik Manusia Saat Tidur

Kompas, Selasa, 9 Desember 1997

TIGA abad sebelum masehi sudah muncul dugaan, manusia bukan satu-satunya mahkluk beradab di alam semesta. "Meyakini bumi sebagai satu-satunya tempat yang penghuninya beradab di jagad mahaluas ini sebenarnya sama absurdnya dengan mengatakan, dari sejumlah benih yang disemai di sebuah ladang luas hanya satu yang berhasil tumbuh," kata Metrodorus Lampsacus (330-227 SM), filosof Yunani dari mashab Epicurianisme. Dua puluh tiga abad kemudian, pendapat sama kembali bergaung. Kali ini, yang bersuara adalah Mike Kaplan, Direktur Program Origins Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA). Katanya hari Selasa 12 Maret tahun lalu, dipastikan ada satu "bentuk" kehidupan intelektual lain di beberapa planet di luar gugus tata surya.

"Saya pikir, kita hanya perlu menunggu waktu guna bisa bertemu mereka. Bila suatu kali bertemu, harap tak heran kalau mereka akan berbeda," katanya di hadapan para peserta Konferensi Internasional tentang UFO (Unidentified Flying Objects atau benda-benda terbang tak dikenal alias Piring Terbang) di Toledo, Spanyol tahun lalu.

Setahun kemudian, ternyata gagasan itu kembali mengemuka dalam Konferensi Internasional II tentang UFO di Acapulco, Meksiko, Senin (8/12). Beberapa peserta konferensi, para ahli antariksa asal berbagai negara, mengatakan, sejumlah mahkluk luar angkasa yang akrab dikenal dengan sebutan ET (extraterrestrial, satu nama buatan sutradara Steven Spielberg yang meluncurkan film berjudul sama 1982 silam-Red) ternyata sering datang ke bumi secara diam-diam.

Lebih mengejutkan lagi, ternyata para ET itu suka "menculik" manusia saat tengah tertidur pulas dan kemudian membawanya pergi ke "alam" lain guna bisa dijadikan obyek eksperimental tertentu. Di antaranya, kata Budd Hopkins, sejumlah rahim perempuan telah "dipinjam" ET guna melangsungkan proses reproduksi. Sudah pasti, ini menjadi satu isu paling kontroversial dari semua versi kisah-kisah fantastik tentang Piring Terbang UFO berikut makhluk-mahkluk ET yang dibawanya.

***

SETIDAKNYA delapan peserta konferensi UFO di Acapulco itu sependapat, kisah "penculikan" manusia oleh mahkluk-mahkluk ET itu benar-benar empirik alias sungguh-sungguh pernah terjadi. Namun, lagi-lagi karena tingkat intelegensi ET lebih "tinggi" dibanding manusia, proses penculikannya pun mengundang decak kagum.

Menurut para peserta konferensi, sejumlah "korban" penculikan mengaku tak ingat lagi kapan dan bagaimana mereka "diculik". Namun, para ahli sependapat, mahkluk ET itu berhasil memperdaya kesadaran manusia lewat hipnotisme. Sebelum dikembalikan ke tempat tidur, para ET langsung "menghapus" seluruh memori manusia.

"Kami sangat membutuhkan penelitian serius dan mendalam atas masalah ini," kata Jaime Rodriguez, ahli UFO dari Ekuador. "Namun mereka harus bersikap terbuka dan berwawasan luas. Jika tidak, saya khawatir mereka hanya akan menertawakan kasus-kasus ganjil ini."

Para peserta konferensi menuturkan ada dua tipe ET berdasarkan ciri-ciri postur fisiknya. "Para ET yang sering beraksi di kawasan AS berciri memiliki kulit putih, kelopak mata besar, bentuk kepala besar dan gundul," kata Hopkins menjelaskan kisah penculikan warga New York, Linda Cortile, oleh sejumlah mahkluk ET 1989 silam. "Sementara para ET di Ekuador berpostur lebih tinggi, berkulit hijau zaitun dan berkepala gundul," tambah Rodriguez. (Rtr/ryi)

Popular Posts