Jumat, 27 November 2009

Dua sosok misterius di hutan Kemiri, Purworejo

Saat liburan Idul Fitri tahun 2009 Ardi Nugroho pulang ke kampungnya, menemani ibunya bersilahturahmi ke saudara-saudaranya. Dalam suatu kesempatan, dia bertemu dengan seseorang yang bernama pak Joko, yang menceritakan bertemu dengan dua sosok misterius di hutan Kemiri di kawasan Purworejo...

Menurut Ardi, yang namanya orang-orang pedesaan, ikatan persaudaraanya kuat sekali, makanya ia menemani ibu dan budhenya mendatangi hampir semua orang di kampung.

Singkat cerita, di Rabu sore, menjelang magrib, Ardi mengobrol dengan tetangga-tetangga budhenya, hingga kemudian sampai pada suatu cerita menarik dari pak Joko, tetangga agak jauh yang bekerja sebagai penjaga sekolah dan sering masuk hutan mencari kayu, jamur untuk dijual di pasar. Demikian cerita yang disampaikan pak Joko.

Waktu itu, awal bulan puasa, dia lupa harinya. Di sore hari, dia sendirian sedang berjalan keluar dari hutan, menuruni lereng bukit, tidak jauh dari dia berdiri, di pinggir jalan yang menurun berliku, tapi masih jauh dengan kampung terdekat, pak Joko melihat ada dua orang yang berdiri memandanginya, sepertinya mereka sedang menanti pak joko mendekati mereka.

Namun pak Joko ragu-ragu, hingga akhirnya salah satu dari orang asing itu melambai-lambaikan tangannya, seperti memanggilnya, yang membuat pak Joko akhirnya menghampiri mereka.

Apa yang dilihatnya tentang kedua orang tersebut, menurutnya sungguh aneh dan ganjil. Sayangnya pak Joko tidak terlalu mengingat secara detail tentang mereka. Yang diingatnya adalah, tingginya sekitar 170 cm, rambut keduanya pirang seperti bule, namun wajahnya tidak mirip orang kulit putih (eropa). Biji matanya biru ke hijau-hijauan, namun yg satu biru pekat. Yang membuat pak Joko terheran-heran dan agak takut adalah pakaian mereka yang tidak lazim. Pakaiannya sangat tebal, katanya mirip astronot yang pernah dilihat di televisi, dan salah satunya berkerudung. Keduanya memakai sarung tangan berwarna biru, sedang pakaiannya berwarna orange dengan banyak lingkaran-lingkaran warna hijau.

Menurut pak joko, perangai mereka sangat sopan, dan yang mengherankan, orang asing tersebut bertutur dengan bahasa Indonesia yang halus dan ini yang membuat pak Joko kikuk. Belum pernah dia menemui orang yg bertutur dengan aturan yang benar. Sedang yang satunya hanya diam saja.


Mereka mengatakan sedang melakukan penelitian tumbuhan di daerah itu,dan mengajak pak Joko berjalan-jalan bersama mereka. Namun pak Joko menolaknya, alasannya karena dia merasa penampilan orang-orang asing itu yang sangat ganjil selain juga hari sudah sangat sore.

Menurut pak Joko, yang masih diingatnya, di bagian lengan atasnya menempel simbol-simbol aneh yg belum pernah dilihatnya. Juga ada alat seperti jam, namun lebih besar dan agak berpendar yang menempel di pergelangan tangan mereka.

Ardi mengemukakan bahwa desanya bernama desa Kemiri, masih dalam kabupaten Purworejo (deket Yogya), yang sudah merupakan daerah pegunungan, dekat dengan hutan meskipun sudah bukan hutan perawan lagi, tetapi masih cukup lebat dan wingit.

Dilaporkan oleh Ardi Nugroho ke milis BETA-UFO  pada tanggal 29 September 2009. [betaufo]

Sabtu, 12 April 2008

Investigasi UFO di Dago, Bandung, 28 Desember 2007, terbukti hanya pantulan lampu

Informasi ini diperoleh dari sebuah blog dan kemudian melalui komunikasi via email dengan pemilik foto (Mrs. Anis and her husband from Singapore) dengan Edy Susanto, UFO investigator dari BETA-UFO Indonesia tanggal 10 April 2008, dan BETA-UFO mendapatkan file asli foto tersebut. 

 ============================

INFORMASI AWAL: 

Email from Mrs. Anis: 

My husband and myself were on a back-packing trip to Bandung (from Singapore) and we were staying in Dago (forgot the name of the hotel). It was the morning of 28th December 2007 after my husband has performed his morning subuh prayers. He was having a cigarette while looking out of the morning and enjoying the sunrise when he saw this oval-shaped light which was hovering. 

He quickly grabbed my Nikon D80 DSLR camera and snapped a few pictures (as attached). 

When I saw the first picture he snapped, I thought something's wrong with my camera but after looking thru the next few pictures (in my view finder) I definitely believed they were nothing related with my camera but what was caught in the sky. 

I am a part-time wedding photographer in Singapore and there was no way a dirt or light reflection in my camera's CCD can pull off an image like that. And there is definitely no photoshop touch-up or whatsoever that was done on those pics. What you saw on those pics are the actual images in the sky that early morning. 


Images attached are not compressed to allow you to zoom in for your scrutinisation. Please disregard the time / date attached to the picture cos my DSLR timing wasn't set accurately at that point in time.

Foto-foto dari Mrs. Anis 

  ============================

 

Berdasarkan analisa dan penelitian yang dilakukan di lokasi, foto ini dipastikan merupakan pantulan sinar lampu (ceiling lamp) yang ada di dalam kamar hotel tersebut). Tim yang menyelidiki ke lokasi adalah Edy Susanto, Indah Permata dan Julius Perdana. 

 

Laporan dari Edy Susanto: Kami (Julius, Indah dan Edy) mampir ke Hotel Bukit Dago untuk melihat langsung kamar yang pernah dihuni oleh tamu dari Singapore. Kira-kira pukul 12:00 siang hari Sabtu itu tanggal 12 Juli, setelah berkenalan dan berbicara sedikit dengan manager in charge, kami mendapat ijin dari Pak Nugraha untuk melihat langsung kamar di lantai 4. Dengan membawa foto yang telah di cetak ukuran 10R, Pak Nugraha mencoba mencari kamar yang tepat dengan arah pemandangan yang sama. Dibantu juga oleh Pak Haris, staff bagian operasional yang kebetulan berada di tempat dan dengan antusiasnya, beliau juga membandingkan 4 kamar yang bersebelahan dengan maksud mencari posisi yang cocok.

   ============================

Hi Edy, Yes, we stayed over at Hotel Bukit Dago. And my answeres to your queries 

1. Did the light move from one side to the other? Or did it just hover there still? - The light hovered at one point before moving across the sky (from left to right) 

 2. Did you hear any strange sound before, during and after it disappeared? - Not at all 

3. Can you explain more about the way it dissapeared, just blinked out, or fly away? how about the speed? - The object suddenly disappeared ; speed cannot be determined 

4. Is there any chance that it was just a reflection from the lamp at the ceiling of the room? - FYI, the window was opened and even if it could be the reflection, the picture would have caught the window frame in the picture. 

5. Can you please recall the hotel's name? This is important since there are many at Dago. - Confirmed Hotel Bukit Dago 

 6. What was the purpose you visit Bandung? - As previously mentioned, we were on a backpacking holiday trip 

7. Can we use your name/pictures/url for our reference? We respect privacy. - I would appreciate if my url not be published but I have no qualms with you referencing the image to my name. 

We are still sceptical about the images (cos we're not believers of UFO...heheh). Do revert to us if you do find the images of any use. Hope the above information suffice for your research. 

Thanks & regards, 

Anis 

   ============================

Lokasi tempat pemotret di Google Earth 6°52'36.78"S 107°37'0.44"E (dari Hotel Bukit Dago)

Hasil investigasi ini juga telah dipublikasikan di majalah BETAUFO no-16, Maret 2009 halaman 9. Bisa dibaca di sini atau lihat di bawah ini:

(klik untuk memperbesar)



Jumat, 24 Oktober 2003

Ahli Forensik Yakin Bigfoot Benar-benar Ada

Sumber: Kompas Cyber Media, Jumat, 24 Oktober 2003

Mereka menjadi pembicaraan di sekitar api unggun saat orang-orang Amerika berkemah. Mereka juga menjadi subjek yang dicari-cari peneliti dan para fotografer. Mereka adalah makhluk misterius serupa kera besar yang hidup di wilayah pegunungan Amerika Utara. Beberapa orang menyebutnya sebagai Sasquatch. Yang lain memanggilnya Bigfoot.

Ribuan orang mengaku pernah melihat manusia kera berbulu lebat itu, namun bukti keberadaannya masih kabur. Memang ada beberapa foto yang memperlihatkan makhluk tinggi besar tersebut, tetapi keasliannya diragukan. Sejauh ini banyak pula jejak-jejak kaki yang terlihat, tapi barangkali orang-orang isenglah yang membuatnya. Sisa tulang belulangnya pun tidak pernah ditemukan.

Meski begitu, ada sekelompok kecil ilmuwan yang masih tergoda mencari, bahkan meyakini keberadaan Bigfoot. Walau mungkin mendapat cemooh dari rekan-rekannya, namun kelompok ini mengungkapkan adanya bukti-bukti forensik yang cukup untuk menjalankan suatu ekspedisi yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yakni penelitian ilmiah yang komprehensif untuk membuktikan bahwa makhluk legendaris itu benar-benar ada.

"Berdasar bukti-bukti ilmiah yang telah kami pelajari, Saya yakin ada makhluk di luar sana yang belum diidentifikasikan," kata Jeff Meldrum, seorang profesor anatomi dan antropologi di Idaho State University, Pocatello.

Keturunan kera dari Asia

Cerita mengenai Sasquatch telah terdengar sejak berabad-abad lalu. Legenda mengenai kera raksasa itu selalu diceritakan dari mulut ke mulut oleh kebanyakan suku Indian di Amerika, juga bangsa-bangsa asli Eropa dan Asia. Orang-orang di Himalaya memiliki Manusia Salju Buruk Rupa yang disebut Yeti. Di kalangan orang-orang Aborigin Australia, Bigfoot dikenal sebagai Yowie Man.
Keberadaannya di antara bangsa-bangsa menimbulkan dugaan bahwa makhluk-makhluk di Amerika, Eropa dan Asia itu adalah keturunan dari sebangsa kera besar Asia yang bermigrasi hingga Amerika Utara pada jaman es. Para ilmuwan percaya saat ini setidaknya ada 2.000 manusia kera yang tinggal di hutan-hutan pegunungan Amerika Utara.

Makhluk jantan dewasa dari jenis ini diperkirakan berukuran tinggi 2,4 meter, beratnya sekitar 360 kilogram, dan mempunyai kaki yang ukurannya dua kali lebih besar dari kaki manusia sehingga mereka dikenal sebagai Bigfoot. Makhluk misterius ini diduga aktif malam hari (nocturnal) dan pemalu. Makanan utamanya adalah buah-buahan dan berbagai jenis berri.

Saksi mata

Apakah Bigfoot benar ada? Ya bagi orang-orang seperti Matt Moneymaker. Moneymaker, seorang penjelajah, telah mencari Bigfoot selama bertahun-tahun. Suatu hari, di hutan sebelah timur Ohio, ia mengklaim berjumpa dengan primata itu. "Saat itu jam dua pagi dan bulan seperempat penuh," kata Moneymaker. "Tiba-tiba di depan saya berdiri makhluk setinggi 2,4 meter, berdiri pada jarak lima meter, dan menggeram kapada saya. Ia seolah berkata bahwa saya berada di tempat yang salah."
Moneymaker, yang tinggal di Dana Point, California bagian selatan, adalah seorang pengacara yang di waktu senggangnya mengelola Bigfoot Field Researchers Organization, suatu jaringan yang terdiri dari sekitar 3.000 orang yang mengaku pernah bertemu Sasquatch.

Meski banyak yang mengaku melihat makhluk itu, sayang sekali tidak satupun yang berhasil memotretnya. Barangkali foto Bigfoot paling terkenal adalah yang diambil oleh Roger Patterson pada tahun 1967. Foto kontroversial itu melukiskan Bigfoot betina yang berjalan tergesa-gesa di tepi sebuah sungai di California utara. "Makhluk itu jelas-jelas bukan manusia," kata Moneymaker.
Untuk membuktikan bahwa mereka bukan sekedar berkhayal, para pendukung Bigfoot itu kini mencari bukti-bukti forensik untuk membuktikan keberadaannya. Penyelidik Jimmy Chilcutt dari Kepolisian Conroe, Texas, yang merupakan ahli dalam sidik jari dan jejak kaki, telah menganalisa lebih dari 150 cetakan kaki Bigfoot, yang disimpan di laboratorium Meldrum di Universitas Idaho.
Berdasar salah satu cetakan jejak kaki yang ditemukan tahun 1987 di Walla Walla, negara bagian Washington, Chilcutt meyakinkan bahwa Bigfoot benar-benar ada. "Pola dan teksturenya berbeda dengan pola lain yang pernah saya lihat," ujarnya. "Jelas ini tidak berasal dari manusia atau dari primata lain yang pernah saya ketahui. Pola alurnya memanjang sepanjang telapak, tidak seperti jejak manusia yang melebar. Tekstur telapak juga dua kali lebih tebal dibanding manusia, yang mengindikasikan makhluk ini memiliki kulit yang sangat tebal."

Sementara Meldrum mengatakan bahwa cetakan seberat 180 kilogram yang dikenal sebagai Cetakan Skookum menyajikan bukti yang lebih jelas mengenai keberadaan Bigfoot. Cetakan itu dibuat bulan September 2000 dari bekas jejak makhluk yang berbaring menyamping di sekitar tanah lumpur di Hutan Nasional Gifford Pinchot, di Washington.

Cetakan Skookum menggambarkan bentuk-bentuk yang diketahui sebagai lengan, paha, pinggul, dan juga betis. "Ukurannya 40 hingga 50 persen lebih besar dari manusia normal," kata Meldrum. "Dan anatominya tidak serupa dengan hewan-hewan yang sudah dikenal."
Mengenai hal itu, beberapa akademisi percaya Meldrum bisa jadi benar. Peneliti simpanse terkenal, Jane Goodall, bahkan mengatakan dirinya yakin bahwa primata-primata besar yang belum ditemukan, seperti Yeti atau Sasquatch, benar-benar ada.

Golongan tidak percaya

Meski demikian, mayoritas ilmuwan menganggap Bigfoot hanyalah omong kosong belaka. Mereka mengatakan bila makhluk itu memang ada, mengapa tidak satupun yang pernah tertangkap baik hidup maupun mati. Mengenai hal itu, para pembela Bigfoot berargumen bahwa makhluk itu sifatnya pemalu dan aktif di malam hari. Mereka juga menyebutkan bangkainya tidak pernah ditemukan seperti halnya kita jarang menemukan bangkai beruang grizzly di alam bebas. 

Hal yang meragukan lagi adalah kenyataan dimana contoh-contoh rambut yang dibawa saksi mata ternyata berasal dari rusa elk, beruang atau sapi. Beberapa penglihatan dan jejak kaki, setelah diselidiki ternyata palsu. "Bukti-itu adalah hasil kerja orang-orang yang mencari sensasi," kata Michael Dennett, salah satu peneliti yang tidak percaya.

Keraguan Dennett terhadap Bigfoot makin besar setelah ia mendengar cerita putra Ray Wallace, seorang pencari jejak Bigfoot. Wallace yang meninggal tahun lalu, menurut sang putra, ternyata menciptakan legenda Bigfoot dengan membuat jejak-jejak kaki palsu dari kayu di wilayah perkemahan sebelah utara California pada tahun 1958.

Sedangkan mengenai cerita dari para saksi mata, Dennett lebih menganggapnya sebagai halusinasi orang-orang saja. "laporan-laporan itu sama dengan laporan dari mereka yang mengaku melihat monster Loch Ness, UFO, atau makhluk lain," katanya. "Pikiran mengenai monster merupakan produk dari khayalan manusia. Kita mendengar cerita-cerita seperti itu di seluruh dunia, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki monster dalam pikirannya sendiri." (nationalgeographic/wsn)

Kamis, 03 Januari 2002

50 Tahun Silam, Inggris Bentuk Penyelidik Piring Terbang

London, Kamis, 3 Januari 2002

KEMENTERIAN Pertahanan Inggris rupanya telah membentuk sebuah badan rahasia untuk menyelidiki benda terbang tak dikenal (UFO), atau yang lebih dikenal dengan piring terbang, demikian dokumen resmi yang dipublikasikan untuk pertama kalinya, Rabu.

Badan gabungan itu, yang melibatkan ahli-ahli dari Direktorat Intelijen Ilmu Pengetahuan dan Komite Intelijen Teknis Terpadu, dibentuk pada 1951 setelah serangkaian penampakan piring terbang di Swedia dan AS mengarah pada munculnya laporan-laporan di Inggris.

Namun, para ilmuwan kurang memberikan perhatian pada gagasan bahwa Bumi sedang menghadapi invasi makhluk asing dari luar angkasa dan membantah hal itu sebagai "ilusi penglihatan dan khayalan kejiwaan", atau omong kosong belaka.

Tim penyelidik tersebut menyimpulkan bahwa kemajuan dalam lingkup ini hanya bisa dicapai dengan upaya terkoordinasi yang melibatkan jaringan pengamat visual, yang diperlengkapi dengan peralatan fotografi dan ditunjang oleh pangkalan radar dan penjejak suara.

"Kami sepatutnya menganggap hal ini, berdasarkan bukti yang ada sejauh ini, sebagai usaha yang sangat tidak menguntungkan. Untuk itu kami merekomendasikan sungguh-sungguh agar penyelidikan lebih lanjut mengenai fenomena angkasa misterius itu tidak dilakukan, kecuali jika dan sampai adanya sejumlah bukti material," kata laporan itu.

Salah satu kasus yang mereka selidiki adalah pengakuan Letnan Penerbang RAF Hubbard bahwa ia dua kali melihat "sebuah piringan datar, yang berwarna abu-abu mutiara terang dengan diameter sekitar 15 meter", terbang rendah di Farnborough, selatan London, dengan kecepatan 1.300 sampai 1.600 kilometer per jam.

Ilmuwan-ilmuwan itu menanggapi dengan sinis, "Mustahil bagi kita untuk mempercayai bahwa sebuah pesawat tidak konvensional, dengan kecepatan luar biasa, melakukan penerbangan rendah pada suatu pagi musim panas yang cerah di sebuah distrik berpenduduk padat dan menaruh minat pada penerbangan seperti Farnborough, tanpa menarik perhatian lebih dari satu pengamat." [Dh, Ant]


Sumber: Gatra.com 

Jumat, 20 November 1998

Ribuan Orang Buru Benda Bercahaya Di Banyuwangi

Sumber: SUARA PEMBARUAN DAILY, 20 Nopember 1998
Banyuwangi, Pembaruan
Ribuan orang dari berbagai kota di Jawa Timur (Jatim) dan Bali, Selasa (17/11) malam berdatangan secara bergelombang memadati Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Mereka memburu adanya benda bersinar di langit yang jatuh di wilayah tersebut.

Kota paling ujung timur dari wilayah Jatim yang mulai 'terbebas' dari aksi teror ninja mau pun pemeriksaan dari warga yang melakukan pengamanan swakarsa di jalan-jalan raya, datang ke Karetan untuk membuktikan adanya benda bercahaya terang warna kuning kebiruan yang memancar dari tengah hutan jati, masuk wilayah Dusun Turain, Desa Karetan.

Cahaya misterius yang dapat dilihat dari beberapa sudut desa di kawasan Kecamatan Purwoharjo sejauh 1 km itu ada sejak dua minggu terakhir. Semula, pancaran sinar terang tersebut disebutkan warga seperti meteor yang jatuh dari langit dan menghujam di tengah hutan jati. Bahkan karena Banyuwangi sedang dilanda keresahan isu dukun santet, sinar misterius itu sempat diisukan sebagai pusat kegiatan kelompok pembantai dukun santet yang disebut ninja.

Namun sesudah sekitar seribu penduduk umumnya laki-laki Desa Karetan yang membawa perlengkapan aneka senjata tajam didampingi sejumlah petugas Polsek Purwoharjo yang mengaku penasaran dan ingin mengetahui wujud benda yang memancarkan sinar misterius itu secara beramai-ramai, Minggu (15/11) malam sepakat melakukan pencarian ke pusat cahaya.

Beberapa warga yang ikut dalam rombongan pencarian mengaku tidak menemukan benda tersebut. Belasan wartawan dalam dan luar negeri yang semula bertugas meliput sidang pengadilan delapan tersangka pelaku pembantaian di Pengadilan Negeri Banyuwangi, Senin (16/11) malam bersama-sama datang dan menyaksikan cahaya tersebut. Kamerawan televisi luar negeri tampak mengabadikannya, termasuk beberapa wartawan dalam negeri yang mengambil gambar dengan tustel.

Kapolres Banyuwangi Letkol Pol Drs Edy Murdiono SH yang menyempatkan datang ke Desa Karetan menduga, cahaya itu sebagai bagian dari pecahan benda angkasa (meteror) yang jatuh beberapa waktu lalu. Meteor yang jatuh tersebut bisa jadi merupakan benda pertama dari meteor Lionids yang muncul dalam kurun waktu 33 tahun sekali.

''Bisa jadi, benda itu merupakan pecahan pertama meteor Linoids yang belakangan diburu banyak astronom yang berkumpul di Pegunungan Mongolia hingga Thailand Utara,'' ujarnya. (070)

Senin, 16 November 1998

UFO muncul di Xianmen, 10 November 1998

Media Indonesia, Senin, 16 November 1998

INFO GLOBAL - INTERNASIONAL
BEIJING: Sejumlah penduduk Xiamen, Cina bagian Utara, mengaku melihat piring terbang alias UFO. Menurut edisi luar negeri Harian Rakyat, UFO tersebut berbentuk apel, memiliki satu ekor warna merah dengan nyala warna kuning. Piring terbang tersebut pertama kali terlihat senja hari Selasa pekan silam (10/11). Dalam penampakan selama sekitar 20 menit tersebut, sang piring terbang bergerak ke arah barat daya. Sehari berikutnya, piring terbang itu muncul kembali. Menurut laporan, penampakan tersebut sempat direkam stasiun televisi setempat. Laporan juga mengutip para pakar ruang angkasa yang memperkirakan kemungkinan bahwa benda tak dikenal itu adalah satelit yang keluar orbit. Sementara sebagian besar penduduk percaya bahwa penampakan tersebut merupakan ilusi yang disebabkan refleksi asap pesawat terbang.

Jumat, 06 November 1998

Jet Cina buru UFO

Sumber: Bisnis Indonesia, 6 Nopember 1998

Tanggal peristiwa: 19 Oktober 1998

SHANGHAI (AFP): Dua pilot Angkatan Udara Cina gagal menyergap benda terbang tak dikenal (UFO) yang mereka gambarkan bentuknya mirip dalam film fiksi ilmiah. Pilot tersebut seperti terlibat dalam permainan kucing dan tikus antara benda asing itu dan jet tempur yang diperintahkan untuk memburunya. Sedikitnya 140 orang di darat juga melihat benda asing itu.

Kejadian itu dimulai ketika empat stasiun radar yang berbeda di utara Provinsi Hebei menangkap signal benda bergerak tak dikenal di udara tepat di atas basis pelatihan penerbangan militer dekat kota Chanzhou.

Dalam mengamati basis itu, UFO pertama tampak seperti bintang kecil, kemudian tambah besar dan semakin besar, mungkin dengan menurunkan ketinggiannya, ungkap laporan Hebei Daily kemarin.
Benda asing itu digambarkan seperti jamur dengan bentuk kubah di bagian atas dan rata di bagian bawah dengan ditutupi lampu terang yang terus berputar.

Komandan pangkalan melaporkan kepada atasannya tentang kejadian itu. Atasan memerintahkan pilot jet tempur Jianjiao-6 untuk memburu benda tak dikenal itu setelah memeriksa tidak ada pesawat sipil dan militer lain.

Dua pilot yang mengejar UFO mengatakan benda terbang asing itu mirip yang mereka lihat dalam film fiksi ilmiah. Ketika mereka berada pada jarak sekitar 4.000 meter dengan UFO, benda aneh itu tiba-tiba melesat ke atas. Permohonan untuk menembak UFO dengan meriam dari jet tempur ditolak oleh komandan di darat. (tw)


CHINESE JET FIGHTER PURSUES A UFO

Source: Courtesy of UFO Roundup: [http://www.ufoinfo.com/roundup/].
Editor: Joseph Trainor
Volume 3 Number 45, November, 1998

On Monday, October 19, 1998, four military radar stations in Hebei province, China, reported the presence of an unidentified blip hovering above a military flight training school in Changzhou.
Once authorities determined that the intruder was not a military or civilian flight, Colonel Li, the base commander, ordered a Jianjiao 6 jet fighter to take off and intercept the UFO.

"At least 140 people on the ground saw the object."

"To observers at the base, the UFO first appeared to be 'a small star' and then grew larger and larger, perhaps as it descended to a lower altitude, the report said."

"They described an object with a mushroom-shaped dome on top and a flat bottom covered with bright, continually-rotating lights."

The crew of the Jianjiao 6 interceptor consisted of a pilot and a radar officer. The two officers said "the object clearly resembled depictions they had seen in foreign science fiction films...When they got within 4,000 meters (13,200 feet) of the UFO over Qing county, it abruptly shot upward, easily evading subsequent attempts to get closer."

"It appeared to be toying with the fighter by repeatedly outdistancing it and then reappearing right above it, the report said."

The pilot requested permission to fire on the UFO with the plane's automatic 20mm cannon. He was denied permission to shoot by ground control and was told to continue to pursue and observe the object.

The pilot broke off pursuit at an altitude of 12,000 meters (39,600 feet) when the jet began running low on fuel. "The UFO then disappeared before two more modern (Chinese fighter) planes could arrive in the area."

Changzhou is 150 kilometers (90 miles) northwest of Shanghai. (See the Hong Kong Standard for November 4, 1998. The story apparently first ran in the Hebei Daily around October 22 and was picked up by the Chinese weekly newsmagazine Baokhan Wenzhai. Many thanks to Errol Bruce-Knapp and  Andy Denne of A.U.R.A. for forwarding the article.)

Rabu, 28 Oktober 1998

Piring Terbang Berisi 31 ET Ditemukan di Siberia

Sumber: Harian Kedaulatan Rakyat, 28 Oktober 1998

DI DALAM RONGSOKAN UFO
31 Mayat Makhluk Antariksa Ditemukan


NEW YORK (KR), Ilmuwan Rusia dilaporkan telah menemukan bongkahan piring terbang (UFO) yang diselimuti bongkahan es raksasa di Siberia secara tidak sengaja ketika mereka mencari tambang uranium. Tabloid The News yang terbit di New York, Senin, mengutip pernyataan ilmuwan Rusia Dr. Yuri Gortonin bahwa penemuan rongsokan piring terbang berdiameter 50 yard adalah "penemuan paling bersejarah di dunia".

"Selama bertahun-tahun ratusan ribu saksi mata melaporkan telah melihat UFO dan bahkan ada yang mengaku diculik makhluk ruang angkasa itu. Tapi kami telah menemukan UFO yang sebenarnya. Inilah penemuan terbesar abad ini," kata Dr. Yuri Gortonin, yang memimpin 22 anggota tim riset yang menyelidiki fenomena UFO. Berdasarkan komputer 'scanning' dan foto ultrasonik, menurut Yuri Gortonin, pada rongsokan piring terbang itu terdapat 31 mayat makhluk angkasa luar.

"Karena medannya sulit dan piring terbang itu jauh terbenam di dalam bongkahan es raksasa, maka kami baru bisa mengevakuasi mayat makhluk asing itu pada pertengahan Desember mendatang," katanya. Berdasarkan penyelidikan awal tim yang dipimpin Gortonin, piring terbang itu diduga jatuh di Siberia karena "kecelakaan".

"Kemungkinan piring terbang itu kehabisan bahan bakar dan terpaksa melakukan pendaratan darurat di padang es yang membeku dimana suhu udaranya 50 derajat di bawah no," katanya.
"Dugaan kami piring terbang itu mengalami musibah ketika melakukan pendaratan darurat di Siberia sekitar 100 tahun lalu," lanjutnya.


Timbunan Es

Peralatan canggih yang digunakan untuk menyelidiki rongsokan pesawat asing itu tidak mendeteksi adanya kehancuran total piring terbang tersebut. "Jadi, kami perkirakan makhluk asing itu tewas bukan karena benturan atau luka-luka, melainkan membeku karena hawa dingin yang luar biasa," katanya.

Selama puluhan tahun piring terbang itu tertimbun es dan setelah 100 tahun timbunan es tersebut mencapai 26 kaki ketebalannya. Pembongkaran bongkahan es raksasa tersebut, menurut Gortonin, membutuhkan waktu beberapa pekan. Apalagi mereka harus menggali dengan hati-hati supaya tidak menghancurkan rongsokan piring terbang itu.
"Kita harus membongkarnya secara bertahap dan secara perlahan, sehingga membutuhkan waktu. Tapi, manakala semua pembongkaran itu selesai dilakukan, kami akan menggegerkan dunia dengan temuan kami," demikian Dr. Yuri Gortonin. (*)


Selain di Harian Kedaulatan Rakyat, berita tersebut juga dimuat di Harian Sore Surabaya Post dan Harian Merdeka (semuanya tanggal 28 Oktober 1998). Untuk Harian Merdeka, berita tersebut berjudul: Piring Terbang Berisi 31 ET Ditemukan di Siberia.

Popular Posts